"Hyung"
Yang di panggil tak menyaut, namun Junghwan yakin jika sosok disana mendengarkan.
"Bisa berhenti tidak?"
Lagi, tak ada jawaban, bahkan melirik pun tidak.
"Kurasa ini sudah benar-benar keterlaluan"
Yang diajak bicara masih fokus pada ponsel di genggaman.
"Kurasa, hyung terlalu terobsesi—"
Berhasil, ucapan itu berhasil membuat yang lebih tua menengadah.
Pandangan keduanya bertemu, ekspresi Jeongwoo yang terlampau datar membuat degup jantung Junghwan tak karuan.
"Siapa yang bilang?"
"Apa?"
"Siapa yang mengatakan itu padamu?"
"T-tidak ada. Hanya saja kurasa ini semua sudah cukup"
Jeongwoo menaikkan sebelah alisnya, menatap intens pada sang adik yang meringsut ketakutan.
"M-maksudku.. Aku sekarang sudah besar, aku bisa menjaga diriku sendiri"
"Menjaga diri sendiri?"
"Iya, aku bisa melakukannya"
"Jika memang bisa kau tidak akan mendapat jahitan di dagumu"
Junghwan diam, insiden yang baru saja terjadi satu bulan lepas membuatnya harus menerima delapan jahitan di dagu dan patah tulang pada kaki.
Juga, harus membuat Jeongwoo mengadakan pemakaman untuk kesekian kalinya.
"Fokus saja pada terapimu"
.........
......
"Kau bilang melakukan ini untuk melindungiku"
"....."
"Yang kau lakukan hanya menghajar orang lain sampai mati"
"....."
"Beginikah—"
"Ya"
".......?"
"Menyingkirkan orang yang mengganggumu adalah caraku untuk melindungimu"
"......"
"Jadi hentikan semua omong kosongmu dan fokus saja pada terapimu"
......
"Aku bersumpah, akan terus melindungimu"
.
𝙿𝙰𝚃𝚁𝙾𝙽
KAMU SEDANG MEMBACA
Patron | Drabble
FanfictionJeongwoo terlalu terobsesi dengan adiknya. -300 words ⚠️ Semua yang ada dalam cerita ini merupakan fiksi dan tidak untuk ditiru⚠️ -09/01/2024