Kerja dan kerja

53.1K 118 0
                                    

Kriiiinggggg,,,, kriiingggg,,,, kriiingggg,,,
Dengan malas Tamara mengambil jam yang ada di nakas. Niat hati ingin melanjutkan tidur indahnya namun apa boleh dikata jam sudah menunjukan 08.00 WIB. Tamara buru-buru bangkit untuk mandi.

"Ah! Sial! Holly shit! Aku lupa mencabut vibrator ini dari vaginaku"
Tanpa berpikir panjang Tamara langsung mengangkang dengan lebar kemudian menjabutnya dengan perlahan.

Aaaahhhhhhh,,,, aaauuhhh,,,
"Enak sekalii bahkan hanya dengan mencabutnya saja libidoku mulai meningkat lagi".

Mengingat bahwa hari ini akan ada rapat penting alih-alih melanjutkan nafsunya, Tamara bergegas ke kamar mandi dengan terburu-buru karena memang sudah terlambat.

Tamara masuk pada golongan wanita langka yang tidak memerlukan waktu lama untuk mandi dan merapikan diri hanya 20 menit semuanya sudah selesai untuk make-up dia hanya memberi sedikit polesan di bibir agar tidak terlalu pucat karena kulitnya yang terlalu putih.

_______________________________________________

Sesampainya di kantor Tamara langsung di sambut oleh temannya. Siapa lagi kalau bukan Dini.

"Haloooo Tamara sayang kuuhhh cinta kuuhhh yang masih jomblo sampai detik iniiiiii" sapanya dengan centil.

"Plis deh Din, ini masih pagi gue harus buru-buru nyiapin berkas-berkas yang bakal dijadiin bahan presentasi buat rapat 10 menit lagi". Ucap Tamara dengan malas. Karena memang meladeni dini tidak akan pernah selesai walaupun 10 jam dihabiskan buat ngobrol atau sekedar berdebat.

"Iiihhhhh... Apaan sih sayang gue cuma mau nanya gimana yang semalem? Lancar? Happy ga loh?" Tanya dini sambil mengedipka mata.

"Syyuuuuutttttt,,,," Tamara langsung membekap mulut ember dini.

"Lo bisa gasih ngomongnya pelan-pelan. Gilak ini di kantor, bisa habis reputasi bersih gue gara" mulut ember loh".

"Ya ampun sayyy kan gue cuma nanya ya, ga bakal gue sebarin juga, kan gue sahabat yang baik hatii"

"Iya. Oke pertama gue mau bilang makasih banyak buat vibrator yang Lo kasih, sumpah gue puas banget! Gilak!. Lo emang temen gue yang paling baik hati. Nanti gue traktir pulang kerja. Kedua gue minta tolong jangan ganggu gue dulu karena gue pusing buru" harus nyiapin keperluan buat meeting. Oke! Pinta Tamara dengan penuh penekanan.

"Aye-aye capten" ucap dini sambil memberi hormat layaknya upacara bendera. Dini langsung pergi meninggalkan Tamara dengan secepat kilat sebelum temannya itu benar-benar marah.

1 jam telah berlalu. Tamara harap cemas dengan hasil yang akan di dapat. Setelah mempresentasikan hasil rancangan villa yang dibuatnya, dia harus menunggu beberapa menit karena para pimpinan masih menimbang-nimbang hasil siapakah yang akan maju sebagai rancangan terbaik dan layak dijadikan villa mewah di daerah Bandung perbukitan.

Pak Dafid atasan Tamara memanggilnya untuk masuk ruangan. Dengan perasaan dag-dig-dug, cemas penuh harap akhirnya Tamara masuk.

"Baik Tamara setelah kita pertimbangkan hasil karya mu adalah yang terbaik, pak sandi sebagai pimpinan yang akan membuat villa dan juga Bu Retno sebagai pemilik sangat suka dengan hasil rancangan mu". Ucap pak Dafid 

"Ya ampuuun saya gak nyangka pak. Terimakasih. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih kepada seluruh pimpinan yang ada di ruang rapat ini utamanya kepada pak Dafid, pak sandi dan Bu Retno. Saya tidak akan mengecewakan kalian". Janji Tamara.

Dengan perasaan bahagia yang membuncah Tamara menyalimi seluruh peserta rapat ada di ruangan siang itu.

"Baik Tamara, kamu tidak boleh lepas tangan, pantau terus perkembangan villa ini buktikan kepada kami semua bahwa kamu mampu mengemban amanah ini."

"Baik pak saya laksanakan". Ucap Tamara dengan senyum bahagia.

"Oh iya Merry kamu jangan bersedih hati karena hasil desainmu tidak terpilih, kamu masih bisa berkontribusi sebagai pendamping Tamara. Bantu dia melewati berbagai kesulitan kedepannya". Perintah pak Dafid pada Merry.

"Baik pak. Akan saya laksanakan dengan baik". Dengan senyuman lembut seolah dia juga merasakan kebahagiaan yang dirasakan oleh Tamara.

Dalam hati Merry merasa ini tidak adil. "Aku rasa semua ini pasti ulah Tamara si sok pencari perhatian itu". Padahal kan desain ku paling bagus.  Pekik Merry dalam hati dengan rasa kesal. 

_______________________________________________

Waktu sudah menunjukan pukul lima sore. Dan Tamara benar-benar menepati janjinya untuk mentraktir dini.

Di sinilah mereka sekarang caffe Bringin  dengan makanan yang memenuhi meja. Yah dini memang manusia rakus yang tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan jika ada yang mentraktirnya. Karena memang bentuk tubuhnya yang tidak bisa gemuk. meskipun berbagai macam makanan tidak akan mempengaruhi berat badannya yang ideal itu.

"Aaahhh Bebe tamaraaaa ku cintakuuhhh makasiihh gue cinta lo pokoknya titik." Teriak dini pada Tamara, padahal temannya itu berada di depannya.

"Ya ya yaaaahhh,,, ini traktiran karena desain gue lolos sebagai desain villa terbaik dan dua hari lagi gue akan ke Bandung untuk melanjutkan pembangunan. Yang kedua yahh loh tau sendiri itu." Haahahaaa tawa riang mereka berdua tanpa menghiraukan pengunjung sekitar.

CEO SEKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang