Membosankan

50 39 1
                                    

    Bima sudah duduk di samping kasta sambil memakan beberapa snack, ketika Nagi masuk kedalam rumah. Syara berdiri, afgan pb duduk di atas meja.
 
syara berlalu dari ruangan itu mencari tempat lain untuk tidur. afgan menanyakan kondisi Nagi.

Agas mengunci pintu dengan gembok. Dan mengantonginya.

cowo itu tidak menjelaskan apa pun lalu pergi meninggalkan mereka semua.

Nagi mengikuti kepergian agas.

PB menyikut lengan afgan, afgan sedikit ingin peduli pada Nagi. Tapi sepertinya dia sudah kelelahan . afgan melihat Bima yang sibuk memakan snack dan kasta yang terpejam di samping Bima. Ia ingin mengusir ke dua orang itu, tapi afgan menarik bebarapa kain dan meletakannya di lantai. cowo tinggi itu meletakan tangan sebagai bantal.

Dirinya membolak - balikan tubuhnya ia hampir tidak bisa tidur, mendengar cowo yang duduk di bangku masih sibuk makan.

Nagi berjalan dengan pelan dia tidak melihat kepergian agas. Ruangan begitu gelap kakinya menuruni tangga . Nagi mengambil lilin di sakunya, lalu menyalakannya.

Tangannya meraba - raba tembok, dan akhirnya dia menemukan sebuah pintu.

Nagi tidak bisa membukanya dan di bawah pintu di tahan oleh kayu dan batu atasnya terkunci.

Nagi membukanya pelan - pelan, ia mengintip.
sebenarnya dia ingin memastikan sesuatu yang dia liat di atap tadi.

tidak ada rumah hanya lahan kosong ada jalan yang retak. Nagi berfikir di sebelah mana rumah itu. lalu dia memberanikan diri untuk  keluar dari dalam rumah .

Di luar sungguh gelap, bukan tanah yang dia pijak melainkan aspal. Nagi terus berjalan ke depan tanpa merasa takut ia mengitari rumah dan benar tepat di depan rumah ini ada rumah lain, hanya rumah biasa.

Nagi dengan susah payah mencari lubang yang dia lihat. Dirinya masih penasaran dengan orang - orang yang dia lihat tadi.

Dengan cepat Nagi menemukan lubang itu lalu mengintipnya. Ia melihat beberapa orang normal seperti dirinya sedang duduk dan salah satu dari mereka sedang memakai sesuatu di wajahnya. Dan di antara mereka ada yang sedang diam diam duduk dan entah sedang apa.

Nagi kurang jelas melihat kondisi keluarga rumah ini, karna cahaya di dalam sungguh minim . Tapi yang Nagi herankan ada cairan yang mengalir di bawah kaki orang yang sedang duduk.

Ada suara langkah kaki dari dalam rumah sepertinya Seseorang berjalan , kesana kemari  Nagi hampir terpergok. matanya menjauh dari lubang. Ia menempelkan tubuhnya di tembok. Terlihat mata yang melotot di balik tembok yang melihat keluar.

Jantungnya berdegup dengan kencang, ia hampir bisa mendengar dengan sendirinya.
takut jantungnya di dengar orang dalam.

Telinga Nagi mendengar , dari dalam suara langkah kaki yang semakin dekat ke lubang.

Nagi ingin meninggalkan tempat ini, tapi kakinya menginjak sesuatu. Ia dengan cepat langsung terdiam. Tidak ada reaksi apa pun dari dalam rumah .

Nagi  menaruh tudung jaketnya di kepala, mengepalkan bilah di sampingnya dengan erat.

Gadis itu menutup pintu rapat- rapat tanpa bersuara dan menyalakan api .
Agas dengan cepat menubruk tubuh cewe berambut pendek itu, menyudutkannya di tembok, agas menaruh tangannya di samping Nagi. Matanya seperti menyala - nyala manatap gadis ini diam - diam berada di lantai bawah.

lilin yang Nagi pegang padam, mereka saling beradu pandang.

Suara langkah menuruni tangga terdengar.

Nagi dengan kasar mendorong agas dengan kakinya. ia berlari menjauh dari hadapan agas.
ia berpapasan di tangga dengan cewe berambut pirang, kasta tidak menyapanya dia hanya melihat kepergian Nagi.

Failure . ℅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang