Ps: aku lanjutin karena yg comment lumayan banyak. tapi beberapa part lagi bakalan tamat. Enjoy it ;) btw, cover baru nih hehehe. Wdyt readers??
---
"oke, oke! gue terima tawaran lo." ujar Jordan dengan terpaksa.
Shilla pun senang karena kini ia telah menemukan partner in crime nya.
"jadi, mulai dari mana? gue harus ngapain aja?" tanya Jordan
Shilla tampak berfikir dan mengatakan "mulai sekarang. lo harus bisa bikin Ali cemburu ya, lo harus bersikap overprotective ke Prilly. dengan begitu, Ali pasti cemburu kan." ucap Shilla licik. itulah rencana Shilla. Ingin memisahkan dan menghancurkan hubungan Ali dan Prilly.
"kedengerannya licik. tapi demi dapetin Prilly gue lakuin deh." balas Jordan pasrah
"good! nah, gitu dong" seru Shilla bersemangat sedangkan Jordan hanya menatap Shilla malas.
Cewek gila batinnya.
"Seberapa pantas sih lo buat Ali?" tanya Jordan yang sukses membuat Shilla mendengus kesal.
"Lo gak usah banyak tanya." jawabnya acuh
"Ya kan gue pengen tau aja"
"Gue ga bakal ngelakuin ini. Gue ga bisa! Tenang Prill, gue ga akan ngerusak hubungan lo sama Ali. Gue bakal bantu lo, buat nyingkirin Shilla." Jordan membatin
"Yaudah, mau mulai kapan?" Shilla membuyarkan lamunan Jordan. Jordan menaikkan kedua bahunya pertanda tak tahu.
"Kan lo yang ngatur, kenapa tanya gue?" jordan memutar bola matanya.
"Yaudah. Nih nomer telfon gue, lo bisa telfon gue kapan aja" ujar Shilla sambil memberikan nomer hpnya.
***
Pagi telah datang, sinar matahari memasuki celah2 ventilasi kamar inap Prilly. Prilly belum juga diperbolehkan untuk pulang. Tapi, Ali masih setia menemani Prilly.
"Li" gumam Prilly saat menyadari Ali sedang tidur dengan posisi duduk disamping ranjang Prilly. Prilly membenarkan posisi tidur Ali agar nyaman.
"Ali masih tidur, gue mau ke toilet nih. Tapi gimana ya? Gue kan ga bisa jalan. Huft, kapan sih gue bisa kayak dulu lagi. Gue gak mau ganggu Ali tidur, dia pasti cape" ucap Prilly pelan. Ia memaksa untuk bangun dan mencoba untuk berdiri dengan kaki yg masih di gips, bandel memang.
"Aw!" alhasil, Prilly hilang keseimbangan dan terjatuh yg membuatnya terpekik dan merintih kesakitan.
Ali yang mendengar pekikan Prilly langsung terbangun dan membantu Prilly untuk bangkit.
"Prilly! Kamu ini gimana sih, kamu kan masih sakit. Kamu tuh ga bisa jalan, bandel banget sih. Kenapa ga bangunin aku? Jadinya kan aku juga yang repot" bentak Ali. Apa? Jadi selama ini Ali merasa terepoti oleh Prilly?
"Kok kamu jadi salahin aku sih? Iya aku emang ga bisa jalan, aku cuma ga mau ganggu kamu tidur. Yaudah, kamu ga usah jagain aku lagi kalo kamu merasa direpotin." ucap Prilly lirih.
Ali tidak merasa direpotkan, ia hanya takut terjadi apa2 pada Prilly. Ali sungguh menyesal telah menyakiti hati prilly dengan perkataannya.
"Prilly aku ga maksud.." Ali pun langsung memeluk Prilly erat walau prilly tidak membalas pelukannya, tapi Prilly akhirnya membalas juga.
"Maafin aku ya, udah bikin kamu repot" ucap Prilly tulus. Ali menggeleng cepat.
"Bukan kamu yg harus minta maaf, tapi aku." ujar Ali dan prilly juga menggeleng.
"Kita semua sama2 salah, Li" gumam Prilly
Tiba2 dokter dan suster pun masuk ke ruangan Prilly.
"Prilly, kamu kita kasih obat nih buat pereda nyeri di kaki. Ini di minum terus ya, jangan sampe lupa. Terus kamu jangan banyak gerak dulu ya" jelas dokter dan suster memberikan sebotol obat kapsul.
"Iya dok, sus. Makasih" balas Prilly ramah.
"Baik, saya permisi" ujar dokter lalu berlalu bersama suster.
"Tuh dengerin, kamu jangan bandel" ceramah Ali
"Iya Aliii"
"Toktoktok" pintu diketuk
"Li, siapa ya? Pagi2 gini udah jenguk" dengus Prilly
"Gak tau, aku liat dulu ya" balas Ali dan segera membukakan pintu untuk si penjenguk.
"Shilla..." gumam Ali terkejut
Shilla pun dengan enaknya masuk ke dalam kamar Prilly.
"Hai Prill! Kaki lo gimana? Masih sakit? Kasian. Nih, gue beliin lo bubur ayam. Enak loh! Dimakan ya Prill" sapa Shilla yang tiba2 menghampiri Prilly.
Prilly agak ragu, bagaimana jika bubur ini dikasih racun? Entahlah, Prilly menepis pikiran itu jauh2. Ia tak boleh nethink.
"Hmm, makasih.. shilla." jawab Prilly gugup.
"Nih. Makan dong" ucap Shilla tak sabaran.
Ali pun memperhatikan gerak-gerik Shilla dari jauh. Mencurigakan, batinnya.
Ali menghampiri Prilly dan Shilla yang sedang berbincang.
"Eh, Ali. Boleh keluar dulu gak? Gue lagi pengen berdua nih sama Prilly" ucap Shilla
"Gak bisa. Gue mau disini" tolak Ali
Shilla pun menatap Ali malas.
Prilly yang ragu, akhirnya memilih untuk membuka bungkus buburnya, dihirupnya aroma bubur ayam yg lezat itu. Prilly pun memutuskan untuk memakan bubur itu.
"Enak kan?" tanya Shilla
"Enak Shill. Makasih ya" jawab Prilly tersenyum.
Ali pun berfikir bahwa Shilla telah berubah menjadi Shilla yang dulu, shilla yg ramah dan sopan.
Tak disadari, sepasang mata melihat mereka dari luar ruangan. Jordan.
Jordan pun tersenyum puas melihatnya.
Selesai sudah Prilly makan bubur, ia sangat menikmati bubur itu.
"Duh, mana nih. Kok buburnya ga bereaksi, gue kan udah taburin obat pencuci perut." batin Shilla gelisah. Jelas buburnya tidak bereaksi, karena Jordan menukar bubur beracun tersebut dengan bubur biasa tanpa sepengetahuan Shilla. Jordan memata-matakannya.
"Ehm, eh. Gue balik ya, bye kalian" ucap Shilla kemudian pergi keluar.
"Shilla berubah ya" ucap Prilly tersenyum
"Bagus lah" saut Ali.
Mereka salah mengira, mereka pikir Shilla berubah. Padahal, tidak sama sekali. Shilla tetaplah cewek iblis yang mereka kenal.
Skip.
Seminggu telah berlalu, Prilly diperbolehkan untuk pulang ke rumah.
"Yeyy! Aku seneng banget Li, aku udah dibolehin pulang." pekik Prilly girang
"Ciee udah boleh pulang. Tapi inget, kamu itu belum dibolehin buat terlalu capek dan jalan terlalu lama. Kamu baru sembuh, jadi kamu jalan seperlunya aja, kalo capek pake kursi roda ya" jelas Ali mengelus pucuk kepala Prilly
Prilly pun mengangguk paham.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Naughty Girl
Fanfic"Eh cewek belagu, gak usah deh lo bergaya sok jagoan! Lo fikir gue takut sama perempuan liar dan bandel kaya lo? Enggak. Mendingan nih ya, otak lo tuh dipake buat masa depan lo! Mau jadi apa lo kalau kerjaan lo cuman foya-foya?" -Ali "Hello? Jangan...