Ch. 39: Bebas Berkelana

21 4 2
                                    

"Ee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ee... eem... t-tidak harus sekarang!" Alfre menjawab dengan tergagap.

Setelah mendengar penjelasan Zouka, akhirnya mereka bertiga berdiri di depan makam besar dan batu nisan bertuliskan nama Guardian Li tersebut dengan hening.

"Jadi... makam ini tidak memiliki jasad, ya?" Alfre menatap kosong ke makam besar di hadapannya, ucapannya lebih terdengar seperti basa-basi karena masih merasa canggung dengan Zouka. "Dan, rupanya temanku yang bernama Zouka inilah sosok guardian Li yang hilang selama seratus tahun itu."

"Kenapa kalian ada di sini? Bukankah kalian seharusnya sudah berlatih dengan para raja itu sekarang?" Zouka yang tidak lagi ingin basa-basi segera menyerang ucapan Alfre dengan pertanyaan yang mendesak.

Alfre menghela napas berat sebelum menjelaskan kepada Zouka. "Kami menolaknya. Mereka ingin memisahkan kami, dibawa ke kerajaan mereka masing-masing dan berlatih di sana. Aku tidak mau."

"Pfftt...." Zouka tertawa kecil mendengar pengakuan Alfre, seperti yang telah Zouka duga sebelumnya, bahwa hal itu akan terjadi. Tawa Zouka mengundang pandangan Alfre, Azryl, dan Aska.

"Mungkin, kau bisa membantu kami." Azryl berkata tiba-tiba, membuat Zouka berhenti tertawa.

"Apa maksudmu? Membantu apa?" Zouka bertanya dengan raut wajah yang serius sekarang.

"Kau adalah guardian yang pertama, 'kan?" Azryl kembali bertanya.

Zouka menjawab dengan anggukan, ingin segera mengetahui apa tujuan Azryl bertanya seperti itu.

"Kalau begitu, kau bisa membantu kami yang hanya para reinkarnasi, untuk memunculkan kekuatan kami?" Azryl bertanya dengan keformalan tingkat tinggi.

Zouka terkekeh melihat tingkah Azryl yang berbeda dari biasanya. "Kau sadarkan kau sedang berbicara dengan temanmu sendiri? Tolong jangan anggap aku seperti orang asing di matamu." Zouka meminta pada Azryl dan kedua temannya yang lain, hal itu membuat mereka bertiga menjadi semakin malu dan sungkan terhadap Zouka.

"Tapi, omong-omong, aku rasa aku bisa membantu kalian mendapatkan kekuatan kalian selayaknya para guardian yang terdahulu." Zouka melanjutkan.

"Bagaimana caranya?!" Alfre dengan cepat menyambar.

Setelah membahas bagaimana caranya, dan berbincang cukup lama, akhirnya mereka memutuskan untuk pergi dari wilayah Kerajaan Cacao pagi itu juga.

Zouka meminta teman-temannya untuk menunggu sejenak di sana. Zouka pergi sendiri ke tengah kota Cacao, kurang lebih tiga puluh menit Zouka baru kembali ke tempat yang sunyi itu, membawa dua kuda dan tiga jubah.

Zouka mengajak teman-temannya untuk segera pergi dari wilayah Kerajaan Cacao setelah mereka selesai mengenakan jubah mereka agar mereka tidak mudah dikenali.

Azryl menaiki kuda lebih dulu, Azryl terlihat mahir saat melakukannya. Hal itu membuat Aska dan Alfre terkejut dan sedikit curiga.

"Tunggu dulu! Darimana kau mendapatkan skill menaiki seekor kuda?!" Alfre bertanya dengan rasa heran yang luar biasa. Sementara, Azryl sendiri terlihat biasa saja.

"Aku rasa itu mudah, seperti kalian naik ke atas motor." Azryl menjawab dengan enteng.

Jawaban Azryl tersebut sangat membuat Aska dan Alfre keheranan dan syok.

"K-kau... aku mulai curiga kalau kau sebenarnya juga guardian generasi lama!" Aska menyeletuk dengan rasa merinding.

"Itu benar!" Azryl berteriak dengan antusias yang dibuat-buat untuk mendramatisir keadaan.

