ADEGAN 21 + !!!
🐺
🐺****
Setelah menempuh bukit setinggi kurang lebih lima puluh meter dengan berjalan kaki, Lavender segera mendudukan tubuhnya diatas rumput tebal yang empuk dengan kaki lurus kedepan.“Ya Tuhan kakiku seperti akan copot” keluh Lavender sembari menumbuk pelan kedua lututnya.
Silver memutar bola matanya mendengar keluhan itu. Ia kesal setengah mati sendari tadi, entah apa yang ada di pikiran bunga pengusir nyamuk yang satu ini, malam-malam begini malah membawanya olahraga. Ia mungkin akan senang saja jika olahraga yang mereka lakukan menyenangkan, seperti seks misalnya. Lah ini, ia benci berkeringat selain saat sedang gym atau bercinta.
“Duduklah, kau pasti juga lelah” ucap Lavender mendongak tinggi, menatap Silver yang hanya berdiri disampingnya. Dibawah cahaya rembulan, Silver tampak begitu rupawan, tubuh pria itu kini hanya terbalut kemeja putih yang tampak sedikit basah karena keringat.
Silver mendengus sebelum ikut terduduk, menaruh asal jasnya sebelum menaruh kedua sikunya diatas lututnya yang tertekuk.
“Jangan marah begitu, lagipula bukankah disini sangat segar? Rasakan sensasinya ketika tubuhmu yang berkeringat diterpa angin…. Oh sejuk sekali”
Silver menoleh, terdiam sejenak menatap wajah cantik Lavender yang terpejam dari samping. Rambut cokelatnya yang tergerai melambai tertiup angin, maniknya kemudian turun, beralih menatap bibir tebal Lavender yang seksi. Sontak Silver menelan salivanya, sebelum tanpa aba-aba menakup wajah Lavender, mendaratkan bibirnya di bibir merah muda nan kenyal wanita itu.
Dan Lavender yang sedikit syok hanya bisa membulatkan matanya tak percaya, tubuhnya kaku sesaat, otak dan hatinya berdebat seketika itu juga untuk memberikannya instruksi lebih lanjut. Apakah ia harus mendorong Silver dan menampar pria itu sekarang juga karena sudah lancang mengambil ciuman pertamanya?
Ya, seharusnya dia melakukan itu alih-alih memejamkan matanya perlahan bersamaan dengan kedua tangannya yang terangkat melingkari leher Silver ketika pria itu memperdalam ciumannya, sial! Ini terlalu nikmat dan sangat sayang jika dilewatkan.
Silver tersenyum disela lumatannya karena respon Lavender, salah satu tangannya beralih kepinggang sementara yang lain menekan tengkuk Lavender untuk semakin memperdalam ciuman memabukkan mereka. Baik Silver maupun Lavender tidak tau cara berhenti, ini terlalu nikmat disela angin yang menyejukkan.Beberapa saat kemudian dengan berat hati Silver melepas ciumannya saat dirasakan Lavender mulai kehabisan nafas, ia menyatukan kening mereka disela deru nafas yang saling bersautan. Keduanya saling terdiam menetralkan nafas masing-masing.
“Apa aku menyakitimu?” tanya Silver mengusap lembut bibir Lavender yang sedikit membengkak dengan ibu jarinya.
Masih dengan kening yang menyatu, Lavender menggeleng kecil sebagai jawabam. Bibirnya terbuka namun tidak ada kata yang keluar dari sana, sentuhan jemari Silver serta aroma mint nafas pria itu membuat ia buntu seketika.
“Silver?” panggil Lavender pelan.
“Hm?”
Sial, tubuh Lavender meremang seketika mendengar gumamam Silver yang entah kenapa terdengar amat seksi ditelinganya, suara itu adalah suara terseksi yang pernah ia dengar.
“Kau ingin mengatakan apa?” gumam Silver lebih ke berbisik, tepat didepan bibir Lavender dengan ibu jari yang lagi-lagi mengelus sensual bibir wanita itu.
Lavender menelan salivanya perlahan, menurunkan tangannya yang melingkar dileher Silver sembari menjauhkan wajahnya. Dan ketika manik mereka bertemu, Lavender dapat melihat kilat gairah di bola mata kehijauan Silver, yang membuatnya lagi-lagi menelan salivanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAVENDER
RomanceWARNING !! KHUSUS 21 + BANYAK UMPATAN KASAR, ADEGAN KEKERASAN, DAN SEKSUAL YANG TIDAK PATUT UNTUK DITIRU. MOHON BIJAK DALAM MEMBACA!! No Plagiat! .... Ini tentang Lavender Evans, wanita cantik sebatang kara yang hidup bebas dengan versinya. Ia me...