"Kau tidak menangis?"
"Tidak, dia bukan ayahku"
"Jawaban bagus"
Junghwan menatap datar pada pigura dengan foto ayah mereka yang di kelilingi oleh karangan bunga diatas peti mati.
Sesekali Jeongwoo menyunggingkan senyum guna berterimakasih kala orang-orang mengucapkan belasungkawa pada keduanya.
"Kau gila"
"Kita bicara nanti"
Junghwan melangkah pergi, meninggalkan kerumunan yang beribu kali mencoba berjabat tangan dengannya.
Suasana sunyi di belakang gedung justru membuat hatinya kian berdenyut.
Entah rasa kehilangan, amarah, atau rasa bersalah. Tak ada yang dapat mendeskripsikan sakit yang ia tengah derita.
"Kau bilang tidak akan menangis"
Itu Jeongwoo, yang diam-diam mengekor. Kini mendudukkan diri tepat di sampingnya.
"Aku tidak menangis"
"......"
"Dia ayahmu"
"Orang itu memukulmu"
"Dia ayahmu, Park Jeongwoo"
"Tapi 'ayahku', memukulmu, So Junghwan"
Keduanya saling beradu pandang, dengan ekspresi yang tak dapat diartikan.
Lama, tak ada yang angkat suara. Hanya bunyi gesekan daun akibat terpaan angin yang terdengar.
........
......
"Hentikan obsesi gilamu"
"Apa yang salah? Aku hanya ingin melindungi adikku"
"Kekerasan bukan sesuatu yang dapat dibenarkan"
"Kalau begitu katakan, bagaimana caraku untuk melindungimu tanpa menggunakan kekerasan"
"Kau bisa mengatakannya dengan baik, memperingatkan mereka atau bahkan melaporkan pada polisi"
..........
........
"Manusia, tak akan pernah berubah"
"Tidak, manusia bisa berubah"
"Tidak akan pernah bisa"
"......."
"Jika aku memperingati mereka, mereka hanya akan mengabaikanku dan kembali melakukan hal yang sama"
"......"
"Jika aku menjebloskan para bajingan itu ke penjara, setelah bebas mereka juga akan melakukan hal yang sama untuk balas dendam"
"......."
"Kau tau, masalah harus di cabut hingga ke akarnya"
"......"
"Dan manusia harus di hukum karena dosanya"
"....."
"Aku melakukan keduanya, mencabut segala masalahmu, dan menghukum mereka semua"
Jemari Junghwan mengepal, rahangnya pun mengeras menahan segala derita yang kembali menerjang.
Ia ingin mengakhiri cerita ini dengan segera, ia tak ingin ada lagi korban dengan dirinya sebagai alasan.
"So Junghwan"
".....?"
"Aku akan membalas budi ku sampai mati, ingat?"
.
𝙿𝙰𝚃𝚁𝙾𝙽
KAMU SEDANG MEMBACA
Patron | Drabble
FanfictionJeongwoo terlalu terobsesi dengan adiknya. -300 words ⚠️ Semua yang ada dalam cerita ini merupakan fiksi dan tidak untuk ditiru⚠️ -09/01/2024