Angin malam terasa kian menusuk kala hujan telah mereda. Membuat tubuh Junghwan makin bergetar tak kuasa menahan dingin yang menyapa.
Tak ada satupun taksi yang lewat, tak ada satupun bus yang masih beroperasi atau satupun teman yang dapat dihubungi.
Junghwan benar-benar kacau di tengah gelapnya malam.
"Oi om!"
Junghwan berbalik, mendapati segerombolan bocah baru matang tengah menghampirinya.
"Tolong belikan kami rokok. Jangan lupakan mirasnya"
"Tidak bisa"
"Tidak bisa? Oh ayolah, hanya rokok dan alkohol apa sulitnya"
"Lebih baik kalian pulang dan belajar di rumah"
"Tidak usah sok menasehati, cukup lakukan saja apa yang kami minta"
Junghwan mundur selangkah kala salah satu anak yang ada disana membuang ludah tepat di sepatu miliknya.
Junghwan mengedarkan pandangan, was-was akan kemungkinan terburuk yang dapat terjadi.
"Hentikan perbuatan kalian dan pergi, sebelum ku telepon polisi"
"Aish dasar orang tua menyebalkan"
Anak yang berada paling depan mendekat, meraih kerah baju Junghwan dengan tatapan tajam yang dibuat sok mengintimidasi.
Junghwan melepaskan diri dengan mudah, mendorong tubuh yang sedikit lebih pendek dan tampak begitu ingin melayangkan tinju padanya.
"Wah om ini berani juga ya! Kami berlima loh? Tidak takut?"
"Hanya orang bodoh yang takut pada kalian"
"Dasar sialan!"
Satu pukulan Junghwan dapat tepat di wajah, tak terlalu sakit sebenarnya, ia bisa melawan, namun dengan cepat salah satu anak dengan tubuh paling besar menyambar lehernya.
Junghwan berusaha melepaskan diri, namun tenaga yang ada dihadapan jauh lebih kuat.
"L-lepaskan"
"Berjanjilah untuk menuruti keinginan kami, maka aku akan melepaskanmu"
Junghwan merogoh saku bajunya guna mengambil sebuah pulpen, namun belum juga ia memberi perlawanan, maniknya menangkap sosok sang kakak berdiri tepat di seberang jalan.
.
𝙿𝙰𝚃𝚁𝙾𝙽
KAMU SEDANG MEMBACA
Patron | Drabble
FanfictionJeongwoo terlalu terobsesi dengan adiknya. -300 words ⚠️ Semua yang ada dalam cerita ini merupakan fiksi dan tidak untuk ditiru⚠️ -09/01/2024