"Oh! Ayolah! Yang benar saja, Azryl! Kau pasti bercanda!" Aska berteriak gelisah.

Zouka menggelengkan kepala. "Tck... tck... cepat naik ke kuda, bercandanya di jalan saja," lanjut Zouka sambil membopong tubuh Alfre secara tiba-tiba, mengangkat dan meletakkan Alfre di badan kuda, di belakang Azryl tepatnya.

Setelah membantu Alfre naik ke atas kuda, giliran Zouka melompat dengan lihai ke atas kuda, di saksikan oleh ketiga temannya dengan penuh kekaguman. Tidak dapat diragukan lagi dari sosok guardian terdahulu, yang hidup kembali di jaman modern, pasti Zouka bisa melakukan banyak hal yang tidak akan mereka duga sebelumnya. Mulai detik itu, rasa hormat dan bangga mereka terhadap Zouka menjadi lebih tinggi.

Zouka mengulurkan tangannya untuk Aska, agar Aska juga bisa naik di belakang kemudi. Aska mencengkeram lengan Zouka dengan menaruh penuh rasa percayanya pada Zouka, sehingga Zouka dapat menarik tubuh Aska naik ke badan belakang kuda. Zouka menarik tanpa susah payah, seperti mengambil debu dari lantai, sehingga Aska naik di atas kuda dengan sempurna.

Mereka melanjutkan perjalanan mereka, dengan Zouka memimpin jalannya kuda.

"Darimana kau mendapatkan kuda dan jubah ini?" tanya Aska yang penasaran.

"Aku mendapatkannya dari tukang pandai besi, aku bekerja untuknya, dan aku meminta imbalan kuda dan jubah."

"Kau tidak meminta makanan?" Alfre bertanya dengan polos dari arah samping, karena kuda mereka yang berjalan berdampingan.

"Soal makan kita bisa berburu di hutan. Aku membawa banyak perlengkapan senjata di dalam tas kuda, senjata bekas barang bawaan yang kuambil dari ninja." Zouka menjawab dengan dingin dan penuh wibawa.

***

Beberapa jam telah berlalu sejak kepergian Zouka dan ketiga sahabatnya dari Kerajaan Cacao, keluar menuju pedalaman hutan, seseorang dengan busana yang tidak lazim justru melintas masuk dengan cepat menuju ke gerbang Kerajaan Cacao, memohon bantuan dengan segera kepada penjaga gerbangnya.

Pria itu tersandung dan berjalan terhuyung-huyung dari hutan, mengklaim dirinya sebagai seorang pelari cepat dari Kerajaan Lilac. Mendengar pengakuannya, penjaga gerbang Cacao tentu saja tercengang; pakaian yang dikenakannya tidak sejalan dengan klaimnya sebagai seorang ninja. Namun, salah satu dari penjaga gerbang yang berbadan tinggi mengantarnya masuk ke wilayah Kerajaan Cacao hingga ke kastilnya.

Setibanya di dalam, mereka bertemu dengan empat Raja yang tengah berbincang di tengah taman Cacao, dan pria itu menginterupsi.

"Yang Mulia Raja dari empat kerajaan! S-saya memohon maaf atas kedatangan saya dalam keadaan yang tidak pantas seperti ini! Saya adalah seorang pelari cepat dari Kerajaan Lilac!" ujarnya memperkenalkan dirinya.

Mendengar pengakuannya, Raja Aro, yang merupakan Raja dari Kerajaan Lilac, terkejut melihat kondisi prajurit terbaiknya yang begitu memprihatinkan; busana aneh, tanpa masker penutup wajah, dan juga tanpa senjata.

"Apa yang terjadi padamu?!" Raja Aro bertanya dengan cepat dan nada sedikit marah, melihat kekacauan pada salah satu anak buahnya yang paling handal.

Dengan sikap hormat, pria itu menjelaskan di hadapan keempat Raja yang kini memiliki ekspresi terkejut secara serentak. "Saya dipukul keras dari belakang ketika saya hendak pulang... s-setelah itu, saya tidak ingat apa-apa lagi... dan, barang-barang saya... semuanya hilang diambil...."

To be continued....

To be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Everoses: 7 Guardians Of Dawnfall [In Bahasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang