Gadis bernama Anggita Magnolia itu menatap tak suka ke arah layar ponsel yang ada di genggamannya. Karena terlalu kesal ia sampai membanting ponselnya ke lantai.
Prak!!
Namun saat kesadarannya 100% terkumpul ia buru-buru mengambil ponselnya yang sudah terkapar di lantai tadi. Untungnya layar ponselnya aman, tidak retak atau semacamnya. Jika sampai retak mana mau ibunya membelikan temperglase untuk ponselnya lagi?!
Mungkin kalau dihitung sudah ada sampai 3 kali ia ganti temperglase sejak awal ponsel ini menjadi miliknya. Dan Ibunya sudah memperingatkan jika sampai retak lagi ia disuruh membongkar celengan ayam miliknya.
Gita bukanlah berasal dari keluarga lebih dari cukup, ataupun memiliki rejeki lebih. Keluarganya pas-pas an. Makan saja hanya bergantung pada tangkapan ikan bapak di sungai tiap sore. Meski begitu bapak memiliki pekerjaan tetap yakni seorang buruh petani di salah satu sawah milik seorang Juragan paling kaya di Desa Lemba.
Agar ia bisa sesekali membeli jajanan kantin, Ibunya mencari tambahan uang dengan menjadi buruh cuci baju di rumah-rumah tetangga.
Karena kondisi keluarganya yang seperti itu, Juragan paling kaya di Desa Lemba mengajak beberapa warga desa yang kurang berkecukupan juga kedua orang tuanya untuk berkeliling ke Kota besar dengan mengendarai bus. Harapan Juragan itu baik kok, dia ingin agar warga desa yang kurang mampu lebih semangat lagi mencari penghasilan untuk kehidupan sehari-hari mereka. Dia berharap para warga tetap memiliki mimpi lebih, mungkin jika kehidupan mereka kurang dari cukup mereka masih bermimpi juga berusaha untuk agar anak turun mereka kelak bisa bersekolah tinggi hingga di Kota besar.
Sebenarnya Gita juga diajak. Akan tetapi masalahnya ia tidak bisa naik kendaraan beroda empat seperti bus, mobil, juga pickup. Ia selalu mual hingga berakhir mengeluarkan kembali makanan yang ada diperutnya lewat mulut.
Karena tidak ikut bapak ibu ke kota besar jadilah ia sekarang berada di rumah sendirian. Lebih tepatnya ia berada di kamarnya.
Semua pekerjaan rumah yang ibu amanahkan padanya sudah terlaksana, jadi ia bisa leluasa membaca sebuah cerita online di ponselnya.
Setelah berjam-jam membaca cerita itu Gita justru kesal karena alur ceritanya tidak sesuai dengan harapannya, ia dengan refleks membanting ponselnya. Tapi dengan cepat ia kembali mengambil ponselnya dari lantai.
Dengan penuh sayang dan cinta Gita mengelus-elus layar ponsel miliknya itu. "Untung kamu gak papa. Salahin cerita tadi bikin aku kesel. Siapa sih penulisnya?!!!"
"Harusnya tuh penulisnya bisa bikin alur yang lebih bagus. Padahal tadi di awal udah bagus banget. Sinopsisnya juga oke! Tapi ditengah cerita alurnya udah aneh. Pasti endingnya jelek!"
"Tau ah, penulisnya butuh healing kali!"
Selesai bermonolog Gita menaruh ponselnya dengan hati hati ke bawah bantal. Karena terlampau kesal, ia jadi mengantuk. Entah sedari dulu menurutnya jika emosinya sedang tidak stabil marah atau sedih satu-satunya solusi adalah tidur.
Karena setelah bangun dari tidur nanti hatinya akan merasa lebih baik.
Jadi Gita memutuskan untuk merebahkan tubuhnya di kasur kapuk miliknya, kemudian ia mulai memejamkan matanya.
Tanpa sepengetahuan Gita, ada seseorang yang masuk ke dalam rumahnya. Seseorang itu berniat mencuri beberapa benda berharga di rumah itu. Sayangnya ia tidak bisa menemukan apa-apa kecuali seorang tuan rumah yang tengah tertidur dan tidak terusik dengan kegaduhan yang ia buat.
Tidak ada TV, magic com, atau benda elektronik lainnya untuk diambil, dapurnya pun masih dengan kayu bakar bukan kompor. Bahkan sepertinya air dikamar mandi harus menimba di sumur terlebih dahulu.
Kesal bukan main karena tidak mendapat apapun pencuri itu pun hendak pergi langsung dari rumah Gita. Tapi tidak jadi. Menurut pencuri itu, jika ia tidak mendapat apa-apa ia harus menghilangkan sesuatu yang berharga di rumah korbannya.
Jadi, ia mulai mengambil bantal disebelah Gita. Kemudian melakukan aksinya. Ia menekan wajah Gita dengan bantal tadi hingga Gita kehilangan nafasnya. Perlu beberapa waktu hingga Gita tidak lagi bernyawa. Kaki dan tangannya sempat berusaha memberontak aksi seseorang yang tidak ia kenali. Tapi tenaga seorang gadis tentu tidak seberapa dengan tenaga seorang pria dewasa.
Ketika Gita menghembuskan nafas terakhirnya, si pencuri itu segera membuang bantal yang ia gunakan untuk membunuh Gita ke arah lantai.
"Biasanya wanita menyimpan ponsel di bawah bantal bukan?" ujar si pencuri sambil bersiul penuh kemenangan.Lalu dengan cepat ia merogoh bawah bantal yang Gita tempati. Dan gotcha!
Hari ini pencuri itu berhasil mendapat barang curiannya bukan kegagalan. Meski sayang ia harus menghabisi satu nyawa. Dan harga ponsel yang ia pegang kini mungkin kurang dari 2 juta. Setidaknya Juragan tidak akan menghukumnya karena tidak berhasil mendapat apa-apa.
Pencuri langsung pergi dari rumah korbannya dengan cepat. Semoga saja gadis yang ia bunuh tenang di sisi Tuhan.
Sayangnya harapan pencuri tersebut tidak akan terjadi. Karena kini arwah Gita telah dimasukkan ke tubuh gadis seusianya. Gita terkena karma karena tidak menghargai karya orang lain.
Padahal bagus ataupun tidak karya tersebut, setidaknya ia telah meluangkan waktunya untuk karya yang akan di nikmati oleh orang lain.
Bagaimanapun sebagai makhluk sosial, kita harus saling menghargai satu sama lain. Dan ingat karma itu akan selalu berjalan. Jadi jaga ucapan dan perbuatan.
***
Happy New Year!!!
Selamat tahun baru, kalian dapet cerita baru dari Avenly!!!!
Seneng ngga??? Santai masih prolog. Maaf kalo belum berkesan.
Aku harap kalian mau vote sama komen.
Aku masih belum nabung chapter. Tapi aku bakal usahain update!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
new journey!!
FantasyCERITA INI HANYA ADA DI PLATFORM WP LAPAK AVENLY SAJA TIDAK TERSEDIA DI APK LAIN~~~ Anggita Magnolia kini hidup di tubuh orang lain. Lebih tepatnya ia sudah meninggal dan jiwanya masuk ke dalam sebuah novel online yang sempat ia kritik sebelum tidur...