•𝕭𝖆𝖌𝖎𝖆𝖓 𝕯𝖚𝖆 𝕭𝖊𝖑𝖆𝖘*
𝐀𝐧𝐲𝐞𝐨𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐰𝐚𝐭𝐝𝐡𝐢 𝐤𝐡𝐚 𝐤𝐨𝐧𝐢𝐜𝐡𝐢𝐰𝐚 𝐧𝐢 𝐡𝐚𝐨 𝐞𝐯𝐞𝐫𝐲𝐨𝐧𝐞!!
𝚂𝚘𝚛𝚛𝚢 𝚏𝚘𝚛 𝚝𝚢𝚙𝚘 𝚗𝚍𝚎?
»»————>𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰...
•
Ƈ
•
ι
•
ɳ
•
ԃ
•
ҽ
•
-
•»»——❀ Ƈιɳԃҽ- ❀——««
Ariel menatap khawatir pada suaminya yang kini tengah bertarung dengan sang Raja. Sebenarnya bukan karena hal yang tidak mengenakan, tetapi ini murni dari kemauan Faric sendiri untuk melampiaskan emosinya yang sedari malam terpendam.
Saat Faric tersungkur karena serangan mendadak dari Zion, Ariel ingin menghampirinya tetapi tangannya lebih dulu di cekal. Saat menoleh, dengan segera Ariel menundukkan pandangannya. Di depannya ada istri dari Rajanya, Aurora.
Aurora tersenyum tipis pada apa yang dilakukan oleh Ariel. Mungkin jika dirinya di posisi Ariel, ia akan khawatir seperti Ariel sekarang. Secara, Faric tidak memiliki kekuatan untuk melawan Zion yang mempunyai banyak kekuatan. Dalam artian, Faric hanya bisa menggunakan tangan kosong.
“Hei! Sudah ku bilang, berbuatlah se-nyamanmu bila sedang bersamaku. Jangan terlalu formal. Gimanapun juga, kamu istri dari sahabatku,” ucap Aurora dengan tersenyum.
Dirinya membawa Ariel untuk duduk pada ayunan yang sama, yang kedua anaknya dudukki tadi pagi.
Keduanya melihat suami mereka yang tengah menyerang satu sama lain. Sekarang Zion sudah tidak lagi menggunakan kekuatan dalamnya. Tidak adil jika dia menggunakan kekuatan dalam, sahabat tercintanya itu tidak memakai senjata apa-apa.
“Ah iya! Ku lihat dari raut mukaku waktu malam tadi, sepertinya cemburu melihat Faric yang menggodaku. Benar?”
Ariel menundukkan pandangannya dalam, “Sial! Ketahuan lagi.”
Diamnya Ariel membuat Aurora kembali tersenyum tipis. “Jangan cemburu padaku oke? Aku sudah memiliki suami, walaupun dulunya pun aku pernah tertarik dengan suamimu itu.”
Seketika Ariel menoleh mendengar penuturan dari Ratu.
“Bukan dalam artian suka. Tapi, karena dia pekerja keras dan tidak peduli dengan omongan orang yang berkata jika dia, bersahabat dengan kami yang notabenya bukan kalangan biasa untuk me-moroti kami. Padahal, kita sudah bersahabat turun temurun dari nenek moyang kita,” jelas Aurora selagi Ariel belum menyangkanya dengan yang tidak-tidak.
Ah iya! Benar juga yang dikatakan oleh Aurora.
Dirinya bisa suka dan cinta dengan Faric-pun karena kepribadian Faric yang tangguh hidup sebatang kara tanpa adanya orang tua yang andil dalam kesehariannya.
Mengenai tentang persahabatan mereka, memang benar sudah terjalin dari jauh sebelum mereka lahir. Mungkin karena keluarga dari Faric dulu tidak suka dalam andil di kekuasaan, itu lah yang membuat rakyat-rakyat jarang ada yang mengetahui tentang persahabatan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
(√𝐞𝐧𝐝) 𝐂𝐢𝐧𝐝𝐞-
FantastikGara-gara terjatuh di tangga atas kecerobohannya sendiri, ketika bangun Hega malah berada di tempat yang menurutnya asing di zaman sekarang. Bukan itu yang Hega pikirkan, tetapi dilihat dari posisinya saat ini, Hega seperti masuk ke dalam cerita don...