Chapter 22 : Will you?

15 2 2
                                    

****

Lavender mematut sekali lagi penampilannya didepan cermin, dress hitam selutut yang Silver kirimkan sore tadi tampak begitu pas di tubuh rampingnya. Lavender menggulung tinggi rambutnya, membiarkan beberapa anak rambut tergerai dikedua sisi telinga, membuatnya lebih  terlihat manis dan anggun, dan tentu saja itu semua ia lakukan atas saran Nina yang selama dua jam terakhir seperti orang tersibuk didunia yang menyuruhnya ini dan itu, heboh sendiri mencari video tutorial model rambut yang baik.

“Lihatlah, pilihanku memang tidak pernah salah” bangga Nina mengelus dagunya dengan pandangan kagum. Lavender tertawa kecil, lalu memutar tubuhnya hingga menghadap Nina yang sedang duduk diatas ranjangnya.

“Aku hanya pergi makan malam Nina, kau tidak perlu seheboh ini”

“Tentu saja harus, kau harus membuat Silver terpesona setiap kali dia melihatmu” cetus Nina.

“Ya ya terserahmu saja. Lagipula lusa kami akan menikah, dia tidak seharusnya mengajakku makan malam disaat kami bisa melakukannya setiap hari”

“Mungkin dia merindukanmu”

“Kami sudah bertemu kemarin saat mencari cincin” Tukas Lavender.

“Ya mungkin dia merindukanmu lagi”

Lavender memutar bola matanya jengah. “Dia tidak selebay itu”

“Hey, cinta itu buta Lavender… bahkan Massimo saja hampir gila karena terlalu mencintai Laura” sahut Nina membahas film italia favorit mereka.

“Ya tapi Silver bukan Massimo”

“Semua laki-laki sama saja remember?” Nina menaikkan kedua alisnya.

Lavender mendengus sebelum tertawa.

“Ngomong-ngomong bagaimana hubunganmu dengan Nick? Dia kekasih yang baik?”

Mendengar itu senyuman malu terukir dibibir Nina. “Dia kekasih idaman” ucap Nina mengerlingkan matanya centil. Yap, beberapa hari yang lalu Nick mengajaknya makan malam dan seperti yang sudah Nina perkirakan, Nick mengajaknya berkencan. Dan tentu saja tidak ada kebahagiaan yang lebih besar dari itu.

“Baguslah, kuharap kalian selalu bahagia”

“Aku juga berharap kita selalu bahagia” sahut Nina tak kalah tulus. Pun ia dan Lavender saling melempar senyum sebelum berpelukan.
Beberapa saat kemudian suara klakson mobil terdengar, membuat kedua wanita itu mengurai pelukan mereka.

“Calon suamimu sudah datang, have fun

Lavender mengangguk sebelum mengecup singkat pipi Nina. “Aku brangkat, jangan lupakan makan malammu” ujarnya sebelum berjalan keluar.

“Hay?” sapa Silver seperti biasa, meneliti penampilan Lavender yang tampak mempesona.

“Hai” balas Lavender setelah mengecup bibir Silver “Bagaimana penampilanku?”

Always amazing” jawab Silver membuat senyum Lavender merekah. Silver tersenyum manis, lalu membukakan pintu mobil.

Thanks” gumam Lavender seraya masuk kedalam.

With my pleasure baby” sahut Silver sebelum berjalan memutari mobil untuk masuk kebagian kemudi.

Sekitar setengah jam kemudian Silver menghentikan mobilnya didepan sebuah restoran.

“Apa kita tidak salah tempat? Kurasa restorannya tutup.” Ujar Lavender mengernyit bingung menatap restoran yang sudah gelap, tidak ada satupun lampu yang menerangi.

“Silver apa yang..”

“Syuthh, aku tidak akan menyakitimu” bisik Silver sembari menutup mata Lavender dengan kain hitam.

LAVENDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang