•𝕭𝖆𝖌𝖎𝖆𝖓 𝕯𝖚𝖆 𝕻𝖚𝖑𝖚𝖍 𝕰𝖒𝖕𝖆𝖙*

932 83 7
                                    

•𝕭𝖆𝖌𝖎𝖓 𝕯𝖚𝖆 𝕻𝖚𝖑𝖚𝖍 𝕰𝖒𝖕𝖆𝖙*

𝚂𝚘𝚛𝚛𝚢 𝚏𝚘𝚛 𝚝𝚢𝚙𝚘 𝚗𝚍𝚎?

»»————>𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰...

Ƈ

ι

ɳ

ԃ

ҽ

-

»»——❀ Ƈιɳԃҽ- ❀——««

Di tengah-tengah perjalanan mereka menuju tempat yang nantinya pasti akan  terjadi perkelahian besar, Calya tiba-tiba menarik tangan Jingga.

Ketika Jingga ingin protes, lebih dulu sayap hitam di punggung Calya keluar. Awalnya Jisung kaget dan ingin bertanya, tetap dirinya langsung dibawa terbang oleh Calya.

Singkat sekali. Keduanya sampai di rumah tua dengan banyak tengkorak yang terpajang di sekeliling rumah.

“Cal? Kita ngapain kesini?”

Tanpa menjawab, Calya berlari masuk ke rumah tersebut. Dilihatnya ada sosok wanita yang sedang berberes rumah. Langkah Calya terhenti, matanya menahan supaya genangan yang ada di dalam tersebut tidak jatuh lebih dulu.

Dengan bibir bergetar Calya berucap, “Ibu...”

Wanita itu menghentikan aksinya berberes, perlahan berbalik. Keduanya mematung satu sama lain. Sorot matanya juga memancarkan kerinduan mendalam. Terlebih mereka memang memiliki hubungan darah.

“Cal-- Calya?”

Tanpa basa-basi, Calya berlari dan memeluk Ibunya yang masih mematung. “Ibu! Kenapa Ibu lama sekali jemput Calya? Ibu bilang ke Ibu Ariel kalau Ibu bakal jemput Calya ketika umur Calya tujuh belas tahun! Sekarang Calya udah dua puluh tahun ibu!”

Pelukan itu dilepas pelan oleh Lufa, Ibu kandung Calya. Tangannya menangkup pipi Calya, dibawanya wajah itu mendekat, lalu Lufa mencium dahi anaknya pelan. Perlahan air matanya luruh.

“Ibu jahat! Calya terima kalau Ibu enggak sudi rawat Calya yang aslinya anak iblis! Tapi, janji Ibu buat jemput Calya, kenapa Ibu ingkar?!”

Lufa kembali memeluk anaknya erat sembari mengusap rambut Calya. “Maafin Ibu, maaf.”

Calya kembali melepas dekapan tersebut. Di pandangnya sang Ibu dengan pandangan kosong. “Ayah, d-dia sesekali manggil Calya buat latihan ngendaliin sayap. Bareng sama Kak Guntur.”

“K-kita dipaksa tiap ha-hari latihan. T-tapi Bu, Ayah juga sebenernya e-enggak mau lakuin itu! A-ayah juga terpaksa, maksa Calya sama K-kak Guntur biar latihan!”

Lagi-lagi, Lufa menarik Calya dalam dekapannya. Dulu, ketika Calya lahir sebenernya Lufa tidak keberatan karena tidak di sengaja. Tetapi demi kebaikan Calya, Lufa dengan hati tidak rela menyerahkan ke temannya untuk merawat Calya, itu Ariel.

“Maaf Calya, maaf. Ibu juga terpaksa ngasih Calya ke Ariel. Calya emang bukan barang, tapi dulu situasinya enggak memungkinkan Ibu buat rawat kamu,” tutur Lufa pelan.

Seseorang tiba-tiba masuk dengan tergesa-gesa menghampiri Lufa. “Kak! Gawat Kak! Nanti bakal ada pertarungan karena Vick!”

Calya dan Lufa menoleh, ah! Calya tahu siapa orang ini. Adik dari Ibunya, Vier. Belum sempat berujar kembali, Tubuh Vier terpental karena mendapat tendangan di bahu belakangnya.

(√𝐞𝐧𝐝) 𝐂𝐢𝐧𝐝𝐞-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang