Roleplayer's Diary // Epilog

1.3K 113 25
                                    

Peringatan!! : Membaca ini menyebabkan anda.... mencapai akhir cerita :'v

***

"La! Gue hamil!" Teriak seseorang yang ada di layar laptop Ella. Ella yang awalnya terdiam, kemudian langsung tersenyum sumringah.

"Serius Kak!?" tanya Ella tak percaya.

Terlihat orang itu mengangkat lembaran yang Ella yakini adalah lembar hasil tes ultrasonografi. Ella mendekatkan wajahnya ke layar untuk memastikan apa yang ada di lembaran itu. Ya, terdapat gambar seorang janin di sana. Meski belum terlalu terlihat, Ella yakin itu adalah bayi.

"Wah, Kak Prili! Selamat! Ella gak nyangka cepet banget! Hahah. Bentar lagi Ella jadi tante dong! Hehehe." Ucap Ella dengan semangan dan senang.

"Makasih, La. Gue sendiri juga gak nyangka! Dalam beberapa bulan, gue bakal jadi seorang ibu. Doain aja gue dari sana ya, La.."

"Siap kak, siap."

Prili tersenyum kemudian menatap layar lekat-lekat.

"La.. kapan lo mau balik ke Jakarta lagi? Gue udah kangen masa."

"Hah? Baru dua bulan yang lalu Ella ke sana, kak. Masa udah ke sana lagi. Nanti aja Ella ke sana kalau kak Prili udah mau ngelahirin, hehehe."

"Kalau tunggu gue ngelahirin, masih lama dong? Ini gue baru juga berapa minggu.."

"Percayalah, kak. 9 bulan itu gak kerasa.. Hahaha Ella ngomongnya kayak yang udah pernah ngerasain aja. Ya, pokoknya, Ella janji dateng nanti deh." Ucap Ella

"Oke deh, siap La. Eh, btw La. Yuda lagi gak di Indo loh. Gue gak tau dia kemana, dia gak jelas bilang ke guenya. Bahkan ke mama sama papa juga gak jelas bilang apa. Yang gue denger dari dianya sendiri ya, dia pengen travelling tapi gak ngasih tau kemana. Gue agak khawatir dia kenapa-napa."

"Oh iya? Dari kapan, Kak?"

"Baru kemarin sih dia berangkat. Semuanya pada gak ada yang tau dia kemana.. Ditelpon, gak bisa, gak tau dia masih di pesawat apa gimana. Soalnya, dia bilang sendiri ke gue, travellingnya agak jauh."

"Waduh. Yah, kita doain aja kak. Kak Yuda gak pergi ke tempat yang aneh-aneh. Semoga aja dia baik-baik sampe tujuannya."

"Iya, Aamiin. Eh, La. Udahan dulu ya? Bentar lagi Yoga pulang nih.. Hehe."

"Eh? Heheh iya deh kak. Lain kali skype lagi ya. Kak Prili jaga kesehatan, ya. Salam buat Yoga, mama sama papa. Terus kalau kak Yuda udah ada kabar, kasih tau Ella ya kak!"

"Iya, la. Dah! Assalamualaikum.."

"Waalaikumussalam, kak."

Ella mengklik tombol 'x' yang ada di layar laptopnya. Ella tersenyum bahagia. Ia sangat senang melihat kakak tirinya itu sangat bahagia. Ia tak sabar dengan kelahiran sang keponakan.

Kemudian, Ella berjalan untuk mengambil minum. Tenggorokannya agak kering setelah mengobrol sedikit tadi bersama Prili.

Baru saja ia menelan satu teguk air, handphonenya yang ada di atas meja bergetar panjang tanda ada panggilan masuk. Ella kemudian menyimpan gelas yang ia pegang ke atas meja makan dan melangkah dengan agak cepat untuk mengambil handphonenya.

Ella membelakkan matanya karena melihat telpon yang masuk ternyata adalah telpon dari sebuah aplikasi dan tertera nama Arsya di sana. Ada apa ini?

"Halo?"

"Iya halo, La?"

"Ada apa, Sya?" Tanya Ella dengan nada biasa saja padahal sejujurnya, ia sangat kebingungan dan penasaran mengapa Arsya menelponnya.

"Hm, itu La. Sebenernya, karena gue gak tau alamat lo dan gak ada yang mau ngasih tau gue dimana alamat lengkap lo, akhirnya gue mutusin buat nelpon lo lewat ini. Berhubung gue juga ngerasa pasti nomor lo udah ganti. Jadi.. gue nelpon buat ngasih tau, minggu depan gue sama Afika bakalan nikah. Jadi, tadinya niat gue mau ngundang lo sih, La.."

Ella terdiam. Dalam hatinya ia berkata. "Oh, jadi itu."

"Wah, selamat ya Sya! Tapi, maaf banget, kayaknya gue gak bisa kesana.. Gue agak sibuk nih sampe dua bulan ke depan.." jawab Ella jujur.

"Oh.. gitu ya. Yaudah deh.. gapapa La. Gue mau minta doanya aja kalau lo mau.."

"Hah? Hm.. iya, gue pasti doain kok. Semoga jadi keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah ya. Maaf sekali lagi gue gak bisa dateng. Bilangin salam gue ke Afika ya?"

"Aamiin, aamiin La. Iya, gue pasti bilangin. Maaf ganggu ya..." Belum sempat Ella menjawab apapun, telpon terputus dan akhirnya Ella hanya bisa terdiam.

Pada akhirnya, lo jadi sama Afika ya, Sya. Semoga lo bahagia. Ucap Ella dalam hati.

Entah kenapa, ia kemudian teringat kata-kata Prili mengenai Yuda yang tiba-tiba ingin travelling sendirian dan tidak memberitahukan tujuan ia pergi. Beberapa hari yang lalu, ia masih sempat berkomunikasi dengan Yuda lewat aplikasi sosial media yang ia punya. Ia memang menjadi lebih dekat dengan Yuda setelah Yuda meminta maaf padanya ketika hari pernikahan Prili waktu itu.

Tak lama, terdengar suara bel pintu rumahnya. Ella terdiam. Siapa yang datang siang-siang begini? Apakah Kean? Lalu kalau Kean, mengapa ia harus memencet bel dulu untuk masuk ke dalam sementara ia bisa langsung masuk?

Ella kemudian berjalan menuju ke ruang tamu dan menuju pintu. Ia langsung saja membuka pintu karena ia pikir itu adalah Kean.

"Key? Biasanya kan langsung masuk tapi kenap—" Kata-kata Ella terpotong ketika ia melihat siapa yang datang.

"—Kak Yuda?" Ella ternganga. Ia tidak percaya dan kaget setengah mati.

"Hai, La.." ucap Yuda.

"Eh? Hai, kak. Kok.. eh, ayo masuk kak, di luar dingin." Ucap Ella tersadar membiarkan Yuda berada di luar rumah.

Yuda tersenyum. Ella kemudian memberi jalan masuk untuk Yuda memasuki rumahnya atau lebih tepat seperti kontrakannya.

Ella mengikuti Yuda dari belakang. Ia bingung mengapa bisa Yuda ada di sini dan apa tujuannya?

"Ayo duduk, kak. Mau minum apa?" tanya Ella.

Bukannya duduk, Yuda malah menatap Ella lekat. "La.." panggil Yuda.

Ella yang bingung kemudian hanya bisa menatap balik Yuda dan menjawab, "ya, Kak?"

Yuda berjalan mendekati Ella kemudian tanpa aba-aba apapun, Yuda memeluk Ella dengan erat.

Ella tercengang. Kenapa kak Yuda menjadi seperti ini? Ia kemudian hanya bisa terdiam berada di dalam dekapan erat sang kakak tiri.

"La, aku kangen sama kamu.." bisik Yuda tepat di telinga Ella yang kemudian hanya bisa terdiam membeku.

"Kamu kangen juga gak sama aku?"

***

Selesai?

010417 20.00

p.s : sengaja pake tanda tanya biar asyique. part selanjutnya... gak wajib dibaca ya!

Roleplayer's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang