Begitupun dengan Lavender, ia terdiam sesaat ketika pertanyaan sakral itu keluar dari mulut pendeta. Dadanya berdentam semakin kuat ketika entah datang dari mana perasaan takut dan ragu tiba-tiba datang. Ia tau, hidupnya tak akan lagi sama setelah tiga kata ia ucapkan sebagai jawaban. Karena setelah ia mengucapkan itu, ia akan menjadi seorang istri, hidup dengan seorang pria dalam waktu yang mungkin sangat lama, ia tidak akan bisa sebebas sebelumnya. Dan apakah ia sanggup? Apakah ia tidak akan menyesal?
🪱🪱🪱
P
ertanyaan itu seolah menggerogoti pikirannya dan ia benci itu. Namun pikiran labil itu perlahan sirna ketika manik kebiruannya menangkap senyum tipis dibibir Silver, pria itu mengangguk pelan seolah mengatakan jika semuanya akan baik-baik saja. Pun dengan sekali tarikan nafas pelan Lavender membuka bibirnya.
“Ya, saya bersedia” ucapnya kemudian.
Setelah mengucapkan itu, Nina dengan senyum manis mengembang mulai kembali berdiri, membawa sebuah nampan cantik berisi sebuah kotak bewarna merah hati yang terbuka, menampilkan sepasang cincin permata yang indah.
“Ya Allah, engkau memilih cinta kasih suami istri untuk melambangkan rencana cintaMu dan perjanjian yang kau ikat dengan umatMu. Lambang ini kau beri arti sepenuhnya dalam perkawinan kaum beriman yang mendakan hubungan cinta antara Kristus dengan GerjaNya. Kami mohon ulurkanlah tanganmu dengan rela atas kedua mempelai, Silver Hale dan Lavender Evans ini, dan berkatilah mereka.” ujar Sang pendeta.
Silver tersenyum, mengambil cincin dengan liontin permata kecil yang mengukir namanya, menatap Lavender sejenak sebelum menyematkan cincin itu dijari manis Lavender. Setelah itu mengecup punggung tangan wanita itu lembut.
Beberapa saat kemudian Lavender juga melakukan hal yang sama, ditengah senyum haru ia mengambil cincin dengan ukiran namanya, walau tanpa permata seperti miliknya, cincin itu terlihat sangat elegan. Pun ia segera mengambil tangan kanan Silver, menyematkan cincin itu dijari manis Silver lalu mengecup lembut punggung tangan pria itu. Setelah itu keduanya kembali saling berhadapan. Nina yang sudah menyelesaikan tugasnya segera kembali ketempat duduknya.“Mulai detik ini, saya nyatakan kalian telah resmi menjadi sepasang suami istri yang diberkahi Tuhan.” Sang pendeta menggerakkan satu tangannya mempersilahkan Silver sang pengantin pria “Now you can kiss the bride”
Mendengar itu, tanpa menunggu lama lagi Silver segera memajukan tubuhnya, menatap Lavender sejenak sebelum menakup wajah wanita itu agar sedikit mendongak. Pun didetik berikutnya suara tepukan meriah terdengar ketika bibir mereka bertemu, saling menaut lembut penuh perasaan.
Suasana mansion megah itu terlihat cukup meriah, semua orang yang berada disana bertepuk tangan seolah ikut berbahagia atas pernikahan dua sejoli yang masih saling mencium didepan sang pendeta, tentu saja kecuali Julian yang memilih menunduk, memilih menatap sepatunya daripada pemandangan menyakitkan yang membuat dadanya sesak luar biasa.
Julian awalnya tidak ingin datang, namun ajakan Lizzy yang mengatakan jika Lavender masih berharap ia hadir diacara bahagianya membuat Julian tidak punya pilihan lain. Lavender tidak tau soal perasaannya, dan wanita itu tentu akan sedih jika ia tidak turut hadir, jadilah setelah menguatkan dirinya sendiri semalaman ia memilih untuk menginjakan kakinya didalam mansion Hale, duduk disalah satu kursi sebagai tamu undangan dari pihak wanita. Tapi lihatlah, sekuat apapun ia bertahan dan menyiapkan hatinya, ia tidak pernah siap. Wanita yang menjadi tujuan hidupnya, menjadi impiannya kini sudah dimiliki orang lain.
Genggaman lembut ditangannya membuat Julian menoleh, Lizzy tersenyum tipis seolah mengatakan jika semua akan baik-baik saja. Namun nyatanya semua tidak baik-baik saja. Julian tersenyum miris, menaikkan padangannya lagi pada dua sejoli yang kini tengah tersenyum bahagia didepan sana. Ia belum pernah melihat Lavender sebahagia itu, dan kenyataan itu semakin membuat dadanya sesak.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAVENDER
RomanceWARNING !! KHUSUS 21 + BANYAK UMPATAN KASAR, ADEGAN KEKERASAN, DAN SEKSUAL YANG TIDAK PATUT UNTUK DITIRU. MOHON BIJAK DALAM MEMBACA!! No Plagiat! .... Ini tentang Lavender Evans, wanita cantik sebatang kara yang hidup bebas dengan versinya. Ia me...