“Hiks, aku didalam mobil, mobilnya akan jatuh sebentar lagi… hiks, aku takut”
“Tarik nafas yang dalam Nina, tenang…. Aku akan ada disana sebentar lagi” Lavender menaruh ponselnya diatas setang, menatap layar yang menampilkan lokasi Nina berada. Pun ia segera memakail helm sebelum melajukan motornya dengan kencang.
Butuh waktu sekitar lima belas menit untuk sampai dilokasi, dan manik Lavender melebar ketika melihat sebuah mobil SUV berada dipinggir jurang, tersangkut sebuah batu yang menahan hampir setengah bagian mobil. Jantung Lavender berdetak kuat, didalam sana ada Nina. Sialan!
“NINA?!!” teriak Lavender sambil berlari. Lavender mengintip kaca mobil, dan maniknya yang menyipit sontak melebar ketika ia menemukan Nina yang sudah pingsan dengan kepala bersadar dikaca mobil.
Pun Lavender segera membuka pintu, namun naas… pintunya terkunci.
“Shit!” umpatnya. Lavender kemudian melirik pada pintu depan yang terbuka, lantas dengan hati-hati ia melangkah, menjulurkan tangannya agar bisa meraih tombol untuk membuka pintu belakang.Klik!
Helaan lega keluar dari mulut Lavender, ia berhasil tanpa harus menimbulkan gesekan pada ban mobil. Ia kemudian kembali membuka pintu belakang dengan hati-hati. Kedua tangannya reflek menahan kepala Nina yang keluar, saat akan menarik Nina gerakannya terhenti. Ternyata Nina tidak sendirian, dibawah kursi ada seorang wanita yang juga tidak sadarkan diri. Kemudian dengan hati-hati Lavender mengeluarkan Nina, membaringkan sahabatnya itu diatas tanah.
“Nina?” Panggil Lavender menepuk pelan pipi Nina. Namun didetik selanjutnya Lavender sontak menoleh ketika suara gesekan mobil terdengar.
“Shit!” umpatnya segera kembali ke mobil. Lavender masuk kedalam mobil dengan hati-hati, lalu membukuk untuk meraih tangan wanita yang tidak dikenalnya itu.
“Sil..ver”
Manik Lavender melebar mendengar gumamam itu. “Hey kau sadar?” tukasnya menepuk pelan pipi wanita itu.
“Come on, aku akan mengeluarkanmu dari sini” Lavender mencoba mengangkat tubuh wanita itu namun gerakan itu malah membuat mobil bergesek.
“Pergilah” gumam wanita itu lemah.
“Behenti bicara, aku akan mengeluarkanmu” Lavender menggeram saat mobil kembali bergerak. Ia akan tewas seketika jika dalam beberapa detik tidak keluar dari sana.
“Pergi… kau bisa mati jika tetap disini” lirih wanita itu melepas pegangan Lavender pada kedua tanganya, lalu mendorong Lavender pelan.
Lavender menghela kasar, perasaan bimbang sontak menyelimutinya. Ia butuh waktu setidaknya dua menit untuk bisa mengeluarkan orang yang lemah didepannya, namun ia sudah tidak punya waktu lagi. Mungkin bisa saja jika salah satu kaki wanita itu tidak tejepit, naasnya kaki wanita itu terjepit dibawah kursi.
“Pergilah… It’s okay” gumam wanita itu bersamaan dengan air matanya yang mengalir.
Lavender diam, menatap sejenak wanita didepannya sebelum kembali membungkuk, masih mencoba mengeluarkan kaki wanita itu. Namun didetik berikutnya Lavender merasakan tubuhnya terdorong sebelum keluar dari mobil, wanita yang berusaha ia tolong tiba-tiba terduduk sebelum mendorong dadanya cukup kuat.
Dan pemandangan selanjutnya hanya bisa Lavender saksikan dengan kedua mata melebar, Ia tidak bisa melakukan apa-apa ketika mobil itu masuk kedalam jurang, membawa wanita malang yang gagal ia selamatkan. Setitik air mata jatuh dari mata Lavender, masih terngiang sorot pedih dari manik hazel itu dan senyuman samarnya yang membuat rasa penuh bersalah bersarang dihati Lavender.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAVENDER
RomanceWARNING !! KHUSUS 21 + BANYAK UMPATAN KASAR, ADEGAN KEKERASAN, DAN SEKSUAL YANG TIDAK PATUT UNTUK DITIRU. MOHON BIJAK DALAM MEMBACA!! No Plagiat! .... Ini tentang Lavender Evans, wanita cantik sebatang kara yang hidup bebas dengan versinya. Ia me...