Arsya membuka sepatu-nya dan menyimpannya di rak sepatu ketika sampai di rumah. Ia lalu duduk di sofa. Lalu memejamkan matanya.
Kira-kira, tadi isi harapan Ella apa ya? Tanya Arsya dalam hati.
"Jangan tidur di sofa woy." Ucap Rasya. Spontan, Arsya langsung membuka kedua matanya. Arsya lalu tersenyum pada kembarannya tersebut.
"Sya.." ucap Rasya.
"Apa?" tanya Arsya.
"Kok lo tadi bohong ke gue sih, tentang lo mau main sama anak basket?" tanya Rasya. Arsya menatapnya. Ia kaget. Kenapa Rasya bisa tau?
"Mmm, kok lo tau?"
"Maaf ya, tapi, tadi gue karena ngerasa lo bohong, gue ikutin lo pergi kemana. Kenapa lo gak bilang aja ke gue kalau misalnya lo mau main sama Ella?"
"Yaa.. Maafin gue, Sya. Tadinya gue pikir kalo gue bilang ke lo gue mau main keluar sama Ella, gue takut, kita jadi marahan lagi. Gue takut lo jadi gak mau ngobrol lagi ke gue kayak gini." Ucap Arsya. Rasya tersenyum.
"Gapapa sih, daripada lo bohong, mending lo bilang aja harusnya tadi.. Yaudah deh gapapa udah kelewat." Ucap Rasya.
Arsya menatap kembarannya itu. Dia tidak menyangka jika Rasya akan berkata seperti itu. Ia tidak menyangka bila Rasya akan tersenyum seperti itu padanya.
"Sya, lo beneran suka sama Ella?" tanya Rasya. Arsya mengangguk.
"Kalau lo?" tanya Arsya.
"Gue, ya, lo mungkin belum tau, kalau gue, ngebully Ella waktu-waktu yang lalu itu, karena gue suka sama Ella." Ucap Rasya.
"Loh, kenapa?"
"Gue ga tau gimana caranya biar bisa kenal sama Ella karena gue gak sekelas. Jadi Cuma itu yang kepikiran sama gue. Haha. Gue emang jahat ya, ga pantes buat Ella." Ucap Rasya.
"Gak gitu juga, Sya. Lo gaboleh bilang gitu." Ucap Arsya.
"Hmm, Sya, lo mau gak, bikin perjanjian sama gue?" tanya Rasya.
"Hah? Perjanjian apaan?" tanya Arsya.
"Hmm, perjanjian tentang Ella. Jadi, siapapun nanti misalkan diantara kita ada yang jadi sama Ella, gue pengen, ga satupun diantara lo atau pun gue, ada yang jealous terus jadi membuat kita ga akur lagi." Ucap Rasya.
"Hmm, oke. Gue janji. Kalau misalnya lo jadi sama Ella, gue gabakal ngejaga jarak dari lo juga gue gabakal marah sama lo." Ucap Arsya. Arsya mengacungkan jari kelingkingnya. Rasya menatap jari kelingking itu. Ia kemudian menautkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Arsya.
"Janji?"
"Janji."
***
Rasya merebahkan dirinya ke atas kasur. Apa gue bisa jaga janji gue ya? Pikirnya sambil menatap langit-langit kamarnya.
Rasya kemudian mengambil handphonennya yang tergeletak di sampingnya. Tiba-tiba saja ia mendapatkan sebuah ide. Ia membuka aplikasi LINE, kemudian membuka chat room-nya dengan Ella.
Rasyadam : La, besok lo gaboleh ada acara ya?
Tak lama setelah Rasya mengirim pesan tersebut, Ella membalasnya.
ellapam : emangnya kenapa, sya?
Rasyadam : Mmm, gue mau ngajak lo main besok. Bisa ya?
ellapam : yaudah oke. Jam berapa sya?
Rasyadam : Agak pagi-an aja ya.. Gue mau ngajak lo jalan-jalan besok.. :3
KAMU SEDANG MEMBACA
Roleplayer's Diary
Fiksi Remaja"Hidup itu pilihan. Dan inilah yang lo pilih untuk hidup lo. Jalani aja. Nikmati, syukuri." - Ella ------ Siapa bilang, kehidupan di dalam dunia roleplayer susah untuk dicari kerelevanannya dengan dunia nyata? Faktanya, takdir mempertemukan banyak h...