Mei 2016

1K 55 0
                                    

"Jeongwoo, beri salam, ini mama dan adik barumu"

Bocah itu mengulurkan tangannya, maniknya menatap tajam pada lawan bicara yang meringsut kebelakang.

"Aku Park Jeongwoo"

"A-aku Junghwan"

Setelahnya Jeongwoo meraih ransel di sofa dan beranjak pergi. Ia sempatkan menatap sinis pada satu-satunya wanita disana.

"Park Jeongwoo! Dimana sopan santun mu"

"Kenapa? Aku hanya diam"

"Kubilang beri salam pada mama mu"

"Tapi mamaku sudah mati, dua bulan lalu"

"......"

"Kalian yang membunuhnya agar bisa menikah"

.....

"Dan jangan harap aku akan memberikan sopan santunku pada kalian"

"Park Jeongwoo! Jaga bicaramu, jangan keterlaluan"

"Bukankah yang kukatakan benar, Pa? Kau membunuh mamaku demi jalang sialan itu"

Jeongwoo melirik pada Junghwan yang siap menitihkan air mata, merasa takut akan hawa dingin yang menyelimuti keluarga barunya.

"Apa dia anakmu juga? Jadi kalian sudah berselingkuh bahkan sebelum aku lahir?"

"B-bukan! Aku bukan anak om!"

Jeongwoo tersenyum, terlihat menakutkan bagi bocah berusia sebelas tahun disana.

"Oh apa mereka juga membunuh ayahmu?"

"A-apa..?"

"Hei!! Kau sudah gila?!"

Senyum kian mengembang di wajah Jeongwoo, ia melangkah mendekat pada Junghwan, mengabaikan sosok wanita yang terus merutuki perbuatannya.

"Namamu So Junghwan, kan? Kuberi tau, lebih baik kau keluar dari sini jika tak ingin berakhir seperti ayahmu"

Jeongwoo terus mendekat hingga tubuh Junghwan ambruk lantaran tersandung karpet, tangis bocah itu pun kian pecah akibat takut yang juga kian melambung.

"Cepat atau lambat ibu sialanmu itu juga pasti akan membunuhmu"

"Park Jeongwoo!"

Satu pukulan keras Jeongwoo terima tepat di wajah.

"Jika tetap berada disini kau hanya punya dua pilihan. Mati di tangan ibumu"

Bentakan pun tak diindahkan.

"Atau memintaku membunuh ibumu"



















































.
𝙿𝚊𝚝𝚛𝚘𝚗

Patron | DrabbleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang