“Mr. Hale?”
Silver menyunggingkan senyum tipis. “Yoana”🦂🦂🦂
Yoana semakin melebarkan senyumnya. “Saya belum sempat menyampaikan ucapan selamat dari Pak Dario, dan juga beberapa kolega bisnis yang tidak dapat hadir.” Ujar wanita itu dengan tablet ditangannya.
Yoana tampil begitu memukau, dengan gaun hitam ketat yang membungkus setengah tubuh idealnya membuat tak sedikit pria yang memusatkan pandangan padanya, tak terkecuali Silver, Nick, dan Julian sebagai lelaki normal.
“Ucapkan terima kasih pada mereka, dan juga… bagaimana anak Dario? Aku belum sempat menghubunginya.” Tukas Silver.
“Istrinya sudah melahirkan tadi pagi, bayinya laki-laki.” Jawab Yoana, tidak mengalihkan sedikitpun pandangannya dari wajah rupawan Silver.
Dan hal itu tentu saja tidak luput dari penglihatan Lavender yang sendari tadi memang memperhatikan. Dari awal ia memang sudah tidak suka dengan sekretaris suaminya itu, walau Silver bilang Yoana hanya pengganti semetara, Lavender masih merasa kesal setengah mati. Terlihat sekali wanita sok cantik itu ingin menggoda suaminya, ingin rasanya Lavender mencongkel kedua mata jelalatan wanita itu jika saja ia tidak memikirkan reputasi Silver.
“Suruh dia untuk mengirimkan foto anaknya padaku.”
“Baik Mr. Hale, apa ada lagi yang bisa saya lakukan untuk anda?”
Pertanyaan itu sontak membuat alis Lavender berkedut tak suka, apa harus mengucapkannya dengan nada selembut itu? dasar wanita gatal.
“Tidak ada, kembalilah. Nikmati hidangannya” ujar Silver tersenyum tipis.
“Baiklah kalau begitu saya permisi, sekali lagi selamat atas pernikahan anda Mr. Hale” Tukas Yoana yang dibalas senyuman oleh Silver. Pun setelah itu Yoana memutar tubuhnya, kembali berkumpul dengan tamu undangan yang lain.
“Lihatlah tubuhnya, benar-benar sempurna. Kalau saja aku pria, aku mungkin sudah melakukan hal yang sama seperti Nick” cetus Lizzy sebelum mengalihkan pandangannya dari Yoana yang sudah berbaur dengan yang lain.
“Memangnya aku kenapa?” sahut Nick mengernyit heran.
“Apa kau tidak sadar sejak wanita bernama Yoana itu datang kemari kau tidak mengalihkan pandanganmu sedikitpun darinya? Aku bahkan sempat melihat kau melirik dadanya yang nyaris keluar” tutur Lizzy santai, tidak memfilter ucapannya sama sekali.
“What?” Nina menoleh, mendelik pada Nick.
Nick sontak gelagapan. “Jangan dengarkan dia sayang, dia hanya menjahilimu. Sebenarnya kalimat itu untuk Julian” tukasnya sembari menunjuk Julian dengan jempol tangannya. Sontak Julian menaikkan alisnya protes.
“Kalau Julian wajar dan boleh-boleh saja karena dia masih lajang, sedangkan kau… bisa-bisanya kau melirik wanita lain disaat ada kekasihmu. Aku tau wanita itu lebih cantik dan seksi dari kekasihmu tapi tidak seharusnya kau melakukan itu Nick, apalagi belum sampai setengah jam kau bilang jika ‘hanya kau yang kuinginkan’ pada Nina… your girlfriend” sahut Lizzy mengernyit sedih, sok dramatis.
“Lizzy…” Lavender melotot tertahan penuh peringatan, sedangkan yang ditatap hanya mengedikkan bahunya dengan wajah tanpa dosa.
“Apa itu benar?” Nina kembali menatap Nick, bibirnya mengerucut sedih. Ia sendiri tidak memungkiri jika wanita yang baru saja mendekati mereka memang cantik dan seksi, sangat tidak bisa dibandingkan dengannya yang mungil.“Itu tidak benar sayang, tidak usah percaya dengan Lizzy… dia hanya ingin kita bertengkar” ujar Nick sebelum mengecup punggung tangan Nina digenggamannya, lalu melirik Lizzy kesal, yang lagi-lagi hanya dibalas tawa mengejek wanita itu. Kalau saja mereka sedang tidak ada ditengah acara, ia mungkin sudah melempar wanita kurus didepannya ini sekarang juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAVENDER
RomanceWARNING !! KHUSUS 21 + BANYAK UMPATAN KASAR, ADEGAN KEKERASAN, DAN SEKSUAL YANG TIDAK PATUT UNTUK DITIRU. MOHON BIJAK DALAM MEMBACA!! No Plagiat! .... Ini tentang Lavender Evans, wanita cantik sebatang kara yang hidup bebas dengan versinya. Ia me...