Minggu, 23 Januari 2022
Minggu pagi selepas Andika turun piket, dia segera meluncur ke kediaman Ratih, ibunya.
Sudah sejak kemarin Ratih kerap menyuruh Andika untuk mengunjunginya karena rindu katanya.
Jelas Andika tahu kalau itu hanya alibi ibunya saja untuk menutupi alasan sebenarnya, yang tak lain adalah menyuruh Andika untuk cepat menikah.
Andika kadang merasa heran dengan ibunya. Usia dirinya saja baru 25 tahun tapi sudah dikejar-kejar layaknya dia sudah berusia 45 tahun.
Apa dipikir ibunya, mencari perempuan itu seperti mencari bunga liar yang bisa ditemui di mana saja, bahkan di pinggir jalan sekalipun.
Tentu saja Andika juga ingin mendapatkan seorang perempuan yang bisa dia seriusi, tapi sampai pacar terakhirnya pun, mereka semua tidak ada yang sanggup mengimbangi Andika dan pekerjaannya.
***
Andika sudah berada di rumah ibunya dan seperti dugaannya sang Ibu kembali meminta Andika untuk mencari perempuan yang serius.
Andika hanya bisa mengiyakan tanpa membantah. Hingga saat Ratih sudah pergi dari hadapannya, Agung sang Adik datang menghampiri dengan cengiran lebar di wajahnya.
Agung mendekati Andika yang sedang duduk di sofa tengah sembari mengamati sebuah nama baru di dalam buku kontak teleponnya.
"Abang, mau gue kenalin sama temen tongkrongan club gue ngga?" tawar Agung bersemangat.
Andika mengalihkan perhatiannya melihat adik kandungnya yang super menjengkelkan.
"Lo masih suka nongkrong di club itu?" tanya Andika mengalihkan pertanyaan
Agung melengos lalu berdecak kesal.
"Ya elah, Bang. Gue di sana juga ngga ngga berbuat macam-macam. Cuma seneng-seneng doang.
"Jangan kolot amatlah, Bang. Ngga semua orang yang suka nongkrong di club itu selalu identik sama yang negatif. Banyak juga kok yang ke sana memang buat cari hiburan setelah cape sama rutinitas mereka."
Agung yang semula berniat ingin mengenalkan temannya, beralih menjadi pembela kaum generasi muda yang mencari hiburannya di dalam club.
Andika hanya manggut-manggut tanpa memberi jawaban apapun.
Setelahnya, Agung kembali meneruskan niatnya dan bertanya kepada Abang yang berselisih 4 tahun dengannya.
"Lo cari perempuan yang kaya gimana, Bang? Yang sholeha, muslimah khas ukhti gitu atau yang biasa aja?" cecar Agung sebelum dia mempromosikan temannya.
"Yang jelas, bisa menerima Abang lengkap satu paket dengan pekerjaan Abang juga. Bukan cuma lihat kerennya seragam dari profesi Abang doang, lagian sehari-hari juga Abang ngga pernah pakai seragam, kan," jawab Andika.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO, MR. POLICE (END)
RomanceAlur ringan Nasib sial menimpa seorang Andika Barata, anggota Reskrim yang tengah menyamar. Dia bertemu dengan Nala, karyawati swasta yang hobby menikmati dunia malam alias dugem. Selain suka dunia malam, Nala juga kerap bergonta ganti pacar dengan...