•𝕭𝖆𝖌𝖎𝖆𝖓 𝕯𝖚𝖆 𝕻𝖚𝖑𝖚𝖍*

1.2K 130 12
                                    

•𝕭𝖆𝖌𝖎𝖆𝖓 𝕯𝖚𝖆 𝕻𝖚𝖑𝖚𝖍*

𝚂𝚘𝚛𝚛𝚢 𝚏𝚘𝚛 𝚝𝚢𝚙𝚘 𝚗𝚍𝚎?

»»————>𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰...

Ƈ

ι

ɳ

ԃ

ҽ

-

»»——❀ Ƈιɳԃҽ- ❀——««

Farel dari balik tembok mendengar pembicaraan antara Harsha, Lyn dan Vick. Iya! Iblis itu adalah ayah kandung dari Guntur.

“Sudah cukup sandiwaranya. Malam ini juga, kau akan menikah dengan putraku, Guntur. Putra tertua kerajaan jelek ini.”

Mata Farel membulat kaget. Apa maksudnya? Mengapa Harsha harus menikah dengan calonnya? Mendadak perut Farel sakit, menandakan jika si janin walau belum terbentuk tidak dalam keadaan baik-baik saja.

Mengenai Harsha, ia pikirkan nanti. Terpenting adalah sakit di perutnya yang terus menjalar. Baru saja sampai di depan kamar milik Guntur, suara benda pecah terdengar dari kamar milik ayahnya.

“Ini?! Ini yang kamu mau ‘kan Mas?! Kak Ady kembali. Dia enggak benar-benar mati!”

“Itu juga yang ngebuat kamu?! Rela ngorbanin Harsha sebagai pengganti Ady menjadi tumbal terakhir! Iya ‘kan Mas?! Jawab! Jawab Mas!”

Menghirup nafasnya dengan emosi, Faric membentak istrinya yang tengah menangis dengan pilu.

“Terus?! Hah! Lagipula Harsha bukan anakku! Ku tumbal kan dia sebagai pengganti Ady juga, tidak masalah,” sentak Faric dengan santai.

Sedangkan Ariel menutup mulutnya tidak percaya dengan ucapan Faric. “Mas? Bukti tadi pagi belum cukup buat kamu percaya, kalau Harsha anak kandung kamu Mas?”

Faric terkekeh pelan. Bersedekap dada dengan bibir yang tersinggung senyum miring. “Cih! Percaya pada firasat? Ini bukan zaman dimana kita percaya dengan hal norak itu.”

Ariel menganggukkan kepalanya paham. Dirinya tidak ingin jauh melangkah membuat Faric sadar dengan perlakuan dan tindakannya. Ini sudah cukup membuktikan jika Faric benar-benar tidak lagi membutuhkan dirinya dan Harsha.

Mengusap air matanya kasar, Ariel menatap datar Faric yang sama-sama menatap dirinya datar juga.

“Aku udah cukup buat sabar selama ini Mas. Aku udah enggak bisa nerima semua penolakan kamu buat aku.”

“Kejadian dimana dulu Kak Ady mengandung, itu bukan anak kamu Mas. Melainkan anak dari pengawal pribadi Guntur. Mas sendiri enggak sadar? Tanda antara Farel dan Edy, sebagai anak dan ayah sama?”

Tubuh Faric menegang. Buru-buru ia tepis omong kosong dari istrinya. Kembali menatap Ariel datar yang langsung menghela nafas pelan.

“Sepertinya memang batu.”

“Aku akan pergi ke tempat asal ku berada. Jika Harsha bertanya, jawab saja aku sudah tidak ada. Sebelum melihat Harsha menangis karena ku tinggal, hati aku udah menangis lebih dulu saat ini.”

“Dan--” Ariel menghela nafas pelan “--kamu enggak lupa ‘kan Mas? Kalau aku udah kembali ke tempat asal, itu artinya---”

“Kau tidak akan pernah kembali lagi ke dunia manusia,“ saut Faric membuat Ariel tersenyum tipis.

“Ibu! Apa maksud semua ini?” Farel masuk dan langsung memeluk orang yang selama ini merawatnya walau dengan cara tidak sehat.

Tangan Ariel terangkat mengelus rambut Farel. Warna rambut yang sama seperti rambut milik Ady.

(√𝐞𝐧𝐝) 𝐂𝐢𝐧𝐝𝐞-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang