Chapter 04 : 8 O'clock

61 3 0
                                    

****
Lavender membuka mata perlahan, mengenyit saat silau lampu terasa menusuk. Apa ia sudah disurga? Seingatnya semalam ia berada di cengraman pria tampan keparat yang menjadi cinta pertamanya itu.

“Akhirnya kau sadar”

Lavender menoleh, dan ia sadar jika dirinya ternyata masih hidup ketika melihat Nina tengah duduk disamping ranjangnya.

“Apa ada yang sakit?” Tanya Nina.

“Ini dimana?” Tanya Lavender menghiraukan pertanyaan Nina.

“Di rumah sakit”

“Bagaimana bisa?” Lavender mengangkat satu tangannya, ada jarum infus yang menancap disana.

“Mr. Hale yang membawamu kesini”

Ucapan Nina sontak membuat kening Lavender mengernyit. “Mr. Hale?”

“Em, tunangan mediang Celine, wanita yang meninggal tempo lalu” tukas Nina sembari membatu Lavender untuk setengah duduk.

Lavender juga tahu, tapi bukankah pria itu berniat membunuhnya? Kenapa malah membawanya kerumah sakit setelah berhasil melemahkannya? Apa rencana pria itu?

Pikiran-pikiran itu buyar saat seseorang membuka pintu, pria dengan balutan jaket kulit muncul dengan sekeranjang buah disatu tangannya, sementara yang lain berada didalam saku celana. Pria itu tersenyum tampan, begitu pas dengan rambut comma hair cokelatnya yang menawan. Namun bukan pria itu yang membuat Lavender terdiam, melainkan pada sosok yang muncul dibelakangnya, pria yang tak lain adalah Silver.

“Hai” sapa Nick pada Nina sembari memberikan buah ditangannya yang langsung disambut wanita itu. Nick tersenyum tipis melihat bagaimana kedua pipi itu merona ketika ia dengan sengaja menyentuh jemari lentiknya. Benar-benar polos.

“Bagaimana keadaanmu?” Tanya Silver berdiri disamping ranjang Lavender, menatap datar wanita itu.

“Menurutmu?” balas Lavender sarkas, tidak segan membalas tatapan datar itu dengan sorot ketidaksukaannya. Ia tidak tau apa yang terjadi, entah apa yang pria licik itu rencanakan, yang jelas ia tidak akan menunjukkan sisi lemahnya didepan Silver, pria sialan yang sudah membuat wajah cantiknya lebam.

“Aku minta maaf soal semalam” ucap Silver sembari menjulurkan tangan, menunjukkan kalung berlian ‘the heart of ocean’ ditelapak tangannya, kalung milik Lavender yang ia ambil dari tangan kaku Celine.

Manik Lavender bergerak melirik kalung miliknya, menatapnya sejenak sebelum kembali menatap manik hijau indah Silver.

“Kau semalam terlihat sangat ingin membunuhku, apa yang membuatmu berubah pikiran dengan membawaku kesini alih-alih menguburku hidup-hidup atau membuangku ke jurang?” Lavender mengangkat satu alisnya, mengabaikan tangan Silver.

Silver tidak mengubah sedikitpun ekspresinya. “Aku sudah salah paham”
“Lalu?”

“Apa yang kau inginkan?” Tanya Silver to the point.

Sudut bibir Lavender terangkat sinis, ia kemudian menyikap selimut, turun dari ranjang sebelum berdiri didepan tubuh Archer yang menjulang. Lavender tidak tau berapa tinggi Silver, yang jelas tinggi badannya hanya setinggi bahu pria itu, membuatnya harus mendongak dan mungkin berjinjit jika ingin meraih bibir merah muda tebal yang menggoda itu. Membayangkannya membuat Lavender bertanya-tanya, akan senikmat apa bibir itu saat menciumnya?

“Kau ingin merasakannya?” bisikan itu membuat Lavender mengerjab, hell apa ia tidak sadar sendari tadi menatap bibir seksi Silver?!!

Suasana hening seketika saat didetik berikutnya kepala Silver terlempar kesamping. Nina yang melihat itu terkesiap kaget menutup kedua mulutnya dengan sebuah apel disatu tangan, sementara Nick hanya diam berdiri ditempat, menunduk pelan dengan satu tangan memegang mulut, pria itu tengah menahan tawa.

LAVENDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang