Prilly POV
"Gue pulang sama..." ucap Ali tampak berfikir.
"Lo" tunjuk Ali kepada Shilla.
Apa yang barusan ku liat? Apa aku tidak salah liat? Kenapa Shilla? Ali sudah keterlaluan lebih memilih mantan gebetannya sendiri dibanding aku yang jelas statusnya sekarang pacaran dengannya. Apakah ali belum menceritakan semua ini ke Shilla? Apa Ali malu harus berpacaran denganku? Pertanyaan itu terus berputar dipikiranku.
"Yaudah yuk Li, pulang" ajak Shilla sambil bergelayut manja di lengan Ali. Menjijikan! Aku saja yang pacarnya belum pernah manja2 sama Ali.
"Prilly, maaf ya. Aku ada kerja kelompok nih sama Shilla" ucap Ali tiba2 sambil melepaskan Shilla yang bergelayut di lengannya. Shilla memang sekelas dengan Ali.
"Shill, lepasin please." ucap Ali yang risih.
Shilla pun melepaskannya dengan dengusan kesal.
"Hmm. Kerja kelompok dimana Li? Di rumah Shilla?" tanyaku ragu.
"Di rumahku" balas Ali singkat
"Kalau di rumah kamu, kenapa kamu ga ajak aku sih. Aku kan juga kangen sama mama resi" ucapku sengaja memanas-manasi Shilla, tapi memang aku sudah sangat dekat dengan mama resi. Jadi apa salahnya?
"Boleh! Ide bagus tuh, yuk" ajak Ali semangat.
Author POV
Shilla yang sedaritadi memperhatikan sikap keduanya terlihat bingung, sebenarnya mereka ini apa? Ada hubungan apa diantaranya? Prilly siapanya? Dan juga, Ali menganggap dirinya apa.. Secara diam2, sebenarnya Shilla sering memperhatikan Ali jika sedang bersama Prilly, juga saat mereka dihukum bersama, Shilla yang menatap Prilly geram, ia cemburu.
"Eh, tunggu. Sejak kapan kalian akur?" tanya Shilla menghentikan langkah Ali dan Prilly saat mereka saling merangkul.
"Hmm. Sejak kapan nih Prill?" tanya Ali seraya mencolek dagu Prilly genit.
"Sejak kita berdua jadian. Kenapa?" jawab Prilly ketus.
"Hah? Kalian? Ja..dian?" tanya Shilla terbata. Sepertinya ia shock. Bagaimana tidak, dulu Ali bersikap manis padanya. Tapi sekarang malah bersikap manis kepada Prilly yang jelas dulu adalah musuh terbesar Ali. Apa Ali memainkannya? Pikir Shilla.
Sejak tadi, Ali terpaku. Bingung dan tidak tau harus bagaimana, memang kalau boleh jujur Ali masih menyimpan sedikit perasaan kepada Shilla. Ingat, hanya sedikit. Tapi bagaimanapun juga, rasa sayang itu masih tetap ada walau hanya 'sedikit' saja.
"Lo. Tega Li! Gue benci lo. Mau lo apa sih hah? Setelah lo dapetin cewek itu lo mau mainin dia juga seperti apa yang udah lo lakuin ke gue?!" ucap Shilla ketus sambil menunjuk Prilly, Shilla tak habis pikir. Bulir airmatanya mulai meluncur dari matanya.
Ada apa dengan Shilla? Kenapa? Sebelumnya ia belum pernah seperti ini. Pikir Ali.
"Hey Shill, kemana Shilla yang dulu? Shilla yang ceria, shilla yang lembut dan halus. Lo kenapa sih?! Dan, gue mau ingetin lo nama dia Prilly. Bisa gak sih ga usah pake kata2 'cewek itu'? Ga sopan tau ga" bentak Ali kepada Shilla.
"Lo bego. Lo masih bisa2nya nanya gue kenapa? Cowok php! Dulu siapa ya yang manggil2 gue dengan sebutan sweetie, dan yang sering bilang ke gue kalo lo sayang sama gue. Mana Ali yang dulu? Hah?!" sindir Shilla sambil menekankan kata 'lo sayang sama gue' Ali merasa dipojokkan oleh kalimat yang Shilla lontarkan. Memang dulu dia bersikap manis dengan Shilla, tapi apa boleh buat jika takdir menyatukannya dengan Prilly, bukan Shilla.
"Shill, apaan sih. Ga usah ribut juga, bisa kan omongin baik2? Malu diliatin temen2!" ucap Prilly melerai mereka karena saat ini posisi mereka masih di parkiran sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Naughty Girl
Hayran Kurgu"Eh cewek belagu, gak usah deh lo bergaya sok jagoan! Lo fikir gue takut sama perempuan liar dan bandel kaya lo? Enggak. Mendingan nih ya, otak lo tuh dipake buat masa depan lo! Mau jadi apa lo kalau kerjaan lo cuman foya-foya?" -Ali "Hello? Jangan...