Bersama

32.1K 82 3
                                    

Sinar sang Surya masuk lewat celah jendela membuat Kevin bangun. Menatap dengan seksama wajah cantik Tamara menyingkirkan rambut yang menutupi wajahnya. Tersenyum bahagia mengingat apa yang telah terjadi semalam benar benar di luar ekspektasinya. Apa lagi alat kelamin mereka di bawah masih menyatu dengan sempurna. Membuat inti Kevin semakin mengembung besar.

"Sayang Tamara... Bangunn ... Sudah pagi"

Ucap Kevin lembut sambil mengisap pipi halus namara.

"Eehhmm... Iya, udah pagi ya"

"Iya nih"

Dengan kecanggungan keduanya saling tatap dan sadar sepenuhnya jika kelamin keduanya mulai berkedut tak karuan, di susul dengan pompaan jantung mereka yang sudah mulai bergemuruh.

"Sayangghhhhh,,,,"

"Iyaaahhhh?,,,"

"Morning seks boleh?"....

"Boleh banget" jawab Tamara sambil tersipu malu. Menunduk di dada Kevin.

"Kamu di atas atau aku?"

"Kamu aja ya masss..."

Tanpa bertanya lagi Kevin langsung menindih tubuh seksi Tamara yang masih belum memakai baju. Karena memang kemaluan Kevin sudah sangat siap langsung saja Kevin me maju mundurkan kontolnya secara perlahan.

Tamara yang menginginkan lebih dari itu menuntun tangan Kevin agar meremas payudaranya yang terasa gatal.

Kevin langsung memahaminya. Menyedot nipel besar Tamara sedangkan yang satunya di mainkan dengan tangannya.

"Aaahhhh... Maassshhhh enakkkhhh... "

"Ehhhkkkhh.... Iyaah sayanggghh,,,,,"

"Masshhh,,,, tolonggghh... Lebiihhh cepatthhh dii bawahhhh..... Memek ku sudah sangattt gatallll,,,,,"

Tamara sudah sangat frustasi karena Kevin terus terusan bermain dengan ritme pelan.

"Youre wish bebe" senyum kevin.

Kini Kevin mencumbu bibir Tamara nga membuatnya candu itu, meningkatkan ritme percintaan mereka. Menyodok memek Tamara semakin dalam sampai percintaan mereka berbunyi.

"Ah ah ahhhhh... Auuhhh...... Aahh ahhh ahhhh.... Ahhh....."

Desahan Tamara semakin panjang seiring ritme sodokan kontol Kevin yang semakin membabi buta namun mengenakan itu.

" Ahh ahh ah ah ahhhh ahhhhhkkhhh akh .... Ahhh ahhh... Ahhhkk.... Enakh sekali masss"....

" Sayanggghhh... Kontolku semakin hangat dan terjepit shit! Ini membuat ku gila sayangghhhh"

"Terusshhh masshhh... Ah ah ahhh ahhh..."

"Akhhh akkkhhh... Ahhhhh.... "

Keduanya sangat menikmati percintaan mereka dengan nikmat tanpa memikirkan apapun yang akan terjadi selanjutnya.

"Masssshhhhh,,,, akhuuu hampirr samphaaiiiii,,, sssshhhh,,, ahhh ahhh"

" Bersama sayangghhhhh,,,, aku keluarin di mana ini?"

"Dhhiii dalem ajha maasshhh,, gapaa aku lagi ga masa subur... Enak hangat rasanya"

" Iya shayangghhhh"...

Plok-plokkk plookk

Crot crot crooottttttt,,,, 💦💦💦

"Aakkhhhhh..."

Dengan tiga kali hentakan keras akhirnya keduanya mencapai puncak pelepasan. Nafas terengah engah dengan keringat bercucuran di agi hari menandai percintaan mereka berdua. Kevin langsung terkulai lemas di atas tubuh Tamara.

Setelah di rasa cairan kentalnya sudah keluar semua Kevin mencium pucuk kepala Tamara penuh kasih.

"Terimakasih sayanggg... Kamu cantik, tubuhmu indah"

"Sama-sama mas" senyum Tamara

"Sekarang boleh aku lepaskan kontol ku Tamara sayang?" Seringainya meminta persetujuan Tamara. Mengingat semalam Tamara lah yang malah menahan kontol Kevin agar tidak keluar dari sarangnya.

"Bolehh masshh..." Cicit Tamara hampir tidak di dengar Kevin.

Langsung Kevin tarik kontolnya dari memek Tamara.

"Aaaaaaaoooooohhhhhhhh,,,,,," desis keduanya saat kelaminnya sama" terlepas.

Dilubuk hati Kevin ingin sekali melakukan seks lagi dan lagiii. Namun melihat Tamara sudah benar-benar kacau dibuatnya ia mengurungkan niatnya. Dia sadar bahwa setelah ini Tamara akan merasa kesakitan mengingat ini adalah pertama kali Tamara melakukannya begitupun juga Kevin.

"Yasudah kita mandi ya, mau aku dulu atau kamu?"

"Kamu dulu aja mas"

"Enggak kamu aja ya sayang?"

"Yaudah kalau gitu" ucap Tamara sambil berusaha berdiri. menutupi tubuhnya dengan selimut yang mereka gunakan berdua sementara Kevin sudah memakai celana dalamnya saja.

"Aaaisshhhh,,,, auuhhhh".. risngis Tamara.

"Kenapa sayang? Masih sakit banget ya? Aku minta maaf yaaa" dengan wajah cemas penuh penyesalan.

"Enggak papa mass... Aku cuma susah buat berdiri" tawa Tamara.

"Yaudah sini aku gendong sampai ke kamar mandi ya"

"Emmm... Boleh tapi mas ga boleh lirik" ambil kesempatan yaa"

" Hahahaa... Iya sayanggg"

Kevin menggendong Tamara ala bridal
style dan langsung membawa Tamara. Menurunkannya di bat up karena ia yakin jika berdiri maka Tamara semakin susah untuk mandi. Dan hal itu akan memakan waktu yang sangat banyak. Langsung meninggalkan Tamara seorang diri di dalam kamar mandi sebelum dia benar" gila melihat tubuh seksi Tamara.

Setelah beberapa menit Tamara keluar dari kamar mandi berjalan dengan tertatih-tatih sudah payah agar bisa keluar dari kamar mandi.

" Kenapa ga bilang sayangg kan aku bisa gendong kamu lagi kalau udah selesai"

"Gapapa mass... Aku juga mau belajar biar terbiasa jalan sendiri. Yaudah sekarang kamu gih giliran mandi".

Sembari menunggu Kevin mandi, Tamara membersihkan kamar yang sudah tidak berbentuk itu. Bagai mana tidak, semua barang" sudah berhamburan akibat buasnya percintaan mereka.

Setelah selesai Tamara keluar teras melihat pemandangan. Kevin belum keluar juga, lama sekali laki-laki itu. Pikir Tamara. Sambil melihat pemandangan itu, Tamara masih memikirkan apa yang telah terjadi di mulai dari salah masuk hutan, bertemu Kevin, hingga melakukan hal yang tidak seharusnya di lakukan sebagai orang asing.

Setelah segar Kevin menghampiri Tamara di depan teras. "Kamu pasti laperya? Bentarya aku ambilin sesuatu buta di makan pagi ini".

"Eh, Iya mas"

Kevin memasuki vila mencari apa yang masih bisa di makan pagi ini. Ternyata dia lupa bahwa dia memiliki banyak persediaan roti, dia pikir sudah habis. Langsung di ambilnya sembari membuatkan susu hangat untuk Tamara. Setelah selesai Kevin langsung menghampiri Tamara dengan membawa dua roti juga susu hangat untuk keduanya.

"Ini di makan, maaf ya rotinya seadanya"

"Terimakasih mas, ini enak banget kok"

Mereka menghabiskan makanan masing-masing tanpa sepatah katapun. Karena memang mereka bingung ingin memulainya dari mana. Banyak hal yang ingin Tamara tanyakan, namun sejak awal Kevin sudah bilang bahwa tidak ada pertanyaan pribadi dan semacamnya.

Sedangkan Kevin memikirkan akan bagaimana selanjutnya dengan Tamara. Tentang perasaanya yang belum benar-benar dia yakini. Dia terlalu takut jika perasaan ini hanya datang sesaat saja. Namun dia juga tidak bisa menampik bahwa dia selalu menginginkan Tamara.

CEO SEKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang