PART 31
Tepat pukul 5 pagi, Ella terbangun dari tidurnya. Ia kemudian menyadari bahwa semalam ia tertidur di atas meja belajarnya padahal belum selesai ia menghapal untuk ulangan hari ini.
Ella kemudian beranjak dari kursinya dan berjalan menuju kamar mandi. Namun, ketika melewati pintu depan, ia merasakan seperti menginjak sesuatu.
Sepucuk surat.
Ella berjongkok dan mengambil surat tersebut. Bukannya ke kamar mandi, ia malah duduk di sofa dan membaca surat yang masuk melalui celah pintu apartemennya entah kapan.
Dear Pamella.
Gue.. Cuma mau nulis kalo gue sebenernya cemburu.
Haha. Aneh emang. Gue siapa lo sampe berhak buat cemburu ke elo, iya kan? Wkwk
Gue.. apa ya, terserah lah mungkin lo bisa aja nganggep gue itu penguntit yang ngikutin lo kemana aja sampe tau hal-hal terbaru dari lo.
Dan, kemaren, gue bener-bener cemburu..
Gimana pacar lo kasih lo sebuket bunga dan lo keliatan bahagia banget. Sedangkan ketika gue ngasih lo setangkai bunga, gue gapernah tau gimana wajah lo pas liat bunga itu. Tapi gue yakin muka lo ga bakal se-bahagia pas pacar lo itu kasih sebuket bunga buat lo.
Jadi, ya gue putusin buat kasih lo sebuket bunga juga. Tapi, karena buket bunga gak bakal masuk lewat celah pintu, gue simpen di luar ya. Haha.
Cukup deh ocehan ga berguna gue ini. Cukup curhatan dari seorang cowo aneh ini. Haha.. lain waktu, gue bakal coba kirim lo lagi surat deh ya.Rama Rasyad.
Ella terdiam. Ini membuatnya agak sedikit geram. Siapa sebenarnya Rama-rama ini? Siapa sebenarnya dia? Kenapa dia bisa mengetahui apa saja yang ia lakukan kemarin? Apa mungkin jika dia benar-benar seorang penguntit dan bisa saja berubah menjadi psikopat? Ah ini membuatnya agak sedikit takut.
Ella memutuskan untuk mandi karena sinar matahari mulai memasuki apartemennya melalui celah jendela.
***
Ella telah siap dengan pakaiannya dan tas sekolahnya. Ketika Ella membuka pintu apartemen, ia menghentikan langkahnya.
Sebuket bunga benar-benar ada di depan pintu apartemennya itu.
Ella kemudian berjongkok dan mengambil buket bunga tersebut yang sama indahnya dengan buket bunga yang diberikan oleh Rasya kemarin. Setelah itu, ia kemudian menyimpannya ke dalam apartemennya dan segera berangkat menuju sekolah.
Sembari berjalan menuju ke luar apartemen, lagi-lagi pemikiran tentang melihat cctv di lorong apartemennya muncul. Apa harus ya? Pikirnya. Namun, karena ia merasa tidak terlalu mengganggu melainkan hanya membuatnya penasaran, ia akhirnya tidak jadi untuk melihat rekaman cctv.
***
Ella sampai di ruangan ujiannya. Ia tidak tahu apakah Rasya dan Arsya sudah datang ke sekolah apa belum. Ia sudah mengirimkan beberapa pesan line kepada Rasya namun belum di baca olehnya.
Hingga bel masuk yang menandakan ujian akan segera dimulai berbunyi, Rasya masih belum menjawab pesan line yang dia kirim.
Karena pengawas sudah datang, akhirnya ia memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya dan fokus terhadap ujian yang akan dijalaninya hari ini.
Meski telah berusaha fokus, ternyata Ella sangat tidak bisa fokus karena ia merasa pikirannya entah sedang dimana memikirkan Rasya.
Ah sudahlah. Batin Ella.
***
Ketika bel istirahat berbunyi, Ella langsung saja keluar ruangan ujiannya dan lari menuju ruang ujian Rasya karena hatinya sangat tidak tenang ketika ujian tadi berlangsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roleplayer's Diary
Novela Juvenil"Hidup itu pilihan. Dan inilah yang lo pilih untuk hidup lo. Jalani aja. Nikmati, syukuri." - Ella ------ Siapa bilang, kehidupan di dalam dunia roleplayer susah untuk dicari kerelevanannya dengan dunia nyata? Faktanya, takdir mempertemukan banyak h...