20

103 12 18
                                    

Stevy mengikuti langkah Orion yang membawanya menuju kamar yang akan mereka tempati bersama.

Berulang kali Stevy menelan saliva. Dia merasa sangat gugup. Tapj juga berharap agar Orion tidak akan menyentuhnya lebih dulu kala pria itu belum menyanggupi apa yang telah mereka sepakati. 

Cklek~

Orion menoleh pada Stevy yang berdiri di belakangnya. Dia mengulum seringaian licik. Kemudian mendekat kearah kamar mandi, lalu membuka atasannya. Sehingga Stevy tanpa sadar berteriak karenanya.

"Kyaaaa!!"

Stevy menutup mata saat melihat badan berotot nan sixpac Orion meski hanya dari belakang. Dia juga ikut berbalik badan karena tidak lebih lama menikmatinya.

"Kenapa Lo teriak-teriak kayak orang stres, Centil?"

Tidak ada jawaban yang Stevy berikan. Dia hanya terus menggeleng-gelengkan kepalanya sebagai tanda tidak ingin berbicara. Lebih tepatnya, dia mau menghindar saat ini.

Orion berdecak pelan. Dia melangkah mendekati Stevy yang membelakangi dirinya dan langsung menarik tangannya.

"Kyaaa! Apa yang kamu lakukan!?"

Orion tidak menggubris pertanyaan Stevy. Dia malah terus menarik Stevy untuk masuk ke dalam kamar mandi tanpa peduli dengan pemberontakkan gadis itu.

"Orion!"

"Apa?" sahut Orion, santai.

Dia menutup pintu kamar mandi tanpa melepaskan tangan Stevy. Bukan hanya itu, Orion juga mengambil tas selempang yang Stevy kenakan dan meletakkannya di atas closet yang tertutup.

Sementara itu, tanpa Stevy duga, Orion malah menyalakan shower dan membawa Stevy berdiri dengannya di bawah guyuran air mengalir tersebut.

"Kyaaa! Orion! Kamu keterlaluan!"

"Hahahah."

Orion tergelak melihat ekspresi marah dan tidak suka Stevy akibat perbuatan pria itu.

"Pakaianku basah sekarang."

"Emang iya," sahut Orion, santai. Tanpa sedikitpun melepaskan tangan Stevy. "Gue sengaja. Lo kan belum mandi."

"Aku udah mandi ya pas sebelum ke sini."

Stevy tidak habis pikir dan berulang kali menghela napas. Dia juga mengusap wajahnya yang dialiri air dari atas dengan menggunakan satu tangannya. Agar tetap bisa melihat keadaan.

"Tapi Lo udah kotor lagi setelah balik dari rumah sakit."

"Maksud kamu tuh apa sih?"

Orion tidak memberikan jawaban. Dia menarik tangan Stevy agar kian mendekat padanya hingga tubuh mereka bersentuhan.

"Orion! Jangan macam-macam!" ucap Stevy yang sama sekali tidak terdengar seperti ancaman bagi Orion.

"Kenapa?" tanya Orion balik.

"Kita udah ada surat perjanjian, ya. Kamu enggak akan nyentuh aku kalau mahar yang meliputi semua permintaan aku itu belum kamu penuhi. Kamu harus jadi orang yang menepati janji."

Tarbiyah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang