Part 17. Kemelut Menerpa Cinta

290 23 10
                                    

Assalamualaikum..
Selamat pagi, Gais
Habiba dan Anev update lagi nih..

Cerita ini Insya Allah bakal selesai di Part 30
Jadi, ikuti terus yaa sampai tamat.
Bacanya jangan loncat-loncat loh, nanti nggak ngerti sama ceritanya.

Ok Gais, boom vote sama komen dulu yuk biar rame, kalo rame bakal update lebih sering, hehe..

Selamat membaca :) 😘


Selamat membaca :) 😘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

“Kenapa kamu harus menjawab seperti itu di depan orang tuaku, Mas? Kenapa tidak terus terang saja?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kenapa kamu harus menjawab seperti itu di depan orang tuaku, Mas? Kenapa tidak terus terang saja?”

“Aku tidak ingin membuat mereka cemas. Aku juga tidak ingin merepotkan ayah dan ibu. Biarkan aku yang mengurus ini dan hanya kamu yang perlu tahu.”

Tidak ada sahutan dari bibir tipis Habiba. Wanita itu berdiam diri di tengah kamar. 

Anev mengatakan pada Kariman dan Ruminah, bahwa ia telah mendapatkan pekerjaan di salah satu perusahaan yang teletak tak jauh dari rumah. Kebohongan tersebut membuat Habiba bersedih.

Anev tersadar dengan tatapan istrinya yang terlihat sendu. Kakinya pun bergerak mendekat.

Setibanya di depan Habiba, Anev merengkuh tubuh yang masih berdiam. Memeluknya penuh kelembutan. Ia ingin mengobati apapun yang Habiba rasakan di tengah kemelutnya situasi. “Aku minta maaf kalau kamu marah. Aku berjanji akan secepatnya mencari pekerjaan pengganti supaya tidak menjadi pendusta di depan ayah dan ibu.”

“Aku mengizinkanmu untuk mencari pekerjaan apapun, yang terpenting halal.” Habiba bersuara setelah sekian detik berada di dalam dekapan hangat suaminya. Kedua tangannya membalas pelukan.

“Insya Allah. Aku pasti akan mencari pekerjaan yang halal, Sayang.”

“Jangan mempermasalahkan dengan gaji yang kecil, Mas.”

Anev tersenyum tipis. Gajil kecil tidak masalah? Bagaimana cara Anev nantinya membayar dua satpam dan dua asisten rumah tangganya? Haruskah ia memberhentikan mereka?

AGZANEV (Membersamai Hijrahnya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang