Zee memalsukan kematiannya di bantu oleh saudaranya Zaa, ia sangat berhutang Budi oleh Zaa.
Kini Zee sedang dalam perjalanan menuju kantor Lenatio, ia mendapatkan info dari asistennya.
"Ada yang bisa kami bantu pak" Ucap karyawan Lenatio yang berjaga.
"Saya ingin bertemu dengan Marsha Lenatio Hapsari" Ucap Zee
"Apa bapak ada izin untuk menemui Bu Marsha" Tanya karyawan itu.
Zee menggelengkan kepalanya.
"Tapi saya ada urusan penting yang harus di selesaikan sekarang juga" Ucap Zee dengan muka serius.
"Saya CEO dari perusahaan ZeeThea" Lanjutnya
"Baik saya telpon Bu Marsha terlebih dahulu"
Karyawan itu pun langsung mengambil telpon kantor dan menelpon Marsha.
"Halo Bu Marsha, maaf menggangu waktunya"
"Ada seseorang ingin menemui Bu Marsha"
"Siapa dia?"
"Dia CEO dari perusahaan ZeeThea Bu"
"Suruh dia temui saya di ruangan saya"
"Baik bu"
Karyawan itu mematikan telponnya dan berbicara dengan Zee.
"Baik pak, bapak di izinkan oleh Bu Marsha" Ucap karyawan itu
"Bapak silahkan ke ruangan Bu Marsha yang berada di lantai 17 ruangan nomor 7" Lanjutnya
"Terima kasih" Ucap Zee lalu pergi menuju ruangan Marsha.
Kini Zee sudah sampai di depan pintu ruangan Marsha, ia ragu untuk mengetuknya.
Ceklekk
"Zee?" Ucap Marsha
Marsha pun langsung memeluk pria yang di depannya dan menangis.
"Kamu beneran Zee kan hikss" Ucap Marsha dan menangis di dalam pelukan Zee.
Zee tidak berbicara sama sekali, ia hanya menenangkan Marsha dengan cara mengelus rambut Marsha.
"Di dalem aja ya sha, gaenak disini" Ucap Zee melepas pelukannya.
Mendengar ucapan Zee, Marsha pun terkekeh kalau ini benaran Zee, ia tidak berhalusinasi.
Mereka berdua pun masuk kedalam ruangan Marsha dan duduk di sofa bersampingan.
"Kalau kamu benaran Zee, lalu orang yang waktu itu nyelametin aku siapa?" Tanya Marsha menoleh ke Zee.
Zee pun menjelaskan kejadian yang sebenarnya.
"Tapi dia kok bisa mirip banget sama kamu" Ucap Marsha
"Dia anak dari kakak mamah aku, makanya bisa mirip" Ucap Zee dan Marsha pun mengangguk.
"Mamah aku dan bunda kamu apa kabar?" Lanjut Zee
"Mamah baik baik aja kok, tapi kalau Bunda aku udah meninggal sejak 2tahun lalu" Ucap Marsha menahan tangisnya.
"Hei, jangan nangis" Zee melihat Marsha yang sudah mengeluarkan air matanya dan Zee pun segera memeluk Marsha.
"Kamu yang sabar yaa, kamu masih punya mamah aku dan aku kok" Ucap Zee melepas pelukannya dan menatap Marsha dengan tulus sembari memegang kedua bahu Marsha.
"Oiya sha, Gracie itu anak kamu?" Ucap Zee
"Kamu yang kemarin culik anak aku yaa!!" Ucap Marsha sedikit teriak dan melipatkan tangannya di dada.
"Hehe, abisnya dia mirip banget sama kamu, aku penasaran" Ucap Zee menyengir.
"Kamu udah punya suami ya sha?" Lanjut Zee
"HAHH, NGGA AKU NIKAH AJA BELUM" Ucap Marsha kaget dengan pertanyaan Zee.
"Lho jadi Gracie itu anak siapa?" Tanya Zee
"Gracie itu anak kamu sayanggg, kamu lupa ya, kita berhubungan dewasa saat kamu sedang mabuk" Jelas Marsha
"Kamu bilang kamu keluarin di dada aku, itu emang benar tapi sebelumnya kamu udah keluarin di dalam Miss V aku Zee" Lanjut Marsha
"Oalahh, yauda yu"
"Ayu kemana?"
"Nikah lahhh"
Marsha yang mendengar Zee mengajaknya nikah pun salting brutal sampai pipinya memerah.
"Oiya, ini perusahaan Lenatio ya?" Ucap Zee
"Iyaaa, aku disuruh mamah kamu buat pegang perusahaan ini" Ucap Marsha
"Kalau ZeeThea itu perusahaan kamu ya Zee" Tanya balik Marsha
"Iyaa, aku buat perusahaan itu karna aku dapet suntikan dana dari Aldo, dan alasan aku buat nama itu karna aku kangen sama kamu haha" Jawab Zee tertawa kecil.
"Lho jadi Aldo udah tau kalau kamu memalsukan kematian kamu?" Ucap Marsha dan di angguki Zee.
"Kita ke rumah mamah yu, besok kita nikah sekalian" Ucap Zee
"Hayyyukkk"
"Tapi aku jemput Gracie dulu di sekolahnya yaa" Ucap Marsha dan di angguki Zee.
•
•
•
•
•
•
Bersambung...
Jangan lupa vote guyss