•𝕭𝖆𝖌𝖎𝖆𝖓 𝕾𝖊𝖇𝖊𝖑𝖆𝖘*

2.8K 255 33
                                    

•𝕭𝖆𝖌𝖎𝖆𝖓 𝕾𝖊𝖇𝖊𝖑𝖆𝖘*

𝐀𝐧𝐲𝐞𝐨𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐰𝐚𝐭𝐝𝐡𝐢 𝐤𝐡𝐚 𝐤𝐨𝐧𝐢𝐜𝐡𝐢𝐰𝐚 𝐧𝐢 𝐡𝐚𝐨 𝐞𝐯𝐞𝐫𝐲𝐨𝐧𝐞!!

𝚂𝚘𝚛𝚛𝚢 𝚏𝚘𝚛 𝚝𝚢𝚙𝚘 𝚗𝚍𝚎?

»»————>𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰...

Ƈ

ι

ɳ

ԃ

ҽ

-

»»——❀ Ƈιɳԃҽ- ❀——««

Saat ini Harsha tengah bersembunyi di balik tubuh tegap tinggi milik Evel yang tangannya tengah menggaruk rambutnya bingung. Sedangkan Jingga, ia pergi ke rumah Harsha untuk mengambil baju Harsha. Karena baju yang dikenakan tadi hanyut di sungai.

“Eumm Harsha, Harsha pake bajunya Evel dulu mau?” tanya Evel memecahkan keheningan.

Memang, tadi saat putra kembar kerajaan melihat tubuh telanjang, bagian atas milik Harsha, keduanya panik takut di sangka yang tidak-tidak.

Untunglah Evel sigap ikut turun ke sungai untuk menenangkan Harsha. Dan sebenarnya, Harsha sembunyi di balik tubuh Evel bukan karena menangis, melainkan tengah menahan malu.

Mungkin jika di dunia dulu ia sering pamer tubuh ototnya, lain hal dengan dunia sekarang yang tubuhnya benar-benar tidak ada bentukan otot sama sekali. Malah terlihat seperti perempuan.

“Ma-maaf. Karena ini salah kami yang menyebabkan pemuda ini kehilangan bajunya, biar pakai baju saya saja, bagaimana?” tanya Jerry tidak enak.

Mata Evel berbinar senang karena tidak jadi melepas bajunya. “Nah! Gitu kek dari tadi, hehe. Btw, jangan formal oke? Di liat-liat kayaknya kamu bukan rakyat biasa.”

Jery membuka bajunya, menyisakan kain yang mirip dengan kain satin jika Harsha mengingatnya di kehidupan dulu. Harsha tanpa basa-basi langsung memakai pakaian yang disodorkan oleh lelaki bermata sipit itu.

Hening melanda sampai uapan mengantuk terdengar dari arah Jaziel. Dirinya mengangkat alisnya sebelah ketika ketiga orang itu menatap ke arahnya. Maniknya berhenti ke mata milik Harsha yang menatapnya kesal.

Tunggu!

Jika diteliti, di pojok alis kanan atas milik Harsha ada sebuah tanda. Seperti sebelah sayap berwarna hitam yang di lingkari dua ekor naga. Sepertinya Jaziel pernah melihatnya, tapi dimana?

Ah! Iya!

Pemuda yang datang bersama Farel itu yang juga memiliki tanda seperti milik Harsha. Bukankag tanda it--

Belum selesai berperang dengan pikirannya, pipinya menoleh ke kiri mendapat tamparan mulus dari tangan saudara kembarnya. “Maksud lo apa njing?!”

“Heh! Bahasanya! Jangan ngeliatin dia kayak gitu! Lo malah ngebikin dia takut sama lo tolol!

“Loh?! Lo juga ngomong kayak gue ya su!

“Heh! Kita itu lagi di depan rakyat! Yang sopan goblok!

“Hallah kampret---”

(√𝐞𝐧𝐝) 𝐂𝐢𝐧𝐝𝐞-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang