Ch. 7: Dalam Bahaya (2)

33 12 1
                                    

"Aku tidak bisa menjelaskannya sekarang! Aku harus segera pergi ke lorong tengah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tidak bisa menjelaskannya sekarang! Aku harus segera pergi ke lorong tengah. Dan kau, cepat pergi ke lantai atas, obati luka memarmu itu!" teriak Alfre dengan langkah tergesa-gesa menuju lorong di mana Zey dan Azryl sedang terlibat pertarungan.

"Hey! Obrolan kita belum selesai!" tegur Aska, ekspresi kebingungan terpancar di wajahnya. "Tsk! Kenapa sih dia...."

Aska merasa terombang-ambing, semula bermaksud mencari Zouka, namun situasi memar di perutnya yang tidak mendukung membuatnya merasa sulit. Bahkan, keberadaan Zouka dan posisi Zouka yang belum pasti menjadi suatu ketidakpastian.

Zouka merupakan satu-satunya harapan untuk menghentikan Azryl dan Zey dengan kemampuan luar biasa yang dimilikinya, sebab Aska teringat pada cerita Zouka, mengenai kehebatannya dalam mengalahkan empat preman berpostur besar, seorang diri tanpa senjata apapun. Itu menandakan bahwa, memisahkan Azryl dan Zey bukan masalah besar bagi Zouka. Akan tetapi, Aska masih meragukan keinginannya itu untuk menyatukan mereka bertiga di dalam pertarungan. Hal itu mungkin membawa konsekuensi yang berbahaya dan sulit untuk diprediksi.

"Ugh!" desah Aska sambil menggaruk kepalanya dengan gelisah, menundukkan pandangannya ke tanah.

Langkah-langkah kaki kembali terdengar mendekati.

Tanpa melihat, Aska langsung berspekulasi dan berteriak memanggil, "Alfre! Kau kembali-"

Zovy, yang ternyata berada di depannya, dengan sopan menyela, "Alfre? Mengapa kau menganggapku Alfre?"

"Ah... rupanya kau Zovy," ujar Aska sambil menundukkan kepala dengan malu.

"Apa yang terjadi? Kau sudah bertemu dengan Alfre sebelum kami ke sini?" tanya Zouka dari belakang, muncul dari arah belakang Zovy.

Aska yang mendengar suara Zouka saat itu segera mendongak, menatap tajam ke Zouka. Zouka sudah berada di sini, dan saatnya bagi Aska untuk meminta bantuannya. Meski demikian, Aska masih ragu, apakah hal tersebut akan sepenuhnya menyelesaikan masalah? Dan yang ditakutkannya, adalah Zouka malah ikut terlibat dalam pertikaian nantinya. Di sisi lain, Aska tidak mungkin membiarkan Alfre menghadapi Azryl dan Zey seorang diri, bisa membahayakan keselamatan Alfre.

"Zouka!" teriak Aska setelah berjuang dengan segala pertimbangan di pikirannya.

Teriakan itu membuat Zouka dan Zovy terkejut, tetapi mereka tetap diam, menunggu Aska melanjutkan ucapannya.

"A-aku memerlukan bantuan kalian...."

***

"Mau sampai kapan kau akan begini, hah?" tanya Azryl sambil terkekeh, senyum pahit di wajahnya, sementara nafasnya memburu dan pupil matanya terus memancarkan sinar ungu yang membara.

"Grrr...." hanya geraman kuat yang terdengar dari mulut Zey, seolah Zey adalah makhluk buas yang berusaha mendominasi pertempuran ini.

Posisi keduanya, terjatuh dalam ketidakseimbangan yang mencolok. Azryl terus-menerus menghadapi ancaman cakaran tajam dari jari-jemari Zey, yang seperti tangan binatang buas. Azryl berjuang keras untuk menahan tangan itu, menyadari bahwa nyawanya dalam bahaya jika lengah sedikit saja.

"Hentikan!!!" teriak keras Alfre bergema di penjuru lorong, memecah konsentrasi keduanya.

Dalam moment itu, Azryl melihat peluang untuk mendorong Zey menjauh darinya. Dengan tangkas, Azryl memelintir lengan Zey ketika Zey lengah, kemudian menghempas Zey jauh dengan menendang dada Zey. Alih-alih berhenti di situ, Azryl justru kembali mendekati Zey, meraih kaki Zey, lalu mengangkat kakinya sehingga tubuh Zey kini terbalik dengan posisi kepalanya berada di bawah, sementara kaki-kakinya berada di atas. Kemudian dengan gerakan kuat, Azryl mengayunkan tubuh Zey ke arah tembok lorong, membenturkan tubuhnya dengan kekuatan yang luar biasa. Alfre terkejut oleh pertarungan brutal ini, membuat matanya membelalak, tubuhnya gemetar, dan air matanya mengalir karena ketakutan melihat kedua sahabatnya saling menyakiti.

Segerombolan tikus datang dari arah belakang Alfre, mereka berlari menuju Azryl, dan menaiki tubuhnya untuk mengganggu Azryl serta mengulur waktu pertarungan. Azryl, yang mendapati tubuhnya dikerubungi oleh koloni tikus, berusaha mengguncang tubuhnya dan menepis tikus-tikus yang mulai menutupinya dengan kedua tangannya. Meski para tikus itu terus terhempas dan berjatuhan, mereka tetap tidak menyerah; memanjat naik lagi ke atas tubuh Azryl, dan terus menganggu Azryl.

Sementara itu, Zey masih terkapar lemah di dekat dinding lorong setelah tubuhnya dilempar oleh Azryl hingga membentur dinding lorong dengan sangat keras. Jika itu terjadi pada manusia biasa, mungkin tulang-tulang mereka akan langsung remuk. Namun, pada kasus ini, Zey mengalami regenerasi tubuh yang cepat. Sel-sel tubuhnya seakan melakukan pertahanan dan penyembuhan diri dalam waktu singkat. Alfre sejatinya ingin mencoba mendekati Zey, kaki Alfre gemetar saat berjalan karena takut-takut Zey malah berakhir menyerang dirinya. Namun, seketika ketakutan itu teratasi begitu tangan seseorang mencengkram pundak Alfre dari arah belakang, menahan Alfre untuk tidak melanjutkan langkahnya.

***

"Kau yakin tidak ingin kubantu?" Zovy bertanya dari balik tirai UKS.

"Hahaha, tidak perlu! Terima kasih." Aska menjawab dengan cepat sambil tertawa pahit.

Aska berusaha mengobati memar di perutnya dengan mengoleskan minyak hangat dan perban yang tersedia di sampingnya. Penjaga UKS sedang tidak berjaga saat itu, sehingga dia memilih untuk menanganinya sendiri.

"Bisa tolong jelaskan sekarang? Kenapa kau keluar dari basement dengan kesulitan berjalan, bahkan harus bergantung padaku?" Zovy bertanya dari balik tirai dengan nada rendah, penuh penasaran.

Aska mulai memutar perbannya dari arah belakang ke depan hingga berulang kali. "Aku akan menceritakan semuanya saat kita berkumpul."

"Aku perlu mendengarnya sekarang!" tiba-tiba Zovy mengalami perubahan nada yang kontras, dari yang sebelumnya rendah meningkat menjadi amarah.

Aska terkejut dan berhenti memutar perbannya. "Zovy, tolong tenang dulu."

"Ini penting bagiku. Aku merasa semua ini terkait dengan pria berjubah yang datang kepadaku semalam. Jadi, tolong beri tahu aku apa yang terjadi padamu!" kata Zovy dengan napas terengah-engah.

Aska terdiam merenung sejenak. "Azryl dan Zey, mereka berdua seperti kerasukan. Bukan hanya mereka saja, tapi aku juga. Aku merasa sesuatu telah mengendalikan tubuhku. Aku tidak tahu apa itu. Apa kau yakin ini terkait dengan pria berjubah yang kau temui?"

Aska kembali melanjutkan perban di perutnya, tetapi setelah beberapa detik, tidak ada jawaban dari Zovy, dia mulai bertanya lagi. "Zovy?"

Aska mulai mengikat perbannya sekarang. "Zovy? Kenapa kau diam saja?"

Aska mengenakan seragamnya kembali dan segera menggeser tirainya. "Zovy? Kenapa kau diam-"

Aska terdiam dan terheran melihat Zovy tidak lagi berada di sana. Aska pun segera bangkit dari kasur UKS karena merasa terkejut.

"Zovy?!"

To be continued....

To be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Everoses: 7 Guardians Of Dawnfall [In Bahasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang