Oktober 2019

486 40 0
                                    

"Park Junghwan"

"Mama?"

Junghwan menghentikan aktifitas belajarnya. Ia berdiri menghampiri sang ibunda yang tiba-tiba masuk menerobos kamarnya.

"Apa yang kau lakukan selama ini?"

"Apa?"

"Apa yang kau rencanakan dengan anak sialan itu?"

"Maksud mama?"

"Belakangan ini kalian terus bersama. Dan selalu ada saja ulah anak itu. Apa yang kalian lakukan?"

Junghwan diam, enggan menjawab takut-takut salah bicara.

"Jawab aku anak sialan!"

"M-maafkan aku.."

Satu tamparan keras Junghwan dapat. Hingga pipi putih itu tampak begitu merah.

"Kau tau apa yang ayah si sialan itu lakukan pada ku?! Dia menyalahkanku atas kelakuan urakan anaknya! Ini semua karna mu!!"

Junghwan meringis, berusaha melepas cengkraman sang ibunda pada lengannya.

"M-maafkan aku.."

"Maaf dan maaf!! Hanya itu yang bisa kau lakukan!! Kau pikir aku membawamu kesini agar kau bisa menghancurkan hidupku? Begitu?!"

Cairan bening tak lagi bisa Junghwan tahan kala tubuhnya di dorong hingga terhantuk dinding.

Nafas pemuda itu tercekat, kala mendapati sebuah piala berada di genggaman sang ibu.

"M-ma.. Maafkan aku! Kumohon maafkan aku!"

"Seharusnya aku membunuhmu juga waktu aku membunuh ayahmu!!"

Ujung lancip piala itu mengenai tepat di pelipis Junghwan, membuat darah mengalir mengotori wajahnya.

"Dasar anak sialan!!"

Satu.

Dua.

Tiga.

Pukulan demi pukulan Junghwan dapat.

Kepala.

Punggung.

Lengan.

Perut.

Tulangnya seolah akan hancur.

Junghwan merapalkan doa dalam hati. Memohon agar sang kakak datang dan membawanya pergi.












































































.

𝙿𝙰𝚃𝚁𝙾𝙽

Patron | DrabbleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang