𝗔𝘀𝘀𝗮𝗹𝗮𝗺𝘂𝗮𝗹𝗮𝗶𝗸𝘂𝗺, 𝗕𝗶𝗯𝗮 𝗔𝗻𝗲𝘃 𝗹𝗼𝘃𝗲𝗿𝘀 🤗
𝗝𝗮𝘄𝗮𝗯 𝗻𝗴𝗴𝗮𝗸?! 😒
𝗘𝗵𝗲𝗵𝗲, 𝘀𝗲𝗹𝗮𝗺𝗮𝘁 𝗱𝗮𝘁𝗮𝗻𝗴 𝗱𝗶 𝗽𝗮𝗿𝘁 19
𝗦𝗘𝗠𝗢𝗚𝗔 𝗞𝗔𝗟𝗜𝗔𝗡 𝗦𝗨𝗞𝗔
❤️❤️
...
Langit di atas bumi masih gelap. Dahan-patera pepohonan tertiup oleh angin hingga menimbulkan bunyi gemerisik.
Adzan subuh mulai berkumandang. Terdengar tidak begitu jauh. Anev tersadar dari lelapnya yang sempat merenggutnya ke alam mimpi.
Mata Anev membuka. Telinganya dipenuhi lafadz adzan subuh yang menggema di sekitar kampung yang ia masuki beberapa saat lalu.
Anev menyadari dirinya masih berada di dalam mobil yang berhenti di halaman rumah kakeknya. Ia sengaja tidur di sana tanpa membangunkan istrinya agar bisa beristirahat sejenak. Anev juga membiarkan kakek dan neneknya tidur tanpa diusik oleh kehadiran mereka berdua yang mendadak.
Kepala Anev menoleh ke kiri. Penglihatannya menangkap seorang wanita cantik. Habiba masih terlelap.
Apakah Habiba mempunyai kebiasaan tidur terlalu pulas? Di saat berada di tengah-tengah rumah kebakaran pun tidak sadar. Sekarang pendengaran mereka dikepung oleh suara adzan satu kampung masih juga belum terbangun?
Tangan Anev menyapa kulit wajah wanita di sebelahnya. Jemarinya menari beberapa saat hingga tidur Habiba mulai terusik.
Lenguhan lirih membuncah dari bibir tipisnya. Habiba menggerakkan kelopak matanya, lalu membuka mata.
"Sudah pagi, Sayang. Kita turun sekarang. Sepertinya Kakek dan Nenek sudah bangun." Anev berkata.
Dahi Habiba mengernyit bingung. "Mas, kita sudah sampai?" Matanya melihat pekarangan rumah yang diterangi oleh lampu redup.
"Iya. Ini rumah Kakek ada di kampung."
"Apakah Kakek dan Nenek sudah bangun?" Habiba memastikan.
"Sepertinya sudah."
"Apa mereka bangun untuk pergi ke mushola?"
Anev menahan senyum sembari mengembuskan napas panjang. "Kakek sama Nenek non muslim. Mereka bangun pagi-pagi untuk persiapan mencari pakan ternak. Ayo keluar."
KAMU SEDANG MEMBACA
AGZANEV (Membersamai Hijrahnya)
Romance𝑩𝒆𝒓𝒉𝒂𝒓𝒂𝒑 𝒌𝒆𝒍𝒂𝒌 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒌𝒂𝒉 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒍𝒆𝒍𝒂𝒌𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒊𝒎𝒃𝒊𝒏𝒈𝒏𝒚𝒂, 𝒔𝒆𝒃𝒖𝒂𝒉 𝒌𝒆𝒋𝒂𝒅𝒊𝒂𝒏 𝒋𝒖𝒔𝒕𝒓𝒖 𝒎𝒆𝒎𝒂𝒌𝒔𝒂 𝑯𝒂𝒃𝒊𝒃𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒌𝒂𝒉 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒑𝒓𝒊𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒏𝒂𝒎𝒂 𝑨...