****
Lavender menelan salivanya melihat dua orang yang kini tengah menatap tajam padanya.
Berdehem pelan, Lavender membuka mulutnya.“Listen, maaf karena aku tidak memberitahu kalian sebelumnya, ponselku hilang dan-“
“Kau tidak sebodoh itu untuk hanya memberi kabar” potong Julian.
Lavender kembali bungkam. Dia memang sedang berada dirumah Lizzy saat ini, dan wanita itu segera menelfon Julian dan beberapa menit kemudian pria itu datang dengan wajah semrawut, entah apa yang pria itu lakukan belakangan ini. Hampir seminggu tidak bertemu tentu saja dia sangat merindukan kedua sahabatnya. Tapi karena hilang tanpa kabar, tentu ia harus menghadapi kemarahan keduanya.
“Kau tau aku ingin sekali memukul kepalamu sekarang, kau enak-enak berlibur disaat kami disini tidak tidur pergi kesana kemari mencarimu, bahkan mataku sampai sakit karena memandangi ratusan rekaman CCTV untuk mencarimu.” Sahut Lizzy yang membuat Lavender semakin bungkam.
“Kau setidaknya memberitahu kami Lavender, tidak menghilang tiba-tiba tanpa kabar” kali ini Julian kembali menyahut.
“Iya iya I am sorry, aku hanya sedang ingin menenangkan diri. Aku tidak seharusnya melakukan itu, sorry” ujar Lavender menyesal.
“Tapi kau memang benar-benar berliburkan?”Lavander terdiam sejenak mendengar pertanyaan Julian, namun ia kemudian mengangguk. “Tentu saja, aku memang berlibur, kalau kalian tidak percaya lihat saja didaftar penumpang-“
“Aku sudah mengeceknya dan karena itu kami berhenti mencarimu, kalau sampai kau belum pulang sampai besok rencana kami akan melapor kepolisi.” Potong Lizzy sembari menghembuskan asap rokoknya.
“Polisi?” manik Lavender melebar.
“Yap, melaporkan orang hilang”
Lavender menipiskan bibirnya, melirik Lizzy yang terlihat santai menikmati rokoknya, kemudian pada Julian yang masih terlihat kecewa.
“Julian aku minta maaf.” Ucap Lavender tulus.
Julian menghela nafasnya pelan, menyunggingkan senyum tipis yang tampak dipaksakan. “Sudahlah, yang penting kau baik-baik saja”
Mendengar itu Lavender mengangguk-ngangguk. Beberapa saat kemudian mereka terdiam, Lizzy asik merokok, Julian yang tengah menikmati winenya, sementara Lavender yang sibuk dengan pikirannya sendiri, sesekali menggigit bibirnya gelisah sembari melirik kedua sahabatnya.
“Guys?”
Julian dan Lizzy sontak memusatkan pandangannya pada Lavender.
“Ada yang ingin aku katakan” ucap Lavender.
Baik Julian dan Lizzy hanya menaikkan satu alis, mengisyaratkan Lavender untuk melanjutkan ucapannya.
Lavender menghela nafas kasar, berdehem sejenak sebelum mengutarakan ucapannya.
“Aku akan menikah”Setelah mengatakan itu Lavender sontak memejamkan matanya ketika semburan wine menyiram wajahnya. Pun dengan sabar ia mengusap wajahnya dengan punggung tangan, lantas menyunggingkan senyum teramat tipis pada Julian yang baru saja melakukan semburan itu, sementara Lizzy masih sibuk terbatuk karena tersedak asap rokoknya. Beberapa saat ia hanya diam menunggu reaksi dua manusia dihadapannya sebelum….
“WHAT?!!” seru Julian dan Lizzy serentak.
Lavender mengangguk. “Aku akan menikah” ulangnya.
“Apa kau sedang melucon?” tanya Lizzy disela tawa remehnya.
“Tidak, aku serius” ucap Lavender.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAVENDER
RomanceWARNING !! KHUSUS 21 + BANYAK UMPATAN KASAR, ADEGAN KEKERASAN, DAN SEKSUAL YANG TIDAK PATUT UNTUK DITIRU. MOHON BIJAK DALAM MEMBACA!! No Plagiat! .... Ini tentang Lavender Evans, wanita cantik sebatang kara yang hidup bebas dengan versinya. Ia me...