Ch. 5: Hewan Yang Berbicara

31 11 0
                                    

"Kenapa jadi kalian yang terlibat dalam pertikaian?!" pekik Zey, suaranya bergema dalam keheningan lorong gelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa jadi kalian yang terlibat dalam pertikaian?!" pekik Zey, suaranya bergema dalam keheningan lorong gelap. Melihat Aska dan Azryl yang justru malah saling bertikai.

Dengan nekat, Zey mendekat dan menepuk pundak Azryl, namun upayanya malah berakhir dengan dia terpental jauh ke arah lorong yang lebih gelap, nasibnya berakhir sama seperti Aska. Sementara Aska tidak berdaya untuk membantu Zey yang terpental ke arah yang berlawanan darinya.

Sekarang Azryl, dihantui kemarahan, memandang tajam ke arah keempat individu di depannya. Dahaga akan tindakan ekstrim memantul di matanya, dan tanpa ragu, dia melangkah maju. Namun, sebelum dapat mengeksekusi niatnya kepada salah satu adik kelasnya, terdengar gemuruh hewan dari lorong gelap tempat Zey terhempas.

'Gruduk... Gruduk... Gruduk....'

Deru yang semakin mendekat menciptakan ketegangan yang sulit dihindari. Rupanya Zey, yang sebelumnya terhempas, muncul kembali dengan cakar tajam dan aura misterius yang mengelilinginya. Seperti hewan buas yang siap menerkam, Zey muncul dari kegelapan lorong dengan pupil mata meruncing bagai mata seekor kucing. Langkah kaki berat Zey bergema, memberikan gambaran akan kehadiran yang begitu kuat dan mengancam. Dengan cakar tajam, Zey meluncur menuju Azryl dalam serangan yang begitu cepat dan lompatan mematikan.

Aska, terkapar karena kesakitan, menyaksikan dengan perasaan cemas kedua mata yang tampaknya dipenuhi oleh kekuatan misterius. Mata tajam Zey, menyerupai mata kucing yang tajam, berkontrast dengan pupil Azryl yang memancarkan cahaya ungu gelap. Sepertinya, mereka berdua tengah terlibat dalam pertarungan yang melampaui batas kemampuan manusia biasa, hampir seperti kerasukan yang mengguncang batin mereka berdua.

Pertarungan mencapai puncak ketika Zey berhasil mendominasi. Azryl terjatuh tanpa daya, dan cakar tajam Zey hampir menyentuh dada Azryl. Namun, Azryl menunjukkan keberanian dan aura dominasi yang tidak kalah dari Zey, dengan menahan tangan Zey kuat-kuat sehingga Zey tidak mampu melukai Azryl. Posisi mereka sama-sama saling mengunci.

"Apa yang kalian berempat tunggu?! Cepat pergi dari sini!" Aska, tanpa banyak pilihan, memberikan instruksi kepada keempat saksi bisu pertarungan tersebut untuk segera meninggalkan tempat itu. Mereka pun langsung melarikan diri selagi bisa, dari lorong yang semakin terkubur dalam kegelapan.

Sementara Aska, dengan hati yang berdebar-debar, berusaha sekuat tenaga bangkit dari tanah, menahan rasa sakit dan hempasan tubuhnya, untuk berjalan dan mencari bantuan. Hal pertama yang Aska pikirkan adalah menemui Zouka, Aska yakin, Zouka yang dapat menghentikan ini. Tertatih Aska berjalan, menelusuri lorong, meninggalkan Azryl dan Zey dalam pertarungan mereka.

Meskipun pertarungan masih berlangsung dengan intensitas tinggi, Azryl tidak menyerah begitu saja. Dengan tendangan yang kuat, dia mengirim Zey terpelanting ke arah samping. Azryl, tanpa mengabaikan kewaspadaannya, memanfaatkan peluang tersebut dengan meraih leher Zey, mencengkeramnya kuat hingga Zey terbatuk dan posisinya kini terbalik. Azryl mendominasi di atas, sedangkan Zey berada di tanah. Zey menahan lengan Azryl yang mencengkeram lehernya dengan kuat. Zey tidak menunjukkan tanda-tanda kelemahan sama sekali. Dengan mata kucingnya yang semakin tajam, dia kembali membalas serangan dengan penuh kekuatan. Azryl dan Zey terlibat dalam tarian pertarungan kehidupan dan kematian yang dramatis, seolah-olah mereka karakter dalam sebuah tragedi kuno.

***

"Emmhh...."

Alfre membuka mata perlahan-lahan, kepalanya masih terasa sakit. Saat menyadari dirinya terbaring di koridor yang gelap, Alfre segera mencari ponsel yang terjatuh saat pingsannya. Keadaan gelap membuatnya ketakutan, dia sangat membutuhkan cahaya senter ponselnya.

'Tak...! Sett...!'

Alfre berhasil menemukan ponselnya, segera menyalakan senter. Cahaya menerangi sekitarnya, dan dia terkejut mendapati dirinya dikelilingi oleh tikus-tikus yang menatapnya.

Dalam kebingungan, Alfre berteriak, melempar ponselnya, dan menutup kedua telinganya sambil memejamkan mata. "Aku tidak mungkin melihat kalian! Tidak! Ini aneh! Ini gila!"

Tikus-tikus berusaha membantu, mengangkat ponsel Alfre dan membalikannya agar senternya menerangi koridor. Namun, karena ketakutan Alfre, mereka hanya bisa melakukan sebatas itu.

Salah satu tikus berkata pada yang lain, "Dia masih takut pada kita, kita tidak bisa memaksanya."

"Tetapi... keadaannya darurat," sahut tikus yang lain.

"Ya. Mau bagaimana lagi? Dia belum siap dengan kehadiran kita," ujar tikus lainnya.

"Dia berpikir dia berhalusinasi saat melihat kita," timpal yang lain.

Alfre mendengar percakapan itu, membuatnya tertarik. Dengan perlahan, dia membuka mata dan telinganya. "Kalian... benar-benar bisa berbicara?"

Tikus-tikus itu menoleh, bola mata mereka menghitam-tanda kebahagiaan. "Tuan! Anda akhirnya mau mendengarkan!"

"Hey! Tenang! Jangan membuatnya takut lagi!"

Tikus-tikus itu senang. Alfre tertawa cekikikan, membuat mereka terdiam.

"T-tuan? Anda baik-baik saja?" Tikus-tikus itu khawatir.

"Hah...." Alfre menghela nafas lega. "Ternyata ini tidak seburuk yang aku pikirkan."

"Apa maksud anda, Tuan?" tanya salah satu tikus.

"Aku hanya...." Alfre tersenyum menatap tangannya, lalu melanjutkan. "Aku hanya merasa lebih baik." Alfre menerima bahwa mungkin ini adalah kenyataan yang berbeda, dihiasi dengan keajaiban.

"T-tuan... Kami mohon maaf apabila mengganggu ketenangan Anda. Tapi... teman-teman anda sedang dalam bahaya," jelas salah satu tikus, gelisah.

Alfre terdiam, tertarik untuk mendengar lebih banyak. "Tolong jelaskan lebih detail, apa maksudmu? Teman-temanku dalam bahaya apa?"

To be continued....

To be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Everoses: 7 Guardians Of Dawnfall [In Bahasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang