Ketika Ella membaca tweet tersebut, ia merasa seakan-akan tweet tersebut tertuju pada dirinya. Ella adalah orang yang saling mengenal dengan Yoga di dunia real dan saling mengenal juga di dunia rp. Di dunia rp mereka berdua adalah sepasang couple sementara di dunia real mereka hanyalah teman biasa, tetangga biasa.
Ella yang tadinya berniat untuk membalas tweet tersebut mengurungkan kembali niatnya. Dia lalu hanya terus tetap men-scroll down timeline.
Tak lama setelah itu, Arsya menghampiri Ella yang tengah memperhatikan handphonenya dan menepuk bahu Ella agar Ella sadar ada Arsya disana. Ella lalu mengadahkan kepalanya keatas untuk melihat siapa yang menepuk bahunya.
"Eh, Arsya. Udah selesai latihannya?" tanya Ella. Arsya mengangguk.
"Gue ganti baju dulu bentar ya! Habis itu kita langsung berangkat aja ke rumah sakit." Ucap Arsya.
"Iya!" Kita. Aku dan Arsya. Batin Ella. Entah mengapa Ella merasa ada sesuatu yang aneh dirasakannya ketika Arsya menyebut kata 'kita'. Apa ini?
Tepat pukul 3 lebih dua menit, mereka sampai di rumah sakit tempat Vella dirawat. Karena Ella dan Arsya belum tahu dimana Vella berada, mereka lalu menghampiri tempat pusat informasi(?).
Setelah mengetahui dimana gedung dan dimana kamar Vella dirawat, mereka lalu langsung bergegas menuju kamar Vella karena jam besuk hanya sampai pukul setengah empat.
Ketika membuka pintu kamar Vella, Ella dan Rasya langsung disuguhi pemandangan Vella yang tengah terduduk di atas kasur rumah sakit. Ketika mendengar suara pintu di buka, Vella lalu langsung menoleh kearah pintu. Kemudian ia tersenyum dengan lebarnya. Malah Ella pikir itu hampir bisa disebut menyengir. Dia tampak terlihat sehat dari luar, namun tidak tahu apakah di dalamnya dia merasa sehat atau tidak.
"Hai Kalian! Wah kalian adalah teman pertama yang jenguk gue!" ucap Vella dengan nada ceria. Kayak bukan Vella. Batin Ella. Ella dan Arsya kemudian langsung tersenyum.
Sebelum mereka pergi ke rumah sakit, mereka menyempatkan mengunjungi sebuah toko kue dan membeli kue cokelat untuk Vella yang entah nantinya bakal bagaimana. Apakah bisa dimakan oleh Vella atau tidak.
"Hmm, ini." Ucap Ella.
"Wah! Apa ini La? Makasih banyak ya.. Jadi ngerepotin.." ucap Vella.
"Gapapa. Lo gimana keadaannya? Lo masih demam? Lo demam apaan? DBD? Sampe bisa masuk rumah sakit segala.." ucap Ella.
"Hmm, yah sebagaimana yang lo liat, gue biasa-biasa aja kan? Gak kenapa-napa.. Bahkan gue gak di infus. Cuma butuh istirahat doang. Jadi jangan khawatirin tentang gue sakit apa.. Mending kalian mikirin tentang ujian kenaikan. Ckck.." ucap Vella. Ella tersenyum mendengar Vella berkata seperti itu. Sangat-sangat tidak seperti Vella. Siapa ini? Atau ada apa dengan Vella? Batin Ella.
"Yaudah deh kalau misalnya lo gak mau ngasih tau..." ucap Ella.
"Eh.. Oh iya, kok Arsya bisa ikut ke sini sih? Terus Rasya gak ikut?" tanya Vella mengalihkan pembicaraan.
"Enggak. Rasya gak tau kalau misalnya kita mau jenguk lo..." Ucap Arsya.
"Oooh.." Vella membentuk mulutnya menjadi bentuk huruf 'o'.
***
Ketika jam menunjukkan pukul setengah empat lewat lima menit, seseorang mengetuk pintu dan mengatakan jam besuk sudah habis. Ella dan Arsya-pun bergegas berpamitan dengan Vella.
Saat mereka sudah keluar dari kamar tempat Vella dirawat, seorang perawat masuk ke dalam kamar Vella.
"Teman-temannya udah pergi mbak. Sekarang infus-nya dipasang lagi ya?" ucap perawat itu. Vella lalu mengangguk.

KAMU SEDANG MEMBACA
Roleplayer's Diary
Novela Juvenil"Hidup itu pilihan. Dan inilah yang lo pilih untuk hidup lo. Jalani aja. Nikmati, syukuri." - Ella ------ Siapa bilang, kehidupan di dalam dunia roleplayer susah untuk dicari kerelevanannya dengan dunia nyata? Faktanya, takdir mempertemukan banyak h...