Suram

47 39 0
                                    


lingkaran.

berputar.

Nagi sudah berdiri begitu lama, dia sudah tidak bisa merasakan kebas di kakinya .

Kasta berjalan mendekati PB ia menahan air matanya untuk tidak keluar begitu saja, tapi tetap saja dirinya menangis walaupun tidak bersuara ketika melihat keadaanya dirinya sendiri.

PB duduk dengan menundukan kepalanya, kasta rasanya ingin memberikan sebuah pertanyaan padanya. Karna ia merasa ada sesuatu yang PB dan raya sembunyikan.

Afgan pingsan setelah , cowo berhoddie hitam itu membawa mereka ke basmennya.

Syara muncul dari ruangan dan sudah berganti pakaian.

Bangunan ini lebih seperti rumah yang kosong tak berpenghuni dan masih rapi, entah milik siapa. .

Tidak ada listrik maupun air keran, Tapi sepertinya cowo berhoddi itu telah mempersiapkan segalanya. Dia memasang lilin di setiap pojok dan genangan air di bak dan botol - botol besar dari air hujan.

Syara menunjuk ke belakang kalo di belakang ada beberapa pakaian yang bisa mereka pakai.

Mereka di kejutkan oleh suara langkah kaki yang semakin mendekat, Nagi memasang kuda - kuda dengan bersembunyi di balik tembok. Syara merapat kan tubuhnya dengan kasta.

Dan ternyata pemilik basement atau bisa di bilang cowo berhoddie. Nagi dan dia saling berhadapan, ia membawa makanan hasil curian tadi. Kasta , syara membantunya meletakan makanan di meja.

Bima  menidurkan tubuhnya di sofa ,. ia memeluk tubuhnya sendiri.

Cowo berhoddi itu membuka maskernya tepat di depan Nagi.

" Agas.. " panggil PB dengan suaranya yang masih serak. Mereka semua meliriknya.

Agas melemparkan sebuah obat  perban dan lilin pada PB lalu pergi . Sepertinys kasta sedikit tidak terima dengan perlakuan agas terhadap PB.

' lembut sedikit kenapa ' raut wajahnya menjelaskan itu.




Langit menjelang malam.

Nagi  mengobrak - abrik makanan, lalu melemparkannya botol coffe ke Bima. Ia tahu bahwa cowo itu sebenarnya tidak tidur sama sekali.

ia menyelinap ke luar . Dan ternyata dia berada di lantai dua . Nagi tidak tahu sekarang dia berada di daerah mana. Dirinya tidak pernah berkunjung kesini sebelumnya. Dan bagaimana agas bisa menemukan tempat ini.

Bangunan  ini masih sedikit kokoh.
Dan di luar masih ada beberapa bangunan yang kokoh, tepat di depan rumah yang sedang dia huni . Angin menghembuskan rambut dan juga pakaiannya.

Nagi membuka kaleng coffe dan meminumnya.

Afgan sedang berdiri di pojok di lantai 3 ia memainkan sebelah kakinya bergelantungan.
Suara pintu terbuka membuatnya sedikit syok, afgan menyipitkan matanya dan ternyata syara.

" loe bikin gue kaget " katanya pelan, syara juga sedikit terkejut.

Syara melihat cowo yang berdiri di pojok mendekatinya lalu ia duduk.

" loe mau bunuh diri " sarkas tanya syara sambil membuka snak, keripik. Rambutnya tertiup angin malam.

Afgan menggeleng memasukan tangannya ke dalam saku, lalu duduk di samping syara.

Syara menawarinya, ia mengambil satu.
Alis syara lebih tinggi sebelah. Ia menawarinya lagi. Tapi afgan hanya memotek dan melemparkannya

" Apa loe mengharapkan yang lain..? ".

" Maksud loe..?? tangan afgan berpangku ke belakang dan menengadah.

" Nagi.. "  gue kira  loe tertarik sama dia.. ".

" hmm.. ".

syara ikut menengadah, " apa sih yang loe liat"?

lalu ia melirik cowo di sampingnya, muka mereka cukup dekat. Syara memalingkan wajahnya. berdehem.

" loe udah lupa sama kejadian tadi siang ".

syara meremas keripik yang dia pegang.
Matanya mulai berkaca - kaca, . Ia memeriksa tenggorokannya.

syara menundukan wajahnya " Gue... gue takut. " syara memegang tangan afgan air matanya jatuh. Afgan memegang wajah syara lalu mengelap air matanya.

wajah mereka begitu dekat, afgan pelan - pelan mendekatkan bibirnya dan mereka saling berciuman.




























Failure . ℅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang