•𝕭𝖆𝖌𝖎𝖆𝖓 𝕯𝖚𝖆 𝕻𝖚𝖑𝖚𝖍 𝕿𝖎𝖌𝖆*

910 88 6
                                    

•𝕭𝖆𝖌𝖎𝖆𝖓 𝕯𝖚𝖆 𝕻𝖚𝖑𝖚𝖍 𝕿𝖎𝖌𝖆*

𝚂𝚘𝚛𝚛𝚢 𝚏𝚘𝚛 𝚝𝚢𝚙𝚘 𝚗𝚍𝚎?

»»————>𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰...

Ƈ

ι

ɳ

ԃ

ҽ

-

»»——❀ Ƈιɳԃҽ- ❀——««

Pemuda yang masih menyandang gelar mahkota itu melempar batu ke arah air terjun. Tempat dimana pertemuannya dengan seseorang yang kini mengisi hatinya. Harsha!

Harsha yang sekarang.

Dulu ketika Harsha menjadi perawat kebun milik kakaknya, Jerry tidak begitu tertarik. Apalagi dengan sifat cueknya. Tapi karena pertemuannya, kesalahan dengan Jaziel kala itu membuat Jerry tertarik.

Karena aura Harsha berbeda. Dan ternyata benar dugaannya. Harsha yang sekarang adalah orang yang berbeda.

Apalagi tentang kecupan yang tidak sengaja itu, malah membuat jantung Jerry berdegup lebih kencang dari biasanya.

"Huh! Ternyata yang orang-orang bilang benar. Cinta pertama itu menyakitkan."

"Aelah, lagi patah hati nih ceritanya? Butuh seseorang buat dengerin enggak?"

Jerry terlonjak kaget dengan orang yang tiba-tiba muncul di depannya. Untung saja perempuan itu sigap memegang tangan Jerry agar tidak jatuh ke aliran sungai yang cukup deras.

Mata Jerry terpaku dengan wajah perempuan di depannya dengan meneguk ludahnya kasar. Sedangkan perempuan dengan nama Lily itu mengangkat alisnya satu ketika di tatap oleh putra mahkota.

"Woi! Kedip woi! Maaf aja, gue enggak suka laki-laki," kata Lily seraya bersedekap dada.

"Ha?!"

"Ck! Lo aja laki-laki sukanya laki-laki. Jadi, maaf aja nih ya, jangan suka ke gue," sarkas Lily.

Enak saja! Di hati Lily tetap ada nama kekasihnya! Tidak ada yang bisa menggeser posisi tersebut.

Jari telunjuk Jerry menunjuk ke bagian pipi Lily. Langsung saja, Lily memalingkan wajahnya. Dan segera membuang irisan tipis timun yang masih ada di wajahnya.

Tolong maklumi! Ini masih pagi. Dirinya baru bangun tidur.

Lily berdehem dan kembali memalingkan wajahnya, menoleh pada Jerry yang kembali melemparkan batu ke sungai.

"Jika neraka tempatnya api,
sebaliknya, surga tempatnya air.
Tapi, jika ingin melihat seseorang melahirkan,
itu tandanya-- neraka tempat air dan surga tempat api."

Mendengar itu, Jerry menoleh dengan terkejut. "Ha?"

"Ck! Gue yang bikin tulisan itu. Jangan kaget juga kali," decak Lily.

Jerry mengangguk. "Siapa yang dimaksud?"

"Lo, paham?"

Jerry kembali mengangguk. Lily menghela nafas gausar. Menunduk, dan kembali mengangkat wajahnya, sorot matanya kosong melihat ke air terjun.

"Sesuatu memang harus pada tempatnya. Tetapi, ketika ada hal baru, mereka malah membuat rumit dengan mengubah apa yang sudah ditakdirkan. Benar?"

Lily mengangguk menyetujui. Lagi-lagi menghela nafas berat. Tangannya ikut melempar batu ke arah air terjun.

"Siapa?"

(√𝐞𝐧𝐝) 𝐂𝐢𝐧𝐝𝐞-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang