•𝕭𝖆𝖌𝖎𝖆𝖓 𝕯𝖊𝖑𝖆𝖕𝖆𝖓 𝕭𝖊𝖑𝖆𝖘*
𝚂𝚘𝚛𝚛𝚢 𝚏𝚘𝚛 𝚝𝚢𝚙𝚘 𝚗𝚍𝚎?
»»————>𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰...
•
Ƈ
•
ι
•
ɳ
•
ԃ
•
ҽ
•
-
•
»»——❀ Ƈιɳԃҽ- ❀——««"Edy, apakah di desa ini masih ada yang beradu ayam jago?" tanya Aurora ketika melihat dua pemuda yang membawa ayam jago di masing-masing tangannya.
Saat ini Zion dan Aurora tengah menyamar di daerah desa untuk mengetahui perkembangan yang ada di tiap-tiap désa. Sekaligus mencari kemana putra kembar mereka yang seperti menghilang satu hari kemaren. Bersama Edy, pengawal pribadi Guntur untuk menjaga mereka.
"Ah! Ku rasa tidak Ratu. Menurut data yang di berikan oleh penyelidik istana, warga di sini sudah tidak lagi beradu ayam jago. Tetapi sebaliknya, mereka memelihara ayam jago mereka dengan sangat baik."
Aurora mengangguk paham. Keningnya mengerut ketika tidak merasakan suaminya berada di sampingnya. Menoleh ke belakang dan--
"Sayang ih! Kamu ngacangin aku? Lebih milih ngobrol sama Edy timbang suamimu ini?" rengek Zion, tidka peduli jika dilihat orang yang lewat.
Karena penampilan ketiganya menggunakan penutup muka yang hanya terlihat bagian mata saja. Aslinya Zion malas jika berpakaian seperti orang tidak dikenal ini, tetapi demi istrinya ia rela.
Aurora memutar bola matanya malas. Netranya melihat seseorang yang tengah berlari dengan kaki yang sedikit pincang ke arah lelaki yang sedang berjalan.
“Jingga!”
Mendengar seseorang tersebut menyeruak an nama Jingga, mata Aurora membola. Sontak ia lari menuju lelaki yang sedang menoleh bingung.
Dahi Jingga mengernyit bingung. Tiba-tiba tatapannya menjadi khawatir kala temannya datang dengan derai air mata dan kaki yang sedikit pincang.
“Calya!”
Calya langsung memeluk Jingga dengan erat walau berjinjit karena perbedaan tinggi badan mereka. “Ji! Bawa gue pergi Ji! Bawa gue pergi yang jauh! Gue mohon.”
Melepas pelukan Calya pelan. Tangannya mengusap air mata Calya. “Hei? Kenapa? Tenang oke? Kita ke rumah gue dulu ya”
“Enggak Ji! Nanti ayah bakal nemuin gue! Plis Ji, plis.” Kedua tangan Calya menangkup di depan dada. Tidak hanya sakit di kaki. Tapi hatinya juga sakit karena perlakuan ayahnya tadi.
Raut muka Jingga menjadi panik saat Calya jatuh pingsan di pelukannya. Langsung saja Jingga menggendong Calya. Saat hendak pergi, lengannya tercekal oleh seseorang.
Saat menoleh, kepala Jingga langsung menunduk sebagai tanda hormat. “Hormat saya Yang Mulia Ratu!”
Aurora tersenyum pelan. Jingga masih seperti yang dulu terakhir ia temui. Mengutamakan sopan kepada yang lebih tua darinya.
»»——❀ Ƈιɳԃҽ- ❀——««
Harsha menatap istana di depannya dengan malas. Menghela nafas pelan, lalu melangkahkan kakinya memasuki area istana.
KAMU SEDANG MEMBACA
(√𝐞𝐧𝐝) 𝐂𝐢𝐧𝐝𝐞-
FantasíaGara-gara terjatuh di tangga atas kecerobohannya sendiri, ketika bangun Hega malah berada di tempat yang menurutnya asing di zaman sekarang. Bukan itu yang Hega pikirkan, tetapi dilihat dari posisinya saat ini, Hega seperti masuk ke dalam cerita don...