•𝕭𝖆𝖌𝖎𝖆𝖓 𝕯𝖚𝖆 𝕻𝖚𝖑𝖚𝖍 𝕯𝖚𝖆*
𝐀𝐧𝐲𝐞𝐨𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐰𝐚𝐭𝐝𝐡𝐢 𝐤𝐡𝐚 𝐤𝐨𝐧𝐢𝐜𝐡𝐢𝐰𝐚 𝐧𝐢 𝐡𝐚𝐨 𝐞𝐯𝐞𝐫𝐲𝐨𝐧𝐞!!
𝚂𝚘𝚛𝚛𝚢 𝚏𝚘𝚛 𝚝𝚢𝚙𝚘 𝚗𝚍𝚎?
»»————>𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰...
•
Ƈ
•
ι
•
ɳ
•
ԃ
•
ҽ
•
-
•
»»——❀ Ƈιɳԃҽ- ❀——««Harsha menatap kosong dengan pandangan ke arah depan. Melirik tangan kanannya yang digenggam oleh Guntur sejak tadi.
Pernikahan-- bukan! Hanya ritual agar keduanya terikat, Ini belum terjadi. Karena tadi Vick berkata, akan terlaksana jika bulan merahnya sudah tetap sepenuhnya merah. Dan kini, hanya tinggal menunggu separuhnya lagi.
Sedangkan Guntur, ia tengah terpesona dengan Harsha. Memakai baju putih yang nantinya akan memerah seiring berjalannya ritual ini. Harsha terlihat cantik dan manis di saat yang sama.
“Sha? Bunga yang kau tanam ada beberapa yang layu. Mungkin karena bukan dirimu yang merawat mereka,” celetuk Guntur yang sengaja memecahkan keheningan di antara mereka.
“Bukan aku yang merawat mereka. Tapi Harsha,” cuek Harsha.
Oh ayolah!
Jaziel! Cepat kemari!
Guntur terkekeh mendengar jawaban Harsha. “Memang bukan kau, tapi sama aja. Di rawat dari tangan yang sama.”
Harsha tidak menjawab. Dalam hatinya menyumpah serapahi Jaziel yang tadi berkata ingin datang. Percayalah! Dirinya tidak nyaman dengan obrolan ini.
“Omong-omong, bagaimana ya dengan reaksi Farel jika tahu kita akan menikah? Ah! Muka lucunya pasti akan basah karena menangis.”
Guntur melirik Harsha yang sama sekali tidak peduli dengan ucapannya. Atau, tidak mendengarkannya?
“Huh! Akupun, sebenarnya tidak sudi menikah dengan anak soal sepertimu. Tapi, karena si iblis itu, aku terpaksa menerimanya.” Harsha menoleh mendengar ucapan si putra tertua kerajaan ini.
Melihat respon Harsha yang bingung dengan raut muka cantiknya, Guntur terkekeh pelan. Memandang kembali ke arah depan memikirkan Farel yang pasti nantinya akan kecewa dengan dirinya.
Walau baru beberapa hari mengenal Farel, hati Guntur bertekad untuk memilih mencintai Farel daripada mencintai Harsha yang menyukai adik sepupunya itu. Karena Guntur tipe orang yang dicintai bukan mencintai.
Mencintai Harsha secara diam-diam memang membuat hatinya sakit. Tapi, saat bertemu Farel, pemuda itu memperlakukan dirinya layaknya Guntur mendapat cinta tulus dari lelaki itu.
“Sebelum ritual terjadi, boleh aku menciummu?”
“Ha?!” Harsha sontak melepas tangan yang digenggam dengan keras.
“Tidak! Aku tidak mau!”
“Lagi pun jika kau memang mencintai kakakku, ya sudah! Toh aku tidak peduli. Disini aku menikah denganmu alasannya hanya satu! Agar aku bisa kembali ke duniaku dengan tenang!”
KAMU SEDANG MEMBACA
(√𝐞𝐧𝐝) 𝐂𝐢𝐧𝐝𝐞-
FantasiGara-gara terjatuh di tangga atas kecerobohannya sendiri, ketika bangun Hega malah berada di tempat yang menurutnya asing di zaman sekarang. Bukan itu yang Hega pikirkan, tetapi dilihat dari posisinya saat ini, Hega seperti masuk ke dalam cerita don...