"Perusahaan papa bangkrut, dan bunda..."
"Bunda...dipecat sayang"
Kata-kata itu masih saja berputar di otak Prilly, seolah menghantuinya.
"Gimana bisa gue hidup kayak gini. Gue ga akan bisa ngejalanin ini, dan gue gak bisa nerima kenyataan yang ada." batin Prilly lirih.
Prilly langsung berlari menuju kamarnya dengan air mata yang terus menerus turun dari mata cokelatnya.
Mila yang melihat keadaan Prilly seperti itu sontak terkejut.
"Prilly, lo baik-baik aja kan?" tanya Mila. Hadeh Mila udah tau Prilly nangis bombay gitu masih aja nanya..
"Seperti yang lo liat Mil." balas Prilly singkat masih menangis sesenggukan.
"Prilly..." tanpa basa-basi Mila langsung memeluk erat tubuh mungil Prilly, mungkin saat ini Prilly belum mampu menceritakan apa yang telah terjadi.
"Gue bakal ceritain semua ke lo kalau keadaan gue mulai membaik, dan kalau gue udah bisa nerima ini semua.." jelas Prilly dan dibalas dengan anggukan Mila.
"Mil, mau bantu gue kan?" tanya Prilly
"Pasti lah Prill, emang lo butuh bantuan apa?" jawab Mila mantap.
"Bantuin gue cari kerjaan."
"hahh? apa gue gak salah denger? Seorang Prilly Latuconsina mau kerja? Lo yang bener aja Prill, lo itu masih sekolah apa lo ga takut keganggu belajar lo?" ucap Mila ragu2
"Udah ikutin kata gue aja, lo sendiri yang bilang bakal bantuin gue kan?"
"Hmm, iyasih. Tapi lo harus janji setelah keadaan lo membaik lo kudu mesti harus wajib ceritain semuanya sama gue!" seru Mila
"Siap bos!" jawab Prilly mencoba untuk tersenyum walau saat ini hatinya hancur berkeping-keping.
***
"Bagaimana rencana kita? Deal?" tanya Ayah Rizal kepada kerabatnya.
"Deal! Saya pikir juga anak kita sudah sangat dekat, dengan kedekatannya pasti akan mempermudah rencana kita ini." jawab laki-laki yang terlihat gagah dan juga kerabat Ayah Rizal.
"Oke, kamu atur pertemuan dengan anakmu itu ya, dia bisa kapan nanti kabari saya lagi. Saya permisi." ucap Ayah Rizal kemudian berlalu dari hadapannya.
Sedangkan di rumah Prilly, Prilly tampak bersiap-siap menuju suatu tempat.
"Mil, gue udah cantik belom nih?" tanya Prilly sambil memutarkan tubuhnya di depan cermin.
"Cantiik. Yaudahlah mau kerja ini gak usah cantik2 amat nanti digodain abang abang loh" ledek Mila mencolek dagu Prilly.
"Ihh Mila apaan sih" Prilly terkekeh.
"Oh ya Mil, tolong sampein ke Ms. Laura ya gue izin buat hari ini aja gak masuk sekolah" ucap Prilly pelan.
"Omg my Prilly, hari ini tanggalan merah kalii" jawab Mila sedikit tertawa kecil.
"Hah? Emang iya apa? Aduh saking galaunya gue sampe gak konsen! Pantes aja lo masih santai2 gini" ucap Prilly sambil menepuk dahinya.
"Yee makanya dong liat kalender, jangan Ali mulu yang diliatin!" canda Mila menggoda Prilly.
"Sompret lo Mil" balas Prilly seraya memukul bahu Mila dan tertawa bersama.
"Gue seneng bisa liat lo ketawa kayak gini, gak kaya semalem tuh, muka ditekuk+mata sembab! Nah gini dongg ceria, ini baru namanya Prillynya gue. Yaa walaupun gue belum tau apa yang terjadi sama lo tapi gue yakin lo ngelakuin ini demi yang terbaik." Mila menyemangati Prilly.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Naughty Girl
Fanfiction"Eh cewek belagu, gak usah deh lo bergaya sok jagoan! Lo fikir gue takut sama perempuan liar dan bandel kaya lo? Enggak. Mendingan nih ya, otak lo tuh dipake buat masa depan lo! Mau jadi apa lo kalau kerjaan lo cuman foya-foya?" -Ali "Hello? Jangan...