PART 30
Rasya menghentikan langkahnya tepat di depan mobilnya. Di dalam mobil tersebut telah duduk Arsya di bangku penumpang depan.
Ketika pandangan Arsya bertemu dengan Rasya dan Ella, ia langsung keluar dari mobil. "Loh? Ella?" ucapnya. Ia seperti kebingungan. Sama seperti halnya Arsya, Ella-pun kebingungan. Apa maksud dari Rasya yang sebenarnya? Begitu pikir Ella.
"Ah jangan pada muka bingung gitu dong. Gue disini sengaja ngajak kalian berdua. Gue pengen ngerayain hari pertama ulangan yang udah berhasil kita lewatin hari ini." Ucap Rasya sambil tersenyum dengan lebar.
Ella mengernyitkan dahinya. Namun kemudian ia tersenyum. "Hmm, oke... Jadi, lo mau ngerayain kemana Sya?" Tanya Ella.
"Kemana? Kemana ya? Ah rahasia aja deh. Haha. Udah yuk ayo naik sekarang." Ucap Rasya. Ia membukakan pintu penumpang depan mempersilahkan Ella untuk menaikinya. Namun Ella terdiam.
"Bukannya tadi Arsya yang duduk di depan ya?" tanya Ella.
"Eh? Ga masalah gue mah duduk dimana aja juga.." ucap Arsya sambil tersenyum meski dirinya meraskan canggung yang luar biasa. Bagaimana bisa Rasya mengajaknya merayakan hari pertama mereka melaksanakan ulangan bertiga? Pikir Arsya.
"Gapapa deh, gue duduk di bangku belakang aja.." ucap Ella.
"Jangan La. Gue yang duduk di bangku belakang." Ucap Arsya. Ia lalu langsung membuka pintu dan duduk di bangku penumpang belakang. Rasya hanya bisa tersenyum melihat perdebatan kembarannya dan pacarnya itu.
Melihat Arsya sudah masuk, Ella tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Ia akhirnya masuk ke dalam mobil dan duduk di bangku penumpang yang di depan. Setelah Rasya menutupkan pintu untuknya, Ia masuk ke mobil dan duduk di bangku pengemudi.
"Siap semua? Jangan lupa pasang sabuk pengamannya ya." Ucap Rasya.
"Siap kapten! Ayo berangkat!" ucap Ella dengan senang. Arsya tersenyum mendengar Ella berkata seperti itu.
"Ayo!" ucap Arsya dari belakang. Mobil-pun akhirnya meninggalkan parkiran sekolah dan menuju tempat dimana mereka akan merayakan sesuatu.
***
Rasya memarkirkan mobilnya tepat di depan sebuah restoran. Ella terdiam. Begitu pula Arsya. Rasya kemudian melepas sabuk pengamannya. "Ayo turun." Ucap Rasya dengan gembira dan penuh senyuman di wajahnya.
Ella lalu tersenyum dan keluar dari mobil. Arsya juga melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan oleh Ella.
Mereka bertiga berjalan bersama-sama memasuki restoran. Ternyata, Rasya sudah mereservasi tempat duduk dimana mereka akan merayakan hari pertama ulangan. Memang terdengar agak aneh merayakan hari pertama mereka melaksanakan ulangan. Tapi, inilah yang diinginkan Rasya.
Rasya mempersilahkan Ella untuk duduk, kemudian ia pun duduk. "Lo berdua mau pesen makan apa?" tanya Rasya ketika seorang pelayan datang untuk menulis pesanan.
"Pesen makan?" tanya Arsya. Rasya mengangguk. Senyumannya sedari tadi tidak memudar sama sekali.
"Gue samain sama kalian aja." Ucap Ella.
"Ga bisa gitu, La. Lo harus pesen apa yang mau lo makan hari ini." Ucap Rasya. Ella terdiam. Dalam hatinya ia bertanya-tanya apa yang terjadi pada Rasya hari ini? Ini rasanya sangat aneh bagi Ella.
"Emm.. ga tau sih Sya.. Gue bingung mau pesen apa. Pokoknya gue samain sama lo aja makanannya." Ucap Ella. Ia memang benar-benar tidak tahu harus memesan apa untuk 'perayaan' yang mendadak ini.
"Oh, yaudah. Gue pesen banyak makanan aja kalo gitu ya. Biar nanti kalian yang pilih." Ucap Rasya.
Ella dan Arsya saling bertukar pandangan. Mereka bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roleplayer's Diary
Teen Fiction"Hidup itu pilihan. Dan inilah yang lo pilih untuk hidup lo. Jalani aja. Nikmati, syukuri." - Ella ------ Siapa bilang, kehidupan di dalam dunia roleplayer susah untuk dicari kerelevanannya dengan dunia nyata? Faktanya, takdir mempertemukan banyak h...