Chapter 4-Bakpia Kukus Tugu Jogjakarta

614 213 71
                                    



     Happy Reading ♥


"Walaupun gak bisa denger cerita lu, seenggaknya gua bisa menjadi penghibur lu, Sky"

-Rakandra Danendra-

Matanya berkaca-kaca, jantungnya berdetak kencang, tangan mulai bekeringat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matanya berkaca-kaca, jantungnya berdetak kencang, tangan mulai bekeringat. Rasa takut itu terlukis jelas pada wajah Sky. Sejujurnya ia pindah kesini hanya untuk hidup normal seperti mahasiswa pada umumnya. Namun takdir seolah mempermainkannya setelah membaca notifikasi yang muncul di layar ponselnya.

Prang

"Gak mungkin! dia gak mungkin tau," gumam Sky kemudian melempar gelas yang terletak di atas meja dapurnya.

Pikirannya mulai tidak terkontrol memikirkan hal-hal menakutkan yang kelak mungkin akan menghampiri kehidupannya 'lagi'. Jika boleh jujur, hampir beberapa minggu berada di Jogjakarta, kehidupan yang ia inginkan sudah berjalan normal.

Rasa ketakutan itu menghampirinya lagi.

Bahkan dia rela mengganti nomor ponsel, menonaktifkan semua social media, dan pindah kampus agar kehidupannya damai dan tenang. Tapi bagaimana bisa orang itu mendapatkan nomor ponselnya?

Sementara di unit 9904, lebih tepatnya kamar Raka. Ia baru saja menyelesaikan rutinitas mandi. Raka hanya menggunakan celana training jogger berwarna hitam, shirtless, sambil mengosok rambut dengan handuk untuk mengeringkan air yang terus menetes dari rambutnya. Kegiatannya berhenti sejenak karena mendengar bunyi dari unit 9905, tepatnya unit Sky.

 Kegiatannya berhenti sejenak karena mendengar bunyi dari unit 9905, tepatnya unit Sky

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Prang

Dahinya mengkerut berpikir sejenak, apa yang terjadi? Apa mungkin ia salah dengar? Tapi sepertinya tidak. Tadi terdengar seperti orang membanting benda sejenis kaca hingga pecah. Raka berjalan mendekati tembok dan menempel telinganya ke tembok untuk mendengar lebih jelas namun nihil tidak terjadi apapun.

Raka berpikir sejenak. Sebuah ide muncul dalam otaknya. Mengingat Sky introvert akan sangat sulit jika menanyakan langsung karena pasti dia tidak ingin menceritakan masalahnya. Sehingga Raka berinisiatif, walaupun tidak bisa mendengarkan cerita Sky, seenggaknya dia bisa menghiburnya.

RakaSkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang