08

38 5 0
                                    

Harus Orion akui jika memilih menikahi Stevy bukanlah perkara yang mudah untuknya. Namun entah mengapa, dia juga sama sekali tidak ingin mundur dari tantangan Dicky yang sudah terlanjur dia terima.

Jika dia mengakhiri semua ini sebelum dia menyelesaikan tantangannya, maka dia pasti akan dianggap sebagai pengecut selamanya. Dan seorang Orion pantang akan berbuat demikian. Dia lebih baik mengambil resiko, daripada mundur dari challenge itu dan dianggap sebagai pecundang yang kalah sebelum berperang.

“Lo enggak usah ikut campur. Tugas Lo hanya nemenin Gue dan dia. Soal apapun yang terjadi antara kami, Lo diam aja. Paham?!”

Anna hanya mengedikkan bahunya tidak peduli. Dia sama sekali tidak ada niatan untuk ikut campur sejak awal. Lagian bukan hal yang penting juga baginya. Asal dia bisa bebas dan tidak berada di dalam rumah dalam keadaan tekanan dan penuh kebisingan itu.

“Bokap Lo gimana? Masih berhubungan sama wanita murahan itu?”

“Begitulah. Mereka udah nikah siri. Gue muak banget dengan orang-orang kayak dia yang menjadikan agama dan sunnah sebagai pembenaran atas napsu bejatnya itu!”

“Makanya Lo udah enggak pergi ngumpul-ngumpul aneh dan enggak pakai kain pel itu lagi?”

Anna melirik sinis dan tajam pada Orion yang hanya terkekeh seakan sedang mengejeknya itu. Sedang Orion berulang kali menatap kearah Fakultas menunggu keluarnya Stevy sebelum mereka pergi ke KUA untuk mendaftarkan pernikahan. Sesuai dengan salah satu syarat dari Stevy. Gadis itu memang pandai. Dia sama sekali tidak mau menikah jika bukan secara hukum pula. Agar dengan mudah dan aman dia membuat perjanjian atas kesepakatan mereka sebelum ini.

“Gue bingung, dari semua cewek alim yang ada di kampus ini. kenapa harus dia? Lo tahu sendiri, resikonya besar,” ujar Anna, seraya ikut menghirup nikotin yang ada di dashboard mobil Orion dan menyulut apinya melalui rokok milik Orion.

“Jangankan Lo. Gue juga enggak habis pikir. Kenapa harus dia. Masalahnya, gue juga malas berurusan sama para sultan dan polisi brengseknya itu!”

Mendengar itu, Anna tertawa. “Kayaknya ini memang karma buat Lo. Gara-gara Lo, menantu mereka kan meninggal.”

Orion mendengus sedikit kasar. “Bodoh Lu, An. Gue kira Lo udah tahu.”

“Maksud Lo?” Anna mengerutkan kening. Tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Orion, “Jangan bilang—”

“Ya. Semua berita kematian itu palsu. Malik dan Fattah tidak benar-benar meninggal. Mereka selamat.”

“Are you seriously?!” Anna menganga tidak percaya. Namun dengan mudahnya, Orion mengangguk membenarkan. “Dari mana Lo tahu?”

“Satu bulan yang lalu, Gue lihat Fattah. Awalnya, gue kira itu cuma halusinasi. Tapi nyatanya benar-benar dia. Bahkan Gue lihat dia nganterin adiknya kuliah ke sini. Dan setelah Gue minta Leo untuk cari tahu, semuanya terkuak. Mereka diselamatkan oleh kakek dari Malik sendiri yang merupakan seorang sultan di Arab.”

“Itu sebabnya Lo enggak mau berurusan dengan mereka lagi?”

“Ya. Malik terlalu kuat sekarang. Lagian, Gue udah enggak terlalu berminat berurusan sama mereka lagi.”

Tarbiyah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang