•𝕭𝖆𝖌𝖎𝖆𝖓 𝕰𝖓𝖆𝖒*

4.1K 314 8
                                    

•𝕭𝖆𝖌𝖎𝖆𝖓 𝕰𝖓𝖆𝖒*

𝐀𝐧𝐲𝐞𝐨𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐰𝐚𝐭𝐝𝐡𝐢 𝐤𝐡𝐚 𝐤𝐨𝐧𝐢𝐜𝐡𝐢𝐰𝐚 𝐧𝐢 𝐡𝐚𝐨 𝐞𝐯𝐞𝐫𝐲𝐨𝐧𝐞!!

𝚂𝚘𝚛𝚛𝚢 𝚏𝚘𝚛 𝚝𝚢𝚙𝚘 𝚗𝚍𝚎?

»»————>𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰...

Ƈ

ι

ɳ

ԃ

ҽ

-

»»——❀ Ƈιɳԃҽ- ❀——««

Zion memijat pangkal hidungnya pelan dengan muka menunduk dan menghela nafas gausar. Di  sebelahnya ada istrinya yang tengah mengelus lengan dan pundaknya menenangkan suaminya, Sang Raja.

Pandangan Zion mengarah pada Guntur yang tengah menundukkan kepalanya bersalah. Lalu bergulir ke anak bungsunya yang sedang menahan emosi. Di lehernya melingkar lengan kembarannya, Jery yang mengontrol Jaziel agar tidak emosi.

Anjing  lo! Sini lo maju! Brengsek! ” umpat Jaziel semakin berontak dari cekalan Jery.

“Bener-bener lo ya?! Enggak tahu terima kasih!”

Karena Jery yang sedang telepati dengan ayahnya, meminta solusi, membuatnya lengah dan Jaziel langsung berlari ke Guntur, dan memukul kakak sepupunya itu dengan brutal. Guntur? Dia tahu dia salah, dan memilih untuk diam.

“Sini lo! Lawan gue njing! Mana keberanian lo yang semalem, ha?! Mana?!”

Orang tua Guntur menundukkan kepalanya tidak berani melihat ataupun melawan dengan apa yang dilakukan oleh keponakannya ini pada anak mereka. Karena mereka sadar diri, disini Guntur memang yang salah. Bercinta dengan pemuda yang Jaziel akan pinang dua minggu lagi.

“Udah Nak, jangan diterusin.” Aurora, sang Bunda maju. Sudah tidak tega melihat keponakannya dipukuli pasrah oleh putranya.

Bukannya berhenti, Jaziel malah menyentak tangan Auroranya tanpa sadar dan membuat Aurora tersungkur. Jery dengan sigap membantu bundanya berdiri dengan raut khawatir.

“Bun? Bunda enggak papa?”

Aurora mengangguk, lalu matanya menoleh ke arah suaminya yang menghela nafas pelan entah untuk yang keberapa kalinya. “Bunda enggak papa.”

Zion yang sudah geram, akhirnya mengeluarkan kekuatannya untuk menyerang Jaziel agar berhenti memukuli Guntur.

Jaziel mundur beberapa langkah dan jempolnya menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya. Menyergai dan menatap remeh pada Guntur yang sedang berdiri dibantu oleh Paman dan Bibinya.

“Cih! Bahkan lo juga bikin seorang ayah tega nyerang anakya sendiri? Padahal disini yang salah lo,” sinis Jaziel.

“Hentikan Jaziel! Sopankah berbicara seperti itu pada orang yang lebih tua darimu?!”

Jaziel terkekeh mendengar bentakan ayahnya yang menggunakan kata-kata formal. Wow! Salahkah dirinya mengahajar orang yang sudah merusak pujaan hatinya?

“Ayah berbicara seolah-olah ayah tidak pernah di posisi Jaziel. Wow! Sungguh miris,” saut Jaziel dengan bertepuk tangan.

Aurora mendelik saat mendengar apa yang dikatakan oleh anak bungsunya. Menoleh pada suaminya, kemudian menyentakkan tangan Jery yang masih berada di lengannya. Menghampiri Zion yang sepertinya mendapat ingatan di masa lalu.

(√𝐞𝐧𝐝) 𝐂𝐢𝐧𝐝𝐞-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang