*𝕭𝖆𝖌𝖎𝖆𝖓 𝕷𝖎𝖒𝖆 𝕭𝖊𝖑𝖆𝖘*
𝐀𝐧𝐲𝐞𝐨𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐰𝐚𝐭𝐝𝐡𝐢 𝐤𝐡𝐚 𝐤𝐨𝐧𝐢𝐜𝐡𝐢𝐰𝐚 𝐧𝐢 𝐡𝐚𝐨 𝐞𝐯𝐞𝐫𝐲𝐨𝐧𝐞!!
𝚂𝚘𝚛𝚛𝚢 𝚏𝚘𝚛 𝚝𝚢𝚙𝚘 𝚗𝚍𝚎?
»»————>𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰...
•
Ƈ
•
ι
•
ɳ
•
ԃ
•
ҽ
•
-
•
»»——❀ Ƈιɳԃҽ- ❀——««“Kak! Emang, kita enggak keterlaluan sama mereka?”
Sosok yang di panggil ‘Kakak’ itu menoleh dan menghampiri adiknya. Memegang bahu adiknya yang saat ini tengah menunduk. Bibirnya menyinggung senyum tipis.
“Di sebut keterlaluan pun, kayaknya enggak pantes. Yang pantes disebut keterlaluan itu, ayah dia yang tega ngorbanin darah daging sendiri biar perjanjian itu cepet selesai.”
“Ta-tapi ‘kan Harsha enggak tahu apa-apa Kak!” sentak sang adik yang tidak terima jika Harsha yang menjadi tumbal.
“Kenapa harus Harsha yang jadi korban? Apa belum cukup sama ibu-Nya Farel aja yang terakhir?”
Si kakak menghela nafas pelan, menurunkan tangannya yang tadi di bahunya adiknya. Menatap luruh ke belakang adiknya yang ada ayahnya yang sedang mendengar pembicaraan mereka.
“Terus, kamu pikir Kakak enggak ngorbanin perasaan kakak?”
Mata sang adik melebar ketika mendengar pertanyaan dari kakak. “K-kak?”
Singgungan senyum tipis kembali muncul di bibir Kakak, ia melirik ayah mereka yang mengergai ke arahnya. Membalikkan badannya, kedua tangannya saling menggendong di belakang. Mukanya mengadah supaya air matanya tidak jatuh begitu saja.
Menghela nafas pelan kembali, menggigit bibir bawahnya. “Kita enggak bisa cuma liat dari satu, atau dua sudut pandang. Kita juga perlu mikirin perasaan sudut pandang yang lain. Mana tau, diantara mereka ada yang belum pernah merasakan, apa itu bahagia.”
“Seenggaknya, dia bukan Harsha yang asli.”
Harsha terbangun dari tidurnya. Meregangkan tubuhnya yang sedikit sakit karena
Tunggu!
Dia ada dimana?!
Sontak Harsha kelimpungan sendiri karena tempat yang sedang di singgahi ini bukan gubug yang tadi malam untuk berteduh dirinya dan Jaziel.
Eh...?
“Putra Jaziel?!”
Kaki Harsha turun dari ranjang dan berjalan mencari jalan keluar mengikuti instingnya. Dapat! Harsha melihat pintu yang sepertinya ujung dari rumah yang lumayan besar ini. Ia berlari membuka pintu itu, setelahnya dibuat mematung dengan pemandangan di depan rumah ini.
Ada air terjun yang sesekali akan berubah warna, kuda berbagai warna yang memiliki sayap berterbangan di langit yang memperlihatkan pelangi. Ada banyak hal yang belum pernah Harsha liat di kehidupan dulu, apalagi saat ini, matahari baru memunculkan sinarnya dari timur.
KAMU SEDANG MEMBACA
(√𝐞𝐧𝐝) 𝐂𝐢𝐧𝐝𝐞-
FantasyGara-gara terjatuh di tangga atas kecerobohannya sendiri, ketika bangun Hega malah berada di tempat yang menurutnya asing di zaman sekarang. Bukan itu yang Hega pikirkan, tetapi dilihat dari posisinya saat ini, Hega seperti masuk ke dalam cerita don...