Ch. 11: Azryl Bryan (2)⚠️

30 4 0
                                    

⚠️PERINGATAN: BAB INI MENGANDUNG UNSUR KEKERASAN, DARAH, DAN PELECEHAN FISIK! MOHON HATI-HATI SAAT MEMBACA! UNTUK YANG LEMAH JANTUNG DAN MENTAL, MOHON DILEWATI!⚠️

Zouka, dengan nuansa misteri, akhirnya terlihat kembali di ruang tamu, menimbulkan reaksi bingung dari teman-temannya.

"Baru datang dari luar?" tanya Aska, mencari klarifikasi.

Alfre, sama-sama tertarik, mengajukan pertanyaan lain, "Darimana kau?"

Dengan sikap yang tenang, Zouka menjawab sambil bersandar di dinding tengah ruangan, "hanya menangani urusan pribadi."

Keheningan muncul, mereka memilih untuk menghindari keterlibatan lebih dalam dengan Zouka, karena jelas-jelas melihat ketidaksukaan Zouka terhadap pertanyaan mereka.

Alfre, dengan cekatan, mengarahkan pembicaraan ke arah lain. "Mungkin lebih baik kita segera istirahat malam ini?"

"Tentu! Mari biar kuantar kalian ke kamarku," kata Azryl, tiba-tiba bergabung dalam percakapan, namun dengan nada antusias mendukung saran dari Alfre.

Perubahan tak terduga dalam sikap Azryl ini membuat teman-temannya melemparkan pandangan yang penuh kecurigaan dan heran ke arah Azryl, tidak biasanya melihat Azryl ceria.

"Apa yang menyebabkan perubahan perilakumu ini?" tanya Aska.

Dengan tawa yang dibuat-buat, Azryl menjawab, "Haha! Ada apa? Aku hanya mengajak kalian semua untuk istirahat."

Zouka, yang selalu peka, menyisipkan komentar tajam, "Transformasi yang transparan, agak menjijikkan jika boleh kukatakan," Zouka menatap Azryl sambil tersenyum sinis.

Mendengarnya, tawa Azryl mereda, meninggalkan Azryl sejenak terdiam.

"Bisakah kau menjelaskan apa yang menimpa dirimu, Azryl?" Aska gigih dalam pertanyaannya, berusaha memahami perasaan Azryl.

Azryl masih berjuang dengan kegelisahan internal, dia hanya bisa mengalihkan pandangannya, terutama dari sorot mata tajam Zouka.

Zey yang merasakan seriusnya situasi saat itu, dengan pemahaman yang kuat, bangkit dari sofa lalu mendekati Azryl.

"Aku lelah. Bisa kau mengantarku ke kamar istirahat sekarang?" Zey, dengan bijaksana merangkai kata-kata pengalihan isu untuk menghindari kecanggungan yang lebih parah.

Azryl yang juga mengakui seriusnya situasi, mengangguk dengan senyum getir di wajahnya - bermaksud berterima kasih pada Zey.

"Pelayan." Azryl memanggil.

Seorang pelayan wanita segera muncul mengikuti perintah Azryl.

Azryl menunjuk Zovy. "Berikan semua yang gadis ini butuhkan. Dan tolong antar dia ke ruang istirahat yang sudah ditentukan," perintah Azryl.

Pelayan itu mengangguk dengan hormat dan mendekati Zovy. "Izinkan saya membimbing Anda ke kamar."

Zovy pergi mengikuti pelayan itu dengan perasaan tak nyaman, melihat Azryl yang terbebani dengan suatu hal yang tidak terucapkan.

Azryl menundukkan pandangannya, enggan bertatap muka dengan teman-temannya. "Baiklah, sekarang aku akan mengantar kalian ke kamarku."

Seandainya teman-teman Azryl mengetahui kebenaran yang tersembunyi, mereka bisa menghilang-dibunuh-di bawah permainan rahasia oleh anak buah kedua orang tua Azryl.

Azryl hanya bisa bertahan memalsukan senyumannya, dalam sebuah sandiwara yang hati-hati untuk melindungi teman-temannya dari kekejian kedua orang tuanya.

Beberapa jam berlalu....

Pada malam yang dingin, Alfre dan Aska tertidur di tempat tidur milik Azryl yang luas. Meskipun tempat tidurnya cukup untuk lima orang, namun cara tidur Alfre dan Aska yang berantakan mengambil terlalu banyak ruang.

The Everoses: 7 Guardians Of Dawnfall [In Bahasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang