Siapa dia

58 43 9
                                    

     Nagi keluar dari bangunan dia berdiri di ambang pintu, kabut kebal menutupi pemandangan. Gerimis kian deras sejak dia bangun, afgan ikut meringkuk keluar. Tangan kirinya menjulur, menampung hujan.
afgan dan Nagi saling bertatapan sebentar
" kayanya ..." hari ini kita ga bisa ..lanjutin perjalanan.. ". Nagi tanpa basa basi masuk duluan, Afgan menutup pintu rapat.

Raya menyuruhnya untuk duduk di sebelah dia, Nagi ingin hengkang tapi Raya memaksa dengan menarik tangannya. Nagi dengan pelan- pelan duduk di samping Raya, seketika Raya mendekat dan berbisik.
" kamu takut sama aku.. "?? Nagi menutup telinganya dengan sebelah tanga tanpa menatap Raya.

Nagi melihat afgan  , dia berjalan keperapian. perawakannya sangat gagah. Tinggi dan putih.
Nagi memasukan kayu kedalam api. Selain mereka bertiga semuanya tidur.

afgan ikut duduk di depan mereka berdua.
Bima berdehem sambil memeluk tubuhnya , dirinya menaruh bokongnya di samping Nagi.

" Kita lanjutin perjalan kalo hujan udah berhenti.. " afgan melirik ke arah Bima yang sedari tadi melamun menatap Nagi.

"oo.. ouh.. " loe bener.. " Bima menggaruk tenggkuknya.

Raya menaruh kedua tangannya kebelakang, menengadah " gue laper.. "

" loe bisa makan aja ini api .." Raya seketika melirik ke arah afgan. Bima tertawa , tanpa sengaja dia melihat Nagi yang tersenyum. Bima tersipu malu dia pun memperbaiki pakaiannya,  Matanya saling bertatapan dengan afgan.

afgan berdiri , " gue ambil kayu dulu " .

" kayanya .., gue ga pernah liat..., Nagi makan setelah 2 hari yang lalu.."

" karna dia emang hebat.. " Raya memperbaiki posisinya dengan menepuk - nepuk tangannya.

" yang gue butuhin..! loe... " Nagi membuat lingkaran di tanah dengan kayu kecil.

" loe..apa..? Bima mendekatkan wajahnya ke pada Nagi .

Nagi menghentikan pekerjaannya lalu mematahkan kayu, Tekk.... , Bima terdiam Raya pun tiba - tiba menarik - narik kerah Bima.

" udah tau Nagi itu milik gue..!!

Bima memukuk- mukul tangan raya.
" emang dia siapa..??
Afgan yang melihat mereka berdua membuang kayu yang dia pegang berlari ke arah mereka ,melerainya . Raya malah semakin kencang menarik kerahnya, Bima menggeram tercekik, afgan yang melihat Bima kesakitan ikut iba, ia kebingungan dan melirik Nagi.

PB yang seketika menjitak kepala raya, Raya hanya melolor kepadanya. Dan melepaskan kerah Bima, kasta berlari mendekat dan menjauhkan Raya dengan PB. Syara hanya duduk menyeringai melihat semuanya. Dia melihat Punggung Nagi, api semakin besar.

Bima berdiri bersebelahan dengan Afgan, Afgan menepuk bahunya." loe ga papa.."? Mata  dan pipi Bima memerah, dia memperbaiki kerah . tenggorokannya terasa serak " hmm, ga papa.. " matanya belum lepas melihat raya yang masih bertatapan dengan PB.

Nagi membanting kayu ke perapian dengan keras, memperbesar api . ia melirik mereka semua satu persatu.

" kayu udah hampir habis.. "    " kalian.."

Nagi mematahkan kayu dengan kakinya.

" kalo mo mati.." lalu melemperkan ke perapian, " masuk aja ke sini.."!!.

Kasta menarik tangan PB, Raya memberikan senyuman pada PB dan kasta dan berlari ke arah perapian.

Bima dan afgan menatap kepergian raya yang datang merayu Nagi.

" Aku aja .. "  Raya mengambil kayu di bawah kaki Nagi sambil menjulurkan bogeman pada Bima. Bima melihatnya seketika marah , afgan bersih keras menahannya.

Afgan membawanya untuk berkumpul bersama PB dan kasta, Syara berjalan mendekat ke pria bertubuh bagus dan tinggi dengan menaruh ke dua tangannya di depan dada . Dia menempelkan pundaknya di tembok " ngapain sih loh..? cape -cape jadi orang baik?? syara melihat - lihat kukunya lalu meniupnya . " Ga ada yang salah dari itu..!! afgan mengusap - usap tangannya. Ia melihat wajah afgan yang sedang menunduk lalu tertawa. Mereka saling bertatapan sangat lama, syara mengalah lalu melepaskan tangannya dari dada, lalu memperbaiki rambut pergi ke perapian tanpa lupa membawa senyuman. Afgan menyipitkan matanya sambil melihat punggung syara yang semakin menjauh.

Syara datang seperti seorang putri dia memperbaiki rambut panjangnya dengan menarik ke belakang telinga.
" hmm kalian lagi apa.. " ? "

Raya ikut memperbaiki poninya lalu, menarik rambut ke belakang telinga.

" hmm, mo masak ayam... ".
Syara mencibir bibirnya  dia hanya mengayun- ayunkan tangannya di belakang punggung dan hanya sekilas melirik Raya lalu mencondongkan tubuhnya ke arah  Nagi, mulut Syara baru mau berucap tapi Nagi melemparkan sebuah kayu yang besar ke perapaian.

Mereka semua di kejutkan oleh sebuah gedoran dari balik pintu, hujan semakin Deras. Wajah mereka tegang , membisu. Urat leher nagi terlihat
Nagi dan raya cepet - cepat berlari ke arah pintu.  Dan yang laki - laki juga ikut berlari ke arah pintu.



Sabar aja lah dunia ini penuh misteri aja, apa apa harus money ☺😊😇😌





Failure . ℅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang