Alam sekitar

29K 101 7
                                    

Setelah makan Kevin dan Tamara sama sama bingung hendak melakukan apa. Kecanggungan menghampiri keduanya setelah apa yang terjadi. Banyak hal yang ingin Tamara tanyakan namun takut untuk mengungkapkan. Begitupun Kevin. Banyak hal yang ingin ditanyakan pada Tamara namun urung di ungkapkan. Akhirnya Kevin mempunyai ide lain tentang apa yang akan dilakukan.

"Oh iya Tamara, gimana kalau kita keliling-keliling putar darah sini, liat pemandangan-pemandangan di alam sekitar air terjun belakang villa ini, gimana?"

"Eh, emm... Iya" boleh ayo" dengan wajah penuh semangat.

Keduanya berjalan menyusuri alam sekitar banyak hal yang Kevin bicarakan, tentang beberapa tumbuhan yang dapat di jadikan obat, tumbuhan yang hanya bisa tumbuh di masa-masa tertentu juga beberapa hewan yang mereka temui.

Tamara semakin kagum dengan Kevin tentang caranya menjelaskan dengan begitu baik, pemilihan kata yang tepat agar mudah di pahami oleh Tamara. Oh jangan lupa Tamara sejak tadi sudah sangat memerhatikan wajah tampan Kevin dengan senyumannya yang sangat mempesona itu.

Sedangkan Kevin sudah mulai nyaman dengan keberadaan Tamara disisinya pasalnya wanita itu selalu mendengarkan dengan seksama, tidak pernah protes apalagi berbicara saat Kevin menjelaskan. Senyumannya membuat hati Kevin berdebar tak karuan. Namun di tampiknya dengan keras. Meyakini bahwa rasa itu hadir hanya sesaat karena keadaan.

"Kita istirahat dulu yuk Tamara, di atas batu sana pemandangannya bagus dan sejuk"

"Oh okeee".

Kevin membantu tamara takut terpeleset karena memang bebatuannya besar. Mereka duduk dengan tenang, Kevin mengistirahatkan tubuhnya dengan terlentang tiduran. Menjadikan tangannya sebagai penyanggah kepala. Sedangkan Tamara duduk melihat dengan takjub pemandangan yang sangat indah ini.

Ketika menoleh ke arah Kevin Tamara tanpa sengaja melihat gundukan besar di area selangkangan Kevin. Apa lagi kalau bukan kontolnya yang sangat besar itu. Pikiran Tamara berlayar jauh, memikirkan begitu nikmatnya benda di dalamnya. Akan seperti apa indahnya jika mereka melakukan seks di alam luar seperti ini. Panas dingin dan nikmat akan dia rasakan.

Memikirkan hal tersebut Tamara merapatkan ke dua pahanya dengan satu tangan berada di celah"nya. Menggigit bibir tebal bawahnya dengan sensual sambil menutup matanya. "aaahhhh,,, pasti sangat nikmat." Pikirnya. Namun pikirannya berperang apakah dia akan mengungkapkannya secara gamblang sedangkan dia tau hal itu pasti sangat memalukan.  Namun kesempatan tidak datang dua kali buka?"

... Ahhh dia sangat frustasi dibuatnya. Bagaimana mungkin dalam sekejap dia berubah menjadi wanita dengan pemikiran yang sangat liar. Bagaimana inii,,, apa harus di ungkapkan atau biarlah hal tersebut menjadi angan" yang tidak pernah sampai?.

Yang semula Kevin menutup mata kini membukanya. Melihat Tamara dengan delagatnya yang aneh. Kevin  tersenyum penuh arti, dia tau apa yang sedang Tamara fikirkan. Dia putuskan diam saja, mencoba menggoda Tamara rupanya akan sangat menyenangkan. Apa lagi dia sendiri yang memintanya. Kevin ingin tau seberapa besar hasrat yang Tamara inginkan.

Kevin semakin mendekatkan diri pada Tamara sampai tidak ada jarak antara keduanya. Membuka bajunya, mengangkang agar Tamara semakin tergoda dengan miliknya yang besar itu.

"Eh" kok mas Kevin buka baju?" Tany Tamara dengan penuh gugup.

"Panas" jawab Kevin singkat.

"Engga kok dingin..."

"Oh ya? Tapi aku merasa sangat panas, jadi apa salah kalau aku membuka baju?"

"Eh-eh enggak kok mas. Engga"

Bagaimana ini? Tamara semakin linglung dibuatnya. Bagaimana tidak, pahatan wajah tegas Kevin, pahatan kotak kotak pada perut Kevin, tangan kekarnya, jangan lupakan benda pusaka nya yang sudah sangat sesak itu. Bisa gila dia hanya melihat pemandangan di sampingnya itu. Di akhirnya memberanikan diri untuk dicara pada Kevin toh setelah ini mereka akan berpisah bukan, persetan dengan rasa malu.

CEO SEKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang