Malam yang Indah

53.2K 130 0
                                    

Tamara dan Kevin saking menatap. Bingung hal apa yang hendak dilakukan setelah ini. Sedangkan nafsu mereka sudah meruah ingin segera dibebaskan. Kini akal keduanya sudah kembali. Tamara langsung beranjak begitupun Kevin langsung duduk kembali.

Keduanya saling tertawa. Menertawakan kelakuan mereka masing-masing.

"Hahaha yaampun mas Kevin, kita itu ngapain sih saling berebut bagian yang gosong padahal daging rusanya juga masih banyak".

"Ya kan kamu dulu yang ngerebut dari aku" hahaha yasudah lah lupakan saja". Merekapun meneruskan makan malam dengan keheningan. Setelahnya kdua insan itu saling diam mencuri" pandang satu sama lain. Sampai Tamara memulai percakapan terlebih dahulu.

" Mas, kira-kira kamu itu type orang yang jujur engga?

"Iya" jawab singkat Kevin

"Kira-kira kalau aku nanya ke mas, sekarang lagi mikirin apa bakal dijawab jujur ga ya? Terang Tamara

"Kira-kira kalau aku jawab jujur kamu mau wujudin engga?"

"Mau banget" jawab Tamara cepat tanpa berpikir apa yang akan Kevin minta

Kevin dengan wajah terkejut langsung menatap netra Tamara dalam. Kevin melihat sekitar. Mengambil rerumputan panjang menjadikannya sebuah cincin yang indah. Tamara bingung dengan apa yang di lakukan Kevin. Dia hanya diam menunggu apa yang akan dilakukan Kevin selanjutnya.

"Tamara jujur. Aku bukan laki-laki brengsek yang suka Gonta-ganti wanita, tapi dengan mu rasa nyaman itu ada, fikiran liar ku tumbuh sampai aku melakukan hal yang tidak seharusnya aku lakukan." Ucap Kevin sambil membelai rambut panjang Tamara.

"Kamu tanya kan apa yang aku pikirkan?" Ulang Kevin. Tamara hanya mengangguk tidak tau hendak menjawab apa.

"Aku memikirkan setiap inci tubuhmu yang indah itu Tamara, bibir ranum mu, pantatmu yang begitu empuk berbentuk bulat sempurna, payudaramu yang besar itu lengkap dengan pentil pinknya, mulut mu saat pertama kali menyentuh kontolku, apa lagi vaginamu yang indah dan wangi itu. Aku ingin memasuki nya, merasakan betapa nikmatnya kontolku berada didalamnya. Pasti sesak sekali." Terang Kevin dengan kabut mata penuh nafsu.

Tamara membeku. Tidak pernah terpikirkan bahwa Kevin akan sangat jujur tentang hal ini. "aku harus apa" batin Tamara.

"Setiap kecupan dari bibirmu membuatku candu ingin menyesapnya setiap saat. Apa lagi aku tau selama kamu disini tidak pernah memakai bra ataupun CD.  Sebrengsek itu aku jika itu menyangkut dirimu Tamara.

"Sekarang jika kamu mengizinkan aku menyentuhmu, maka ambil lah cincin di tanganku ini. Aku tidak akan berhenti hanya karena kamu berteriak nantinya jika kamu sudah mengambil cincin ini Tamara. Tapi jika tidak, aku tidak akan lagi menyentuhmu. Itu janji ku yang bisa kamu pegang".

"Mas Kevin, kamu boleh menganggap aku wanita murahan atau apalah itu. Jujur kamu adalah orang pertama yang menyentuhku. Aku mendamba setiap sentuhan yang kamu berikan mas, menginginkan lebih dan lebih, membayangkan setiap inci tubuhku menggelinjang hanya karena kecupan" yang kamu lakukan. Aku mau kamu masuki mas, merasakan betapa penuhnya vaginaku terisi kontolmu yang panjang besar berurat itu". Jawab Tamara dengan gugup

Kevin kaget bukan main mendengar pernyataan itu bisa keluar dari mulut manis tamara. Disamping itu Tamara masih menunduk dengan pipi yang sudah merah tomat, malu mengakui kenyataan tersebut. Tangan Tamara mengambil cincin yang Kevin buat untuknya.

"Bisa tolong kamu pakaikan di tangan aku mas?".

"Dengan senang hati sayang". Jawab Kevin dengan suara yang sudah sangat serak menahan kabutan gairahnya. Dengan cepat Kevin mengangkat tubuh Tamara ala bridal menuju kamar, tidak sabar ingin mencicipi tubuh indah Tamara.

Dengan hanya mengandalkan pencahayaan rembulan yang samar Kevin memandang Tamara penuh damba, Tamara menutupi wajahnya yang sudah sangat malu atas perlakuan Kevin menggendongnya barusan.

"Boleh aku membuka bajumu Tamara sayang ku?" Tanya Kevin dengan lembut tepat di telinga Tamara. Tamara hanya menjawab dengan anggukan kepala. Kevin memegang Unjung kaos yang di pakai Tamara menariknya kebawah dengan sekali tarikan.

"Mas, apa boleh aku bantu membuka baju kamu?" Cicit Tamara

"Kenapa harus bertanya sayang, buka saja yang mana yang ingin kamu lihat" senyum Kevin.

"Semuanya. Aku ingin tau semuanya" jawab Tamara. Dan langsung membuka kaos, ditariknya celana Kevin dengan sensual. Kini keduanya sudah sama" telanjang bulat terbakar nafsu satu sama lain.

Kevin mulai mencium Tamara dari ujung kepala hingga ujung kaki kecuali bibir dan vaginanya. Memungut bibir Tamara, mengabsen setiap giginya saling bertukar lidah satu sama lain. Tidak lupa kedua tangan Kevin sudah berada tepat diatas kedua payudara Tamara. Meremas, memilin beberapa kali mencubitnya.

"Aaaaahhhh.... Akkhhhhh....." Erangan nikmat dari mulut Tamara.

"Ahhhh maashhhh,,,, di emut payudaranya biarrhh lebihh enakkhhh,,,." Kevin hanya tersenyum. Melanjutkan kecupan-kecupan nya pada area leher Tamara, memberikan tanda kepemilikan disana. Kemudian dilanjutkan pada dua payudara besar Tamara yang sudah menegang siap untuk di lahap habis.

"Aaauuuhhhhhhh.... Maashhhhh... Yessshhh... Iyahhh... Di siithhhuu... " Ucap Tamara sambil menekan tengkuk Kevin pada payudaranya.

Sudah puas dengan kedua payudara Tamara. Kini Kevin beralih mengecup vagina Tamara
Menciumnya beberapa kali. Menjilat berulang Kali.

"Aaakhhhhh... Maasshhh... Ini .... Enakhh.. sekalliihhh... Yesshhh... Di situ masshhh... "
Tamara kegelian sekaligus nikmat. Memegang kepala Kevin agar semakin memperdalam kulumannya disana.

"Aaahhh,,,,,ahhh ahhhh ahhhh ahhhhhhh... Masshhh akhuuu mauu keluarrhhh,,,, ahhhh... Ahhh....

"Keluarkan sangangg... Keluarlah yang indah... ". Crot-crottt croottt 💦💦💦 akhirnya Tamara mendapatkan organismenya yang pertama.

_______________________________________________

Terimakasih buat yang udah bacaa




CEO SEKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang