✼ ҉ ✼ ҉ ✼ ✼ ҉ ✼ ҉
YOUR NAME
Hari ini cuaca begitu cerah. Sepertinya ramalan cuaca yang sempat kulihat pagi ini di televisi memang benar adanya. Dan sekarang ini, aku sudah menunggunya di stasiun yang telah kami janjikan kemarin malam sejak sepuluh menit yang lalu. Aku sengaja datang lebih awal agar tidak mendengar omelannya yang berisik itu. Untuk antisipasi saja, jika sampai aku datang terlambat nantinya. Suasana di stasiun hari ini pun cukup ramai. Ya, lebih ramai dari hari biasanya. Bagaimana tidak? Karena, hari ini bertepatan dengan liburan akhir sekolah yang baru saja akan dimulai. Yang aku cemaskan sekarang bukan karena kedatangannya yang mungkin akan terlambat.
Akan tetapi, di sini begitu ramai banyak orang berlalu lalang kesana kemari dengan santainya. Bisa dibilang, kebanyakan mereka yang datang ke sini pun pasti memiliki tujuan yang sama seperti kami, liburan tentunya. Sementara disisi lain mungkin akan sedikit sulit untuk bisa menemukanku dengan cepat di tempat seramai ini. Tapi, kupikir tidak.
Bukankah ia pelari yang handal? Mengingat ia pernah mengajakku kabur untuk menghindari polisi yang bertugas tempo hari saat menolong seorang nenek di pasar. Melewati kerumunan orang sebanyak ini pun pasti tidak akan menjadi hal yang sulit baginya. Dan benar saja. Tak berapa lama aku melihatnya berlari ke arahku dengan penuh semangat dan senyum sumringahnya itu. Melihat tubuh kecilnya yang berusaha berlari secepat mungkin dengan gesit dan lincahnya. Menerobos dan mencari celah kosong untuk melewati siapapun yang menghalangi jalannya.
"Selamat pagi," sapanya padaku sedikit terengah-engah. Aku melirik sekilas pada jam besar yang tertempel di dinding stasiun yang ternyata telah menunjukkan jam 9 tepat. Anak ini jika membuat janji benar-benar tidak ingin mengingkarinya. Kurasa.
"Eh! Kenapa barang bawaanmu sedikit sekali?" tanyanya celingukan dengan tatapan bingung. Ya, aku memang hanya membawa tas ransel kecil saja. Sedangkan ia sendiri membawa tas yang ukurannya tiga kali lipat lebih besar dari tas milikku. Seperti seseorang yang baru saja kabur dari rumah.
"Apa kau tidak membawa baju ganti?" Giliranku yang kini menatapnya dengan tatapan bingung. Baju ganti? Untuk apa? Oh! Apakah mungkin ia ingin membawaku pergi ke pantai lagi? Tapi, haruskah ia membawa tas sebesar itu ke sana?
"Eh! Tidak masalah. Tinggal beli di sana saja. Seingatku, di sana ada UNIQLO." Dengan santai ia lalu berjalan mendahuluiku. Otomatis aku pun berjalan mengikutinya dari belakang. Tentu saja dengan berbagai pertanyaan membingungkan yang masih ada di dalam pikiranku saat ini.
Baju ganti? Di sana? UNIQLO? Sebenarnya ia ingin membawaku pergi kemana?
•÷•÷•÷•÷•÷•÷•÷•÷•
"Hah! Kau ini membosankan sekali! Kenapa hanya diam saja? Kau itu harus bersemangat saat pergi liburan begini," protesnya yang duduk di sebelahku. Setelah selesai menghabiskan sebungkus keripik kentang yang tadi dibelinya saat di stasiun.
Sekarang, kami sudah berada di dalam kereta. Pada dasarnya, ia sendiri memang sangat energik, suka bicara dan tidak bisa diam. Sedangkan, aku tidak memiliki hal apapun untuk diperbincangkan dengannya. Aku pun tidak suka banyak bicara. Dan juga tidak suka kebisingan. Ya, bagaimana lagi? Jadilah, ia mungkin mulai merasa bosan padaku juga dengan suasana di sekitarnya.
"Daripada liburan, kupikir ini lebih mirip dengan penculikan," ucapku akhirnya, sembari menyuapkan egg sando pemberiannya tadi. Katanya, ia sengaja membawanya dari rumah untuk bekal di perjalanan. Dan kurasa, egg sando buatannya ini memang sangat enak. Perpaduan isian antara buah alpukat yang manis serta telur mayonesnya yang gurih menambah cita rasa lebih pada egg sando yang dibuatnya itu. Aku tidak tahu. Jika ia adalah tipikal orang yang benar-benar akan menaruh perhatian lebih pada makanan yang dibuatnya. Terlepas dari dirinya yang tidak suka melakukan hal-hal yang rumit dan membuang banyak waktu berharganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I WANT TO EAT YOUR PANCREAS
De TodoHubungan diantara mereka bukanlah semacam hubungan dengan julukan yang pasaran. Bukan itu. Bukan pula hubungan tentang persahabatan ataupun cinta. Namun, lebih daripada itu. Bisa dibilang, hubungan mereka adalah hubungan yang platonis. Dimana sebena...