Chapter 01 : Failed Mission

464 4 0
                                    

Kedua mata yang terpejam itu bergerak, keningnya mengernyit ketika suara ribut menusuk telinganya. Pun dengan kesal dan merasa sangat terganggu, jemari lentik wanita itu menarik bantal untuk menutup kedua telinganya. Namun rupanya usahanya itu sia-sia, suara laknat itu masih berhasil masuk keindera pendengarannya.

“Sialan Nina!!!” teriak Lavender bagai petir dipagi hari. Wanita berambut hitam itu terduduk, masih dengan mata terpejam ia mengacak rambutnya menjadi semakin berantakan.

“Kau memanggilku?”

Dengan wajah acakan khas bangun tidur, Lavender menyorot penuh kesal wanita yang baru saja muncul dan berdiri didepan pintu, menatapnya tanpa dosa dengan dua bola mata bulatnya.

“Apa kau tuli sampai harus menyetel musik sekeras itu Nina sayang?” Lavender menyunggingkan senyum geramnya.

“Apa suaranya terlalu keras? Oh tuhan! Sepertinya aku memang sedikit tuli, aku bahkan berniat menambah volume karena kurasa kurang kencang” ujar Nina dengan kedua mata yang semakin melebar, panik karena merasa jika dirinya memang sudah mulai tuli.

Helaan nafas terdengar, Lavender meniup kesal rambutnya yang menghalangi pandangannya. Pun dengan berat hati Lavender menyikap selimut untuk turun dari ranjang empuk yang tidak lebih dari tiga jam ia tiduri. Ia masih sangat mengantuk dan lagi-lagi sahabat polos super menyebalkannya ini mengganggu. 

Sebenarnya Lavender tidak kaget lagi, karena hampir setiap pagi, mengganggu tidur lelapnya seperti sudah menjadi rutinitas seorang Nina Lyne. Wanita itu selalu menimbulkan suara-suara bising setiap pagi, entah dengan menyetel musik, memotong sayur atau bahan dapur seolah sedang bertukang, atau bernyanyi ala Celine Dion dengan suara cemprengnya yang benar-benar sanggup menyetrum gendang telinga Lavender.

“Kau masak apa?” Tanya Lavender sembari mencepol asal rambutnya. Tubuhnya yang hanya dibalut tanktop hitam dan celana piyama setengah paha membuat wanita itu terlihat seksi.

“Aku membuat Paella dan Gazpacho, kali ini aku buat sedikit special

Lavender menaikkan satu alisnya. Nina tersenyum manis. “Aku menambahkan seluruh cintaku didalamnya”

Sontak Lavender memutar bola matanya. “Kau mau apa kali ini?” Tanya yang sudah sangat hapal gelagat wanita yang kini sudah melendot disatu tangannya.

“Kita sudah lama tidak belanja”

“Belanja?”

“Em”

“Memangnya kau punya uang?” Tanya Lavender menaikkan satu alisnya, bibirnya berkedut melihat wajah Nina yang langsung redup. Sangat menggemaskan.

“Tidak punya, tapi aku punya Bos yang sangat baik dan tidak pelit” tukas Nina kembali menerbitkan senyumnya “Yaa… please, kita sudah lama tidak jalan-jalan berdua, Kau juga jarang dirumah akhir-akhir ini, entah apa yang kau kerjakan diluar sana sampai pulang larut malam. Kau membiarkanku menjaga tokomu ini seharian sendiri, lama-lama aku bisa mati kebosanan”

“Aku ada urusan beberapa hari ini” ucap Lavender sekenanya.

“Urusan apa? Dengan kedua teman freak mu itu?”

Lavender terkekeh, raut wajah Nina akan berubah kesal jika membahas kedua temannya yang lain, wanita itu cemburu, benar-benar menggemaskan.

“Yap, tapi kau tenang saja, sebentar lagi urusanku selesai sehingga aku bisa menemanimu lagi menjaga toko” Lavender duduk dikursi dengan manik yang masih tertuju pada Nina yang menaruh sarapan diatas meja.

“Bukankah kau ingin belanja? Setelah sarapan aku mandi sebentar lalu kita berangkat” lanjut Lavender, mencoba membujuk Nina yang masih cemberut.

“Benarkah?” dan benar saja, wajah Nina yang suram berubah cerah seketika.

LAVENDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